Badai tiada henti

1.7K 142 1
                                    

🏡

Bang jae
"Iya Chan, take your time, jangan lupa istirahat juga yaa.."

You
"Siap Abang, terimakasih banyak"

Pesan singkat dari bang jae membuat Chan sedikit bersemangat. Hari ini, Chan nggak pergi ke kafe bang jae. Ia lalu memarkirkan sepeda nya di halaman rumah panti yang sederhana itu. Chan rindu ingin bertemu ibu panti. Setelah ia masuk ke dalam, ia disambut meriah oleh adik-adik di panti itu.

"Abang Chan...!!" seketika ruang tengah panti itu menjadi hiruk pikuk dengan kedatangannya. Saat Chan masuk, semuanya sedang asyik dengan rutinitas mereka. Ada yang membaca buku, bermain dan lainnya. Sesaat setelah Chan masuk, mereka berhamburan memeluk Chan dari segala arah. Bahkan ada yang langsung mengambil sekantong Roti yang Chan bawa untuk mereka.

"Abang nya disuruh duduk dulu dong, anak-anak" ucap ibu panti dari arah meja makan tidak jauh dari tempat Chan berdiri sambil tersenyum ke arah Chan. Anak-anak itu hanya terkekeh ringan.

"Abang, aku mau rotinya ya bang" ucap salah satu anak panti yang mengambil sekantong Roti tadi. Chan hanya tersenyum mengangguk, sedetik kemudian anak-anak kembali berhamburan berlari ke arah roti tersebut. Sekali lagi Chan hanya bisa tersenyum bahagia melihatnya.

Ia beranjak mendekati ibu panti yang sedang menyiapkan sarapan, membantu menata makanan di atas piring mereka.

"Kamu sehat nak?" Tanya Bu panti, dengan sikapnya yang tidak pernah berubah. Ya, kelembutan seorang ibu. Bahkan kepada Chan yang sebenarnya sudah lama keluar dari panti itu. Chan hanya mengangguk tanpa menatap mata sang ibu.

Ibu sangat mengenal Chan, memang Chan sangat sering berkunjung ke panti. Tapi terkadang dengan suasana hati yang tidak baik-baik saja.

