Janggal

1.5K 151 5
                                    

⛺⛱️

"Adek semalam tidur dimana bang?" Tanya kak nu ke Abang yang sedang menyiapkan sarapan untuk adik-adiknya,

"Tidur sama Abang, tadi malam pas balik ke tenda kalian, udah nggak muat tempatnya" jawab Abang sambil tersenyum miring, kak nu tersenyum malu. Ia ingat semalam ia tidak sengaja tertidur dengan Kwan saat menunggu Chan masuk ke tenda,

"Sekarang adeknya mana bang?"

"Lagi di bangunin mas Han, tadi mas Han baru pergi ke tenda" kak nu mengangguk paham mendengar jawaban Abang.

~~~

Mas Han mengelus-elus pipi si bungsu, ia sangat bersyukur dan senang dengan kehadiran Chan di sisinya. Walau mas Han punya sepuluh adik lainnya yang sangat ia sayangi, tapi Chan sedikit berbeda. Karena mas Han pernah kehilangannya dan tidak ingin hal itu terjadi lagi, tak jarang kasih sayang mas Han berlebihan dan terkadang membuatnya terkesan galak di mata Chan. Mas Han hanya ingin Chan mengerti, bahwa mas Han sangat mengkhawatirkannya dalam setiap keadaan.

"Hmm.. mas" ucap Chan ketika membuka matanya lalu menggeliatkan badannya, mas Han tertawaan kecil melihatnya

"Adek, ayo bangun.. semua udah pada bangun, tinggal adek yang masih tidur" seketika Chan langsung bangun terduduk,

"Eh.. sebentar. Nyawanya di kumpulin dulu dong dek" cegah mas Han, sambil menahan badan Chan yang ingin langsung berdiri. Chan mengangguk pelan, dan mas Han benar-benar hanya bisa tertawa melihat hal itu.

~~~

Semua anggota keluarga winata sibuk dengan aktivitas di pantai. Ada yang bermain banana boat, bermain jet ski, bermain musik di pinggir pantai dan ada yang menikmati makanannya.

"Huh, Chan kan pengen main air juga" Chan mendengus kesal dengan tangan di dadanya dan tubuh yang bersandar di kursi.

"Udah sih Chan disini aja, kamu pesen makanan apa aja deh. Nanti kan di bayar abang. Nggak usah nyari penyakit" omel bang Kwan yang masih sibuk menyantap kue-kue yang di pesan nya. Chan semakin cemberut melihat itu. Bang Jun yang ada di samping Chan mencubit pipinya pelan.

"Adek, nanti kita main nya ya" bujuk kak nu yang sedang berkutat dengan ponselnya. Menyelesaikan panggilan-panggilan telepon yang sudah berdering sejak pagi. Yap, bahkan saat liburan keluarga pun kak nu tidak lepas dari pekerjaan. Sangat melelahkan memang, tapi jujur kak nu senang melakukan pekerjaan yang sangat ia sukai itu.

Chan masih belum selesai dengan agenda merajuknya, sampai ka nu benar-benar selesai dengan urusannya. Kak nu tertawa kecil melihat Chan yang masih konsisten dengan gaya duduknya sejak tadi.

"Adek katanya pengen main air, yuk sama kakak. Tapi kita main dari pinggir aja ya" ajak kak nu, Chan menoleh ke arah ka nu.

"Nggak boleh naik banana boat?" Tanya Chan, kak nu menggeleng.

"Naik jet ski?" Tanyanya lagi, tapi hanya mendapat gelengan dari kak nu.

"Naik perahu?" Ia masih berusaha, kak nu berfikir sejenak lalu ia mengangguk.

"Beneran? Oke.. Ayo kita naik perahu!" Ucap Chan bersemangat, meloncat kegirangan. Kak nu menarik tangan Kwan, ia berinisiatif untuk mengajaknya juga.

"Nggak kak, terimakasih. Kwan masih di perlukan di sini" ucapnya sambil menunjuk isi meja, bang Jun dan kak nu tertawa melihat itu.

"Kak nu! Ayoo!" Teriak Chan yang sudah lebih dulu berjalan, kak nu menggeleng ringan.

"Iya adek, sebentar" kak nu pun berlalu meninggalkan bang Jun dan Kwan.

~~~

The warmth | Lee Chan Dino Seventeen Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang