Kembali

756 92 9
                                    

🏘️

Semua orang kini telah menggunakan pakaian yang sangat rapih, keluarga Winata menunda seluruh jadwal pribadinya pada hari itu untuk bersama-sama pergi ke pengadilan.

"Abang, kita jemput adek dulu atau langsung kesana?" Tanya bang Gyu,

"Kita ketemu di sana ya, nanti Chan berangkat bareng kakek sama bang jae dan lainnya" jawab Abang,

Mereka mengangguk mengerti,

"Ayok bang kita berangkat sebelum kesiangan " ujar mas Han yang di setujui oleh Abang dan Adik-adiknya.

~~~~~

⚖️

Semua telah bersiap untuk memulai persidangan, tinggal beberapa menit lagi akan di mulai. Tapi keluarga Winata masih belum bisa duduk tenang.

"Abang, gimana ini?" Tanya Bang kyeom khawatir,

"Sebentar ya dek.. mungkin macet" jawab bang cheol sambil sesekali melihat arlojinya,

'Ting'

Suara ponsel berdenting, membuat Abang segera merogoh kantong untuk memeriksa ponselnya.

Setelah membaca beberapa baris pesan, Abang melihat ke arah pintu masuk.

"Dek, kalian di sini dulu ya.." ujar abang, setelah itu ia bergegas pergi.

"Ada apa?" Tanya mas Han, bang kyeom yang tidak tau kemana Abang pergi hanya bisa menggeleng pelan.

~~~~~

"Adek" panggil Abang sesampainya di depan ruangan,

"Cheol.." lirih bang jae,

"Gimana ini?" Tanya bang Hui,

Bang cheol segera memeriksa keadaan Chan yang tengah berjongkok dan memegangi dadanya erat.

"Acaranya udah mau di mulai, lebih baik kalian masuk duluan aja" ucap bang cheol kepada kakek dan yang lainnya.

Mereka mengangguk mengerti, lalu meninggalkan Chan bersama bang jae dan bang cheol.

"Adek.. hey.." panggil Abang pelan, berusaha menarik perhatian Chan agar tidak terfokus pada rasa sakitnya.

"Adek kenapa?" Tanya bang cheol,

"Bagian mana yang sakit?"

Chan masih terdiam, sedikit meringis merasakan degup jantungnya yang berdetak lebih cepat dari biasanya.

"Adek coba lihat Abang" ujar bang cheol sambil menangkup pipi Chan,

Chan mengangkat pandangannya, menatap mata yang sudah lama tak ia temui.

"Abang.." lirihnya, bang cheol tersenyum. Ia lalu mengusap air mata yang mulai berjatuhan di pipi Chan.

"No.. no.. Adek kuat" bujuk bang cheol saat menatap mata sendu itu sambil tersenyum,

"Ada Abang di sini, Abang mas dan kakak yang lain juga ada di sini"

"Kita selesaikan ini ya.. setelah itu, kita pulang" bang cheol memberikan keyakinan kepada si bungsu.

"Abang!" Teriakan bang Ochi, mengalihkan perhatian semua orang ke arahnya.

Bang ochi yang melihat masuknya kakek dengan bang Hui dan bang joe tanpa ada Chan dan bang cheol segera bergegas meninggalkan ruang sidang.

Ia sedikit berlari menghampiri ketiganya,

"Ada apa?" Tanya bang Ochi sambil memegang pundak Chan erat, pertanyaannya tadi hanya mendapat senyuman tipis dari Abang dengan menatap Chan dalam.

The warmth | Lee Chan Dino Seventeen Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang