Terlalu baik

1.5K 160 2
                                    

🏘️

🎥 flashback 🎥

"Jadi Chan denger omongan kita waktu itu Han?" Tanya bang jae yang terkejut dengan cerita Han.

"Iya bang, kayanya adek balik lagi waktu itu.. setelah itu, dia pergi ke panti dan nangis di sana, pas shua jemput ke sana dia lagi istirahat dan dilihat wajahnya juga abis nangis" jelas mas Han, mas shua mengangguk membenarkan cerita mas Han. Bang Cheol masih sibuk dengan tugasnya.

"Han, terus gue harus gimana nih sekarang... gue tau banget kalau dia anaknya nggak enakan.. pasti dia nyalahin diri sendiri deh.." ucap bang jae cemas,

"Bang, coba di omongin aja nanti baik-baik sama Chan nya.." nasihat mas shua kepada bang jae, bang jae kemudian menyeruput minumnya sedikit.

"Yaudah, Abang mau ngobrol sama Chan dulu deh" ucap bang jae sambil beranjak meninggalkan ruangan itu.

Setelah bang jae keluar ruangan, ia berpapasan dengan kak nu yang baru datang dan mau masuk ke ruang kerja bang Cheol.

"Dari mana nu? Rapih banget" tanya mas Han,

"Tadi nu udah izin Abang ko mas, nu abis ketemu sama kenalan nu yang psikolog mas" ucap kak nu,

"Jadi gimana nu?" Tanya bang Cheol beranjak mendekat, lalu ketiganya berkumpul di sofa ruangan itu.

"Bisa mas, dan prof na juga menyanggupi.. tapi dengan syarat, tidak ada paksaan dari pihak manapun.. jadi harus murni kemauan adek untuk mengobati mental nya" jelas kak nu, tiga sulung itu mengangguk paham.

"Tugas kita saat ini berarti ngebujuk adek buat mau untuk periksa kesehatan mentalnya" ujar mas shua,

"Jangan sekarang, pekan depan adek ada ujian Tengah semester di sekolahnya" bang Cheol menyela pembicaraan,

"Tau dari mana bang?" Tanya mas Han heran, pasalnya abangnya itu biasanya tidak tahu menahu soal kegiatan belajar adiknya. Biasanya mas shua yang paling update tentang itu, tapi ia juga malah ikut bingung.

Abang menggelengkan kepalanya sambil beranjak ke arah pintu,

"Mau kemana bang?" Tanya kak nu,

"Mau liat adek sama bang jae" jawab Abang lalu pergi, mas Han dan mas shua tidak mau ketinggalan tentang itu. Mereka langsung mengekor Abang sampai ke kamar Chan.

"Abang!" Ketiga sulung itu terkejut mendengar teriakan Chan dari dalam kamarnya, pintu Chan tidak tertutup rapat setelah bang jae masuk tadi. Ketiganya memutuskan untuk mengintip apa yang terjadi,

Setelah itu mereka dibuat bersedih dengan pernyataan si bungsu yang benar-benar selalu menyalahkan dirinya sendiri, hati mereka sakit. Dan mereka pun tak dapat membendung air mata mereka.

🎥 flashback off 🎥

~~~~~

🏫

"Kwan dan sol semangat ujian nya" ucap Abang Cheol menyemangati, hari ini bang Cheol yang mengantar mereka bertiga.

"Siap Abang, terimakasih" jawab Kwan, sol hanya tersenyum dan mengangguk.

"Adek juga semangat ya" ujar Abang sambil menatap Chan, Chan tersenyum dan mengangguk pasti.

"Kalau ada apa-apa bilang sama kak kwan atau kak sol aja, kalau nggak berani bilang sama Abang" nasihat Abang membuat kak Kwan dan kak sol sedikit bingung,

"Ada apa memangnya bang?" Tanya Kwan heran,

"Ihk, nggak akan Abang, nggak apa-apa kok" Chan menyela saat Abang akan memberi jawaban untuk pertanyaan kak Kwan,

The warmth | Lee Chan Dino Seventeen Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang