🏘️🛏️🦌
Mas shua terbangun dari tidurnya, karena mimpi yang membuatnya kembali merasa sesak. Ia melihat mas Han yang tidur di sampingnya, dan bang Cheol yang tidur di sofa.
Mas shua beranjak ke dapur untuk mengambil minum. Ia tak tega membangunkan Abang dan mas yang sedang beristirahat.
Ia meneguk air minum, membasahi tenggorokan yang kering karena tercekat akan mimpi yang baru saja ia alami. Masa-masa buruk itu.
"Mas.." suara Hao dari arah tangga, mas shua memutar pandangan nya ke arah Hao lalu tersenyum simpul.
"Udah enakan mas?" Tanya hao yang juga mengambil minum. Mas shua mengangguk, masih enggan mengeluarkan suaranya yang parau.
Hao meneguk minumnya, memandang ke arah air yang berada di gelasnya dan meremas gelas kacanya erat, seperti sedang membulatkan tekadnya.
"Mas.." mas shua kembali menoleh ke arah hao, menunggu adiknya ini berbicara. "Bukan cuma mas.. Hao juga menemukan dia.." ucap Hao mengalihkan pandangannya menatap netra mas shua yang sedikit layu.
"Adek.." lanjut Hao dengan mantap. Mas shua yang tidak kuasa mendengar pernyataan itu, menarik pelan badan Hao dan memeluknya erat.
Pada saat itu, keduanya berfikir kalau mereka telah menemukan titik terang tentang keberadaan adek. Karena perasaan seorang kakak, tidak pernah salah tentang adiknya.
~~~~~
🏫🌧️
Hari senin di sekolah dan itu dalam keadaan hujan, membuat semua siswa terlihat kurang bersemangat untuk belajar, Termasuk Chan. Tapi Chan sedikit berbeda, ia menggunakan jaketnya di dalam kelas. Dari pagi tadi Chan sudah merasa tidak enak badan. Tapi dia tetap berangkat sekolah, karena nilai kehadiran di kelas 3 ini sangat diperhitungkan.
~~~
🏫🌧️🔔🍱
Waktu menunjukkan jam makan siang siswa, membuat semua murid berhamburan ke kantin untuk mengisi perut yang sudah keroncong. Kantin sekolah Harapan bangsa menjadi satu, antara SMP dan SMA. Jadi tidak heran, kalau menjadi sangat ramai di waktu istirahat siswa.
Kwan yang ingin membeli teh panas pun harus mengantri terlebih dahulu. Ketika Kwan telah menerima pesanan nya, tiba-tiba terkejut dengan suara gemuruh yang kencang. Mengakibatkan 2 gelas teh panas itu tumpah mengenai pakaian nya dan tangan seorang anak yang mengantri di belakang nya.
"Maaf.. maaf, kamu nggak apa-apa kah? Ayo kita ke UKS untuk mengobati lukanya" ucap Kwan panik. Anak itu hanya mengeram kecil dan menurut dengan saran Kwan
~~~
🏫🌧️🩺
"Ahk.." teriak nya ringan.
"Maaf, maaf.. aku akan lebih pelan lagi" ucap Kwan menangkan. Tiba-tiba suara pintu UKS terbuka,
"Kak, Lo nggak apa-apa?" Ucap sol kepada Kwan. Kwan kemudian mengangguk kecil. Sol memperhatikan anak yang sedang di obati oleh Kwan.
"Loh, Lo kan yang kemarin?" Ucap sol tiba-tiba setelah melihat Chan yang sedang menggunakan tudung jaketnya.
Chan mengangkat kepalanya, lalu tersenyum.."Kak sol yaa?" Sol mengangguk bersemangat. Membuat Kwan mengerutkan keningnya.
"Owh, ini kakak gue kak Kwan. Maaf buat Lo jadi luka kaya gini"
"Nggak apa-apa ka" Chan terlihat lebih santai ketika ada kak sol, karena sejak tadi ia hanya diam dengan kak Kwan.
"Tapi kak Kwan, bajunya jadi basah juga" ucap Chan sambil menunjuk baju Kwan yang basah, dan aroma manis yang tercium dari bajunya. Tiba-tiba Chan bangun, berusaha melepaskan jaketnya. Yang akhirnya di bantu oleh kak sol yang berdiri di dekatnya.
"Kak Kwan pakai ini aja" ucap Chan. Kwan tidak bisa menolak, karena ia ingat bahwa baju seragam cadangan nya di loker sedang ada di laundry.
"Chan ke kelas dulu ya, terimakasih kak Kwan sudah obatin Chan. Dadah kak sol, nanti kita cerita lagi tentang kelanjutan buku kemarin yaa" ucap Chan seraya beranjak meninggalkan UKS, melambaikan tangan dengan salah satu tangannya yang telah di perban oleh Kwan.
