Bikin sakit hati

724 99 13
                                    

🏘️🛏️🦦

  Chan terbangun di malam hari, ia merasa sangat haus. Tapi gelas di atas meja samping itu sudah kosong.

  Chan itu bukan orang yang penakut, dari dulu yang Chan takutkan bukanlah hantu-hantu dalam cerita. Ia lebih takut kalau-kalau melihat ada orang yang bertengkar, jadi keluar dari kamar di tengah malam bukan hal yang menyeramkan baginya.

~~~~~

  Chan beranjak keluar kamar. Saat mulai menuruni anak tangga, ia melihat ada dua abangnya yang masih ada di ruang keluarga.

  "Bang Jun.. bang Ochi.." gumamnya,

  Chan mengingat kejadian kemarin. Sepertinya bang Ochi tidak menyukainya, buktinya ia tak memberikan respon yang baik saat Chan menyapanya.

  Dan bang Jun, meskipun Chan tidak mendapat respon seperti Abang-abang lain, tapi bang Jun kemarin membantunya mengambilkan Gelas. Bukankah itu kabar baik untuknya?

Saat Chan hendak menghampiri keduanya, ia melihat bang Ochi mematikan video yang di putar di televisi. Dan sekarang sepertinya keduanya sedang berbicara dengan serius.

"Abang inget nggak? Waktu dia hilang, kita cari-cari.. semua orang khawatir, bahkan bang cheol yang tangannya udah hampir sembuh, sekarang jadi sakit lagi"

    Samar-samar Chan dapat mendengar ucapan bang Ochi. Hilang? Siapa yang hilang?

"Dan Abang inget nggak udah berapa banyak air mata yang tumpah buat dia. Tapi apa balasannya?"

"Dia sama sekali nggak inget sama kita bang.. bahkan untuk sekedar mengingat nama aja nggak.."

    Tidak mengingat nama mereka? Apakah mereka sedang membicarakan Chan? Karena Chan satu-satunya orang  yang tidak mengenal siapapun di sini.

"Terus buat apa kita cari dia malam itu, kalau nyatanya dia kaya gini?"

"Hey, kamu nggak boleh ngomong kaya gitu dek"

"Dan satu lagi bang, buat apa dia pulang kalau cuma untuk terus-menerus menoreh luka buat kita semua"

  Menoreh Luka? untuk keluarga ini? Sebenarnya apa yang terjadi sebelum Chan ada di rumah sakit?

  Pertanyaan-pertanyaan tak berdasar itu tiba-tiba menghampiri Chan. Hingga mata Chan bertatapan dengan bang Ochi.

  Chan terburu untuk menaiki tangga, hingga ia sedikit terpeleset. Sakit, tapi ia lebih takut untuk bertemu bang Ochi. Kemudian ia segera melanjutkan langkahnya dan masuk ke dalam kamar.

~~~~~

🏘️🛏️🦦

  'Tok..tok..tok..'

  Suara ketukan pintu terdengar dari luar sesaat setelah Chan menutup dan mengunci pintu.

  Tapi Chan tidak ingin membukakan pintu, ia tidak berani berhadapan dengan siapapun itu. Kini ia bersembunyi di Balik selimutnya. Berusaha memejamkan matanya, walau sulit. Karena nyatanya, matanya tidak berhenti mengeluarkan mutiaranya.

~~~~~

🍽️

  "Mas, belum di buka pintunya" ujar bang kyeom kepada mas Han yang sedang mencuci piring,

  "Lho, kok bisa? belum bangun kali ya? Kemarin ikut sarapan nggak adeknya?" Tanya mas Han,

  "Ikut kok mas" jawab bang Gyu yang sedang menikmati sarapannya,

  "Yaudah sih, nanti juga kalau laper dia cari makan sendiri" ucap bang Ochi ketus,

  "Dek. Mas nggak pernah ngajarin kamu bersikap kaya gitu" ucap mas Han sambil mengelap tangannya, lalu pergi ke lantai atas untuk memeriksa si bungsu.

The warmth | Lee Chan Dino Seventeen Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang