⛺⛱️
Malamnya kembali mereka menghabiskan waktu bersama, karena ini malam terakhir mereka di tempat ini. Kali ini mereka membuat lingkaran mengelilingi api unggun. Mereka berbagi cerita tentang hal-hal yang membuat mereka sedih, dan membuatnya senang. Setelah malam semakin larut, semua kembali ke tendanya masing-masing.
"Adek" panggil kak nu,
"Iya kak?"
"Boleh kita bicara sebentar?" Chan tersenyum lalu mengangguk keras, mereka menuju bangku pantai yang terletak tidak terlalu jauh dari tenda mereka.
"Adek, bisa dengerin kak nu sebentar?" Tanya kak nu, Chan mengangguk.
"Jadi, kakak pengen ajak kamu ketemu seseorang.. Beliau orang baik, beliau juga akan mendengarkan semua cerita adek" jelas kak nu, Chan mengerutkan keningnya tidak mengerti dengan maksud sang kakak. Katanya Chan sudah punya Abang, mas dan kakak untuk berbagi cerita, tetapi kenapa kak nu mau mengenalkan orang lain?
Kak nu tersenyum melihat raut muka Chan.
"Adek, ayo kita terapi.. kita lawan semua ketakutan adek, dan kita lupakan masa lalu yang menyakitkan" kak nu meraih tangan Chan dan mengelusnya lembut.
Tak ada jawaban, lama sekali. Chan bukan anak kecil lagi yang tak tau kemana arah pembicaraan ini. Dulu bang jae juga pernah membicarakan topik ini, tapi Chan selalu menghindar. Chan tidak menyangka bahwa kakak yang telah menghangatkan hatinya hari ini meminta hal ini. Chan tidak sakit. Ia ingin sekali mengungkapkan itu, tapi kalau saja ia berbicara, ia akan kembali menangis. Cukup, Chan tidak ingin lagi menangis di hadapan kakak, mas, atau Abang lagi. Chan harus jadi anak kuat.
"Kok belum pada tidur?" Mas shua memecah keheningan setelah memeriksa setiap tenda dan mendapati dua adiknya yang belum terlelap.
"Nu, adek.. ayok kita masuk, sudah mulai dingin lho" ajak mas shua sambil membenarkan jaket yang di pakai Chan.
Kemudian Chan bangkit dari duduknya,"Chan masuk duluan mas.. kak.." ucapnya seraya beranjak dari tempat itu tanpa memandang wajah siapapun diantara keduanya.
Mas shua menoleh ke arah kak nu menuntut penjelasan, tapi kak nu hanya menarik nafas dalam dan menundukkan kepalanya. Rasanya dia telah berbuat kesalahan dan menyakiti hati adik kecilnya.
~~~
Pagi harinya semua anggota keluarga winata sedang ada di tempat parkir, mereka sudah selesai berkemas dan sudah mau pulang.
"Siapa yang mau naik di mobil kak nu? Kak nu sendirian nih" ucap kak nu menawarkan kepada adik-adiknya,
"Kamu emangnya nggak ke rumah sakit nu?" Tanya Abang,
"Hari ini nu libur bang, nu ambil cuti dulu" jawab kak nu sambil tersenyum,
"Kwan ikut kak nu dong" Kwan mengajukan diri, kak nu tersenyum melihatnya.
"Sol juga kak, nanti boleh kita mampir ke supermarket dulu beli es krim?" Tanya sol,
"Boleh dong, apa sih yang nggak buat adeknya kakak" jawab kak nu sambil mengelus kepala sol,
"Chan ayo, kita beli Snack yang banyak buat di rumah nanti" ajak kak Kwan saat membuka pintu mobil, Chan menoleh ke arah kak Kwan
"Nggak kak, Chan mau langsung pulang aja.." jawabnya,
"Okey, nanti kakak beliin makanan kesukaan Chan deh" ucap Kwan sambil tersenyum cerah,
"Tumben dek? Sana pergi sama kak nu, nanti beli es krim juga" ucap bang Cheol sambil mengerutkan keningnya, tidak biasanya Chan menolak ajakan pergi ke supermarket. Apalagi Abang sudah mengizinkan untuk membeli es krim.
KAMU SEDANG MEMBACA
The warmth | Lee Chan Dino Seventeen
Fanfiction"Terimakasih adek sudah bertahan" -Bang Cheol "Mas bangga sama adek" -Mas Han "Adek, kamu hebat" -Mas shua "Ayo kita buat kenangan indah bersama" -Bang Jun "Adek, Abang ada disini" -Bang Ochi "Jangan sakit, nanti Kaka khawatir" -Kak Nu "Adek, ayo k...