Malam yang panjang

997 121 3
                                    

🏥🛌🩺

"Okey, Hao kamu tenang dulu ya dek.. sekarang istirahat dulu, semoga besok udah baik-baik aja dan kembali kaya biasanya.. Good night adek, mimpi indah ya" ucap bang Jun, setelah itu ia menutup teleponnya.

"Gimana bang?" Tanya kak nu yang sedang duduk di samping ranjang Abang.

"Kacau nu.. kayanya ada salah paham deh antara mas Shua sama Ochi, sampai akhirnya mas Han marah. Kwan sama sol sekarang lagi di kamar Hao, mereka nangis. adek-adek yang lain lagi nenangin diri di kamar masing-masing karena mas Han nyuruh istirahat" jelas bang Jun sambil beranjak ke sofa tempat Chan berbaring, kak nu tersenyum pahit lalu menundukkan pandangannya.

"Adek.. kamu masih belum mau terbuka sama kita ya?" Tanya bang Jun pelan kepada Chan yang sebenarnya tengah terlelap tidur, setelah banyak bujukan yang bang Jun dan kak nu lakukan. Ia mengusap pelan rambut adiknya itu.

Masih ada hal-hal yang belum mereka ketahui, walau sebenarnya dengan berjalannya waktu semua terlihat juga. Bukankah kalau adik bungsunya itu bercerita akan lebih baik?

Tapi di sisi lain, mereka juga tak dapat memaksakan hal itu. Adik mereka masih memiliki ingatan-ingatan buruk di masa lalunya. Dan untuk menceritakannya kembali bukanlah hal mudah.

Jemari tangan yang tersambung selang infus perlahan bergerak. Sosok yang terbaring di ranjang rumah sakit itu membuka matanya perlahan.

"Abang.." ucap kak nu seraya bangkit dari duduknya, bang Jun yang mendengar itu segera mendekati keduanya.

Bang Cheol sedikitnya mendengar suara kak nu, walaupun ia masih berusaha memfokuskan pandangannya.

"Nu.." lirihnya,

"ini dimana?" Tanya nya pelan saat matanya sudah sempurna terbuka.

"Abang di rumah sakit bang.. Abang kecelakaan" jawab kak nu, saat mendengar itu bang Cheol berusaha bangun tapi tertahan karena kepalanya sakit.

"Abang mau apa? Jangan banyak gerak dulu.." ujar bang Jun khawatir,

"Jun.. nu.. siapa.. siapa yang kemarin ke rumah sakit?" Tanya Abang,

"Sebentar ya bang.. nu harus hubungin dokter dulu. Nanti setelah Abang di periksa, nu janji cerita semuanya ke Abang" ucap nu yang di jawab dengan anggukan kecil oleh kak nu.

Biasanya Abang tidak akan langsung menurut seperti ini. Tapi, kali ini ia mendengarkan adiknya itu karena ia pun masih merasakan sakit.

~~~~~

🏘️

🛌😇

📱
Dek nu
"Mas, Abang udah siuman"
"Syukur Abang baik-baik aja, tapi masih harus ada di rumah sakit"
"Mas kalau mau ke sini besok aja ya, sekarang udah malam"

Setelah membaca pesan singkat itu, Mas Han menutup wajahnya dengan kedua tangannya, ia merasa bersyukur Abang dalam keadaan baik.

Waktu menunjukkan pukul dini hari, tapi mas Han sejak tadi belum terlelap sama sekali. Ada banyak hal yang berjalan di pikirannya, dan sedikit berkurang saat mendengar kabar tentang Abang.

'tok.. tok.. tok..'

Suara pintu diketuk membuat mas Han mengerutkan keningnya, tak lama ia pun segera membukakan pintu. Di dapatinya bang Kyeom di depan pintu kamarnya dengan membawa guling.

"Mas.." lirihnya,

"Lho, kamu kenapa nggak istirahat? Udah jam berapa ini?" Omel mas Han, bang Kyeom yang mendengar itu malah menangis dan menggelengkan kepalanya.

The warmth | Lee Chan Dino Seventeen Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang