🎥 flashback 🎥🧳🚗
Abang yang tidak mendapatkan kabar jelas tentang siapa adiknya yang masuk rumah sakit, segera bergegas pulang di pagi harinya. Ia benar-benar tidak tenang, keadaannya kacau. Daripada ia melampiaskan kemarahannya kepada adik-adiknya yang tidak memberinya kabar, lebih baik ia bertindak untuk segera pulang dan memeriksanya sendiri.
Walau dalam keadaan lelah, karena malamnya ia bergadang untuk menyelesaikan tugas-tugas yang tersisa, ia berusaha menyanggupi untuk segera pulang dan tak sempat memeriksa ponselnya lagi.
Abang pulang lebih cepat dari rencana karena ia sangat khawatir dengan adik-adiknya.
Sebenarnya sejak awal ia mengendarai mobil dengan kencang, tetapi sesampainya di daerah perkotaan mobil berjalan berangsur perlahan. Tetapi, saat itu Abang yang sudah sangat kelelahan tidak menyadari bahwa lampu hijau sudah berubah menjadi merah. Hingga tak dapat di elakkan ada mobil dari arah lain yang melaju. Dan terjadilah apa yang telah terjadi.
Mobil Abang terseret ke sisi jalan dan kembali bertabrakan dengan tiang lampu lalu lintas dan fire hydrant.
Abang dengan keadaan yang cukup lemah itu, pandangannya mengabur. Ia pingsan. Bahkan saat orang-orang berkumpul untuk melihat keadaannya ia tak menyadarinya.
Supir mobil yang menabrak Abang segera menghubungi ambulans, dan menunggu hingga ambulans tiba. Setelah memastikan bahwa Abang sudah di angkut ke rumah sakit. Sang supir lalu menghubungi polisi.
🎥 flashback off 🎥
🏥
"Adek.." panggil seseorang setelah pintu terbuka. Chan yang melihat itu langsung berdiri,
"Abang.." lirihnya lagi, mata yang sudah kering kembali membasah saat melihat kedatangan kedua abangnya itu. Bang Kyeom segera memeluk Chan, bang Gyu pandangannya terpaku pada orang yang terbaring di ranjang. Ia menundukkan pandangannya, berusaha menahan air matanya yang hendak keluar.
Tak lama pintu kembali terbuka, mas Han dan kak nu yang sudah bertemu dengan bang Jun dan bang Ochi masuk ke dalam ruangan. Pemandangan yang kembali mengiris hati mereka, setelah mendengar kabar mengejutkan itu dan sekarang ia melihat si bungsu yang terisak di dalam pelukan bang Kyeom.
Mereka yang berada di ruangan itu hening, tidak menimbulkan kegaduhan. Bahkan untuk berbicara pun mereka menahannya, kali ini masing-masing dari mereka hanya meluapkan perasaan mereka dengan menangis dan memeluk satu sama lain untuk saling menguatkan, berharap badai ini segera berlalu.
~~~~
Mas shua berjalan dengan pandangan kosong, pikirannya entah memikirkan apa."Mas,.. mas nggak apa-apa kan?" Tanya kak Hao kepada mas nya itu, kak Hao dan kak Kwan sudah sampai di rumah sakit dan bertemu dengan mas shua yang habis membeli minum untuk adik-adiknya. Kak sol memutuskan untuk menemani bang uji di rumah, yang tidak bisa berada di rumah sakit.
"iya dek.. mas nggak apa-apa.." jawab mas shua dengan tersenyum tipis, kak Kwan yang melihat itu langsung menggenggam tangan mas shua.
"Mas.. jangan sedih.." ucap Kak Kwan menenangkan mas shua, mas shua kembali tersenyum tipis. Ia sedang berusaha bertahan untuk tidak sedih, tapi rasanya ia tak dapat menyembunyikan kesedihannya itu dari adik-adiknya.
Sampailah mereka ke ruangan Abang, di dapatinnya semua tengah berkumpul di sofa yang tersedia. Pandangan mereka terpaku pada layar ponsel yang menampilkan detik-detik kecelakaan Abang. Mereka semua terfokus dengan itu, tanpa menyadari ada satu orang yang sudah merasakan sesak di dadanya dan kepala yang berdenyut pening.
KAMU SEDANG MEMBACA
The warmth | Lee Chan Dino Seventeen
Fanfiction"Terimakasih adek sudah bertahan" -Bang Cheol "Mas bangga sama adek" -Mas Han "Adek, kamu hebat" -Mas shua "Ayo kita buat kenangan indah bersama" -Bang Jun "Adek, Abang ada disini" -Bang Ochi "Jangan sakit, nanti Kaka khawatir" -Kak Nu "Adek, ayo k...