"Ayo kak, sol udah laper nih.. tadi sol langsung kesini waktu denger kak Kwan ke UKS" oceh sol. Maka Kwan segera mengganti bajunya, dan pergi lagi ke kantin untuk makan makanan yang sudah di pesan oleh sol.
~~~~~
🍡🍡
Dengan hujan yang mulai mereda, Chan berlari kecil menuju toserba tempatnya mengambil kerja paruh waktu. Ia tidak membawa sepeda nya, karena tadi pagi ia pergi di antar bang jae dengan mobil karena hujan deras.
Kemarin setelah ketahuan kalau ia masih bekerja paruh waktu oleh bang jae, sebenarnya bang jae benar-benar marah dan menyuruh nya berhenti. Tapi Chan memohon pada abang untuk Tetap bekerja dengan alasan sampai ia menemukan penggantinya. Maka bang jae menyetujui nya.
Setelah masuk ke dalam untuk menyimpan tas dan mengganti pakaiannya, Chan segera merapihkan barang-barang ke raknya.
"Chan, gue mau ke belakang dulu deh sebentar. Gue sakit perut, tolong jaga kasir dulu yaa" ucap bang John yang hari ini jadwal bekerja bersama Chan.
"Oke Abang" ucap Chan sambil berseri
Beberapa menit setelah itu, masuklah satu pelanggan yang langsung pergi ke rak makanan untuk mengambil kimbab segitiga dan membuka kulkas mengambil cola. Chan memperhatikan pelanggan itu dengan seksama, karena pandangan Chan yang mulai kabur.
Pelanggan itu beranjak ke meja kasir, dan Chan berusaha menghitung total belanja.
'Bruuk..'
Belum sempat si pelanggan mengeluarkan uang untuk membayar, ia dibuat kaget karena penjaga kasir yang tiba-tiba terjatuh. Ia segera beranjak untuk menolong pemuda itu, dan mendapati badan nya yang panas.
Bang John yang baru kembali dari Belakang sedikit terkejut, dan berlari menghampiri keduanya.
Pelanggan tersebut segera mengambil ponselnya. Dan menelepon seseorang dari keluarganya yang bekerja di rumah sakit.
"Kak nu, rumah sakit.. uji harus ke rumah sakit" ucap bang uji yang ternyata adalah pelanggan itu, dengan sedikit panik.
~~~~~
🏥🌧️
Sesampainya di rumah sakit, bang uji hanya duduk di bangku depan ruangan tempat Chan dirawat. Tidak lama kak nu keluar dari ruangan itu, menghampiri adiknya yang tidak pernah menyukai rumah sakit.
"Kak nu hubungin bang Ochi ya, biar dia jemput kamu" tanya kak nu sambil mengeluarkan ponselnya, dan bang uji hanya mengangguk kecil.
~~~~~
🏘️
Bang Gyu baru saja bangun tidur, karena hari ini nggak ada jam kuliah. Jadi ia menghabiskan waktunya untuk berada di pulau kapuk. Ia keluar dari kamarnya untuk mencari makan, ia berpapasan dengan bang Ochi yang terburu-buru keluar dari kamarnya.
"Abang mau kemana?" Tanya Gyu yang heran, karena hari ini hujan bukankah biasanya Abang nya itu pun lebih memilih untuk meringkuk di balik selimut?
"Rumah sakit.. uji disana" jawabnya
"Bang uji kenapa bang? Bukannya bang uji nggak bisa ke rumah sakit?" Gyu semakin dibuat penasaran.
"Tadi uji abis dari studio di dekat tempat kerja gue, terus nolongin kasir toserba yang pingsan" jelas bang Ochi, sambil bersiap memakai jaketnya.
"Jangan bilang, dia anak yang kerja di tempat bang jae juga?" Gyu semakin panik. Dan di balas anggukan oleh bang Ochi sambil tersenyum pahit.
"Bang, tungguin.. Gyu ikut.. nanti di jalan kita hubungin bang jae juga, cuma bang jae yang kenal Deket sama dia. Pasti bang jae juga khawatir" ucap Gyu, setelah itu ia bergegas ke kamarnya untuk bersiap-siap.
"Jangan lama-lama Gyu.. kasian uji di rumah sakit" teriak bang Ochi, sambil pergi menuruni anak tangga.
KAMU SEDANG MEMBACA
The warmth | Lee Chan Dino Seventeen
Fanfiction"Terimakasih adek sudah bertahan" -Bang Cheol "Mas bangga sama adek" -Mas Han "Adek, kamu hebat" -Mas shua "Ayo kita buat kenangan indah bersama" -Bang Jun "Adek, Abang ada disini" -Bang Ochi "Jangan sakit, nanti Kaka khawatir" -Kak Nu "Adek, ayo k...