‼️ Terdapat beberapa kalimat kasar, dan kekerasan.
🎥 flashback 🎥
️🏘️
John yang sedang memantau kediaman keluarga Winata tengah asyik menikmati makanannya, sambil sesekali mencuri pandang ke tempat yang ia intai.
Pandangannya menajam ketika sebuah mobil memasuki pekarangan rumah itu. Saat ia melihat sosok yang turun dari mobil, ia sedikit terkejut.
Bukankah ia lelaki yang waktu itu kena pukul oleh bos nya itu? Jae kan namanya.. lalu Ia perhatikan bang jae lamat-lamat, ahk.. ia teringat. Pantas saja, rasanya ia pernah melihatnya sebelum itu.
Ia adalah lelaki yang menjadi wali Chan di sekolah dulu, ia juga pernah bertemu sekali saat Chan ketauan sedang part time di toserba waktu itu. Itulah kenapa Chan dekat dengannya.
Tiba-tiba pandangan mereka bertemu, John buru-buru menundukkan kepalanya. Bang jae melihat ke arah mobilnya dengan curiga, Hingga Chan keluar dan ikut menoleh ke arahnya, tapi tak lama Chan segera membawanya ke dalam rumah. (Chap : Contoh yang nggak baik)
Setelah itu untuk sementara, ia bisa bernafas lega. Walau rasa khawatir menghantui, sebab keberadaannya saat ini sudah di ketahui
~~~~~
🏚️🏗️
"Apa?! Kamu ketauan?!!" Teriakan nyaring itu memenuhi ruangan,
"Hhmm.. bos.. sebenarnya John juga nggak tau.. tapi, yang pasti.. udah ada yang menyadari keberadaan John di depan rumah itu" John menjawab dengan takut-takut,
"Siapa?"
"Ehm.. jae.. orang yang waktu itu bos pukulin" si bos mendecih mendengar nama itu,
"Oke, kalau begitu.. secepatnya kita bawa anak itu"
"Gi.. gimana bos?" John terkejut,
"Kita bawa anak itu ke sini, saya akan memberi dia pelajaran" ucapnya lalu menyunggingkan senyum jahat, John yang tidak tau kalau akan ada rencana sejauh ini hanya di buat mematung.
Jauh di lubuk hatinya, ia khawatir terhadap apa yang akan terjadi pada Chan.
~~~~~
🏘️
John sudah sangat tau jadwal di luar dan di dalam rumah anak-anak Winata, berhubung ia sudah memantau rumah itu beberapa bulan terakhir.
Setelah sampai di waktu yang tepat saat semua orang telah meninggalkan rumah, John membawa mobilnya melaju memasuki pekarangan rumah winata.
"Kamu tunggu di sini" ujar bos kang, lalu keluar dari mobil. John hanya bisa menunggu di dalam mobil dengan gelisah.
'Ting.. Tong..'
Bel berbunyi, terdengar langkah kaki bersemangat dari dalam sana, membuat Orang yang bernama Kang itu tersenyum miring.
"Selamat dat-" ucapan si penyambut terpotong, Dilihatnya sekujur tubuh yang seketika gemetar,
"Terimakasih atas sambutannya" seringainya.
Chan buru-buru menutup kembali pintu masuk, tapi tenaganya kalah kuat dengan laki-laki itu. Dalam beberapa saat mereka saling mendorong pintu, hingga dorongan terakhir dari lelaki besar membuat Chan terpental. Tubuhnya menabrak meja kecil dan menjatuhkan vas bunga.
Chan semakin gemetar melihat hal itu.
"Ma.. mau.. apa?" Lirihnya,
Lelaki itu tertawa keras,
KAMU SEDANG MEMBACA
The warmth | Lee Chan Dino Seventeen
أدب الهواة"Terimakasih adek sudah bertahan" -Bang Cheol "Mas bangga sama adek" -Mas Han "Adek, kamu hebat" -Mas shua "Ayo kita buat kenangan indah bersama" -Bang Jun "Adek, Abang ada disini" -Bang Ochi "Jangan sakit, nanti Kaka khawatir" -Kak Nu "Adek, ayo k...