"Kita sarapan dulu ya" ucap ibu menenangkan satu putranya itu. Sambil mengelus punggungnya lembut.

~~~~~

🏡

Semilir angin berhembus menyapa Surai dua orang yang sedang duduk di bangku taman belakang panti. Sang ibu, menatap lekat kepada putranya itu. Yang di tatapan hanya menundukkan pandangan dan bermain jari.

Melihat hal itu, sang ibu mulai mengelus lembut tangan yang bermain itu. Membiarkan putranya memulai pembicaraan terlebih dahulu.

"Chan kangen mamah.." lirihnya. Sang ibu hanya tersenyum pahit mendengar nya.

"Sekarang mamah sudah di tempat yang nyaman, Chan jangan sedih.. sekarang pun Chan sudah hidup lebih baik.." setelah itu, Chan mulai meneteskan air matanya. Chan bersyukur karena di mata ibu nya, Chan terlihat baik-baik saja.

Keheningan berlangsung, hanya ada suara angin yang berhembus. Ibu membiarkan putra nya tenggelam dalam Isak tangis itu.

🎥flashback🎥

Dulu, Chan pernah tinggal di panti. Ibu yang membawanya. Karena saat itu, Chan ditemukan tergeletak di pinggir jalan dengan Luka di tangan dan kakinya, juga dengan pakaian yang sangat berantakan. Ibu dengan panik nya membawanya, hingga lupa membawa belanjaan yang baru saja di beli nya.

"Yeon, ibu minta tolong ambilkan kotak P3K nya nak" titah ibu, pada anak seusia Chan itu. Ia mengikuti perintah ibunya.
Setelah di obati, Chan dibiarkan beristirahat di kamar Yeon.

"Ibu, dia siapa?" Tanya Yeon penasaran, ibu tersenyum sambil menyamakan tinggi nya dengan Yeon.

"Dia keluarga baru kita, ibu harap Yeon bisa berlaku baik ya sama dia" jawab ibu sambil mengelus pundak Yeon.

"Waahh.. asyik, Yeon bakal punya saudara baru.. Yeon boleh ajak dia main ya ibu?.." serunya senang.

"Iyaa, boleh.. tapi tunggu dia bangun dan keadaan nya membaik dulu yaa" nasehat ibu yang dijawab dengan anggukan oleh Yeon.

"Baik ibu.." jawabnya bersemangat

~~

Setelah dua hari keberadaan Chan di panti, dia belum mau makan. Dan tidak mau diajak berbicara, juga takut kepada penghuni panti, Kecuali ibu. Ibu yakin bahwa Chan memiliki trauma terhadap orang baru. Ibu mengetahui nama Chan setelah melihat name tag di baju yang dipakainya saat di temukan.

Hari ini, ketika ibu hendak membawa Chan ke rumah sakit untuk diperiksa. Tiba-tiba, Yeon datang dengan membawa boneka kecil berbentuk berang-berang. Memang selama dua hari ini, hanya Yeon yang masih berani menghampiri chan kecil itu. Merayu nya untuk makan dan keluar kamar untuk bermain.

"Chan lihat, Yeon bawa apa untuk kamu!" Seru nya senang, sambil berusaha naik ke atas tempat tidur Chan.
Chan yang biasanya tidak menghiraukan ocehannya, tiba-tiba membelalakkan matanya.

"Chandal.." lirihnya pelan, sambil berusaha meraih boneka kecil itu dengan kedua tangannya. Ibu dan yeon yang baru pertama mendengar suara anak kecil itu, tertegun senang.

"Iya ini chandal.." jawab Yeon, semakin senang.

"Bang.. mas.. kak..." suara Chan kembali terdengar dengan Isak tangisnya. Ibu dan yeon yang panik berusaha menenangkan Sambil mengelus lembut punggungnya.

"Chan nanti, kita main Sama chandal yuk.." hibur yeon. Chan yang merasa sangat berterima kasih itu memandang wajah Yeon, lalu mengangguk. Yeon senang sekali, akhirnya Chan menerima ajakan nya.

"Tapi sebelum itu, Chan harus habiskan dulu makanan nya" Chan langsung memandang piring yang sedang dipegang ibu. Lalu kembali mengangguk kecil. Ibu pun menjadi senang, Karena Chan sudah mau makan dan merespon orang lain.

Setelah itu hari-hari berjalan seperti biasanya, tak terasa waktu berlalu. Satu tahun lamanya, Yeon dan Chan menjadi sahabat dekat. Menjadi anak-anak yang selalu menyebarkan kebahagiaan bagi semua penghuni panti.

Sampai suatu hari, badai kembali menyerang kebahagiaan si kecil Chan. Kecelakaan menimpanya, yang membuat dia mendapatkan benturan di kepalanya dan di diagnosis mengalami amnesia.

"Semua gara-gara Yeon.." lirih Yeon di sela-sela isak tangis nya. Ibu memeluknya erat, sambil menahan air mata yang mengalir tanpa permisi.

"Nggak Yeon, ini udah ketentuan takdir.. Yeon nggak boleh menyalahkan diri sendiri" ibu menenangkan sambil mengelus pundak si kecil Yeon.

Sebelum kejadian itu, Yeon dan Chan sedang bermain bola dengan anak-anak di panti. Saat bagian Yeon menendang bola, chan berusaha menangkap nya dan mengejar hingga ke tepi jalan. Tapi tanpa disadari ada mobil dengan kencang nya melaju ke arah Chan. Maka terjadilah peristiwa yang telah terjadi.

Ketika Chan sudah di pindahkan ke ruang rawat inap, ibu menatap nya lekat-lekat.

"Chan, kenapa semua harus kamu yang mengalami, belum lama ibu merasakan kebahagiaan setelah kedatangan mu... kenapa harus kamu lagi.. Chan kamu anak kuat"

Setelah itu, kehidupan mereka kembali di mulai dari awal, berusaha saling mengenal kembali. Dan ingatan Chan sebelum dia datang ke panti telah hilang. Yang dia tau saat ini hanya boneka berang-berang kecil, satu benda yang bisa membuatnya kembali bertemu dengan keluarganya. Ibu bertekad untuk menjaganya sepenuh hati, dan tidak akan membiarkannya kembali merasakan sakit.

Walau pada akhirnya tekad itu, dipatahkan oleh dirinya sendiri. Saat mamah dan papah orang tuanya Chan membawanya keluar dari panti. Untuk tinggal di rumah yang berada di ambang pintu, neraka dan surga.

Mamah adalah surganya Chan, dan papah adalah neraka baginya.

🎥 flashback off 🎥

The warmth | Lee Chan Dino Seventeen Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang