🏡
'Tok.. tok.. tok..'
Suara ketukan pintu kembali mengundang ibu yang sedang masak di dapur untuk membukanya,
"Iyaa sebentar" ucap ibu sambil berjalan ke arah pintu, setelah membuka pintu ibu kembali terkejut melihat tamu yang datang,
"Eh, Mas Shua.. ada apa ya malam-malam begini datang? Sini masuk.. masuk.." ucap ibu sambil mempersilahkan mas shua dan bang Ochi masuk,
"Sebelum itu, saya mau tanya ibu.. hmm.. apa kebetulan hari ini Chan kesini?" Tanya mas shua yang masih di depan pintu,
"Chan..? Oh, iya ada mas.. sekarang Chan nya sedang istirahat" jawab ibu, mas shua dan bang Ochi saling bertatapan dan menenangkan deru nafas yang terburu sejak tadi, mas shua ingat cerita bang jae yang bilang kalau Chan biasa ke panti juga, jadi mas shua langsung menuju panti, kalau Chan tidak ada di sini mas shua juga tidak tau harus cari chan kemana lagi.
"Masuk dulu mas.." ucap ibu panti,
"Ibu ambilkan minum dulu ya" seraya beranjak ke dapur mengambil minum, muka mas shua dan bang Ochi yang tegang dari tadi dan diliputi rasa khawatir sekarang bisa merasa lega.Ibu datang lalu menyuguhkan minuman di depan keduanya, lalu ibu duduk di sofa tunggal sebelah mas shua,
"Kalau boleh tau.. ada apa ya mas? Kenapa mas cari chan" tanya ibu panti yang belum sempat Chan ceritakan tentang apapun, mas shua tersenyum tipis,
"Ibu, ini adik saya Ochi.. saya dan Ochi adalah keluarganya Chan, kami kakaknya Chan.. mungkin Chan belum cerita apa-apa makanya ibu tidak tahu tapi Bu, kami bukan orang jahat dan kami benar-benar mas dan Abang nya Chan" jelas mas shua,
Setelah mendengar penjelasan mas shua, ibu menangis sejadi-jadinya. Bukan tanpa alasan, tapi ibu sungguh senang dengan kabar ini. Akhirnya putra kecilnya bertemu dengan keluarga yang sesungguhnya, mereka yang tak akan menyakiti Chan lagi. Mas shua menghampiri lebih mendekat ke ibu panti, lalu mengelus kedua tangan ibu panti.
"Ibu.. terimakasih sudah menjaga Chan dengan baik, walau saya belum lama mengenal ibu.. tapi fakta bahwa ibu menjadi tempat berlindung Chan saat ini membuktikan bahwa ibu pun salah satu dari peri penolongnya.. Terimakasih banyak" mas shua pun tak dapat menahan air matanya, bang Ochi pun juga.
Setelah mereka semua tenang, ibu menceritakan perihal kedatangan Chan yang dalam keadaan berantakan, dan ia menangis dari tadi karena menyalahkan dirinya tentang kematian Yeon. Dan merasa bersalah pada bang jae, karena fakta yang baru ia ketahui tentang Yeon adalah adik bang jae.
Mas shua kaget, ia yakin Chan mendengar percakapan dirinya, mas Han dan bang jae waktu di kafe. Dan tanpa sadar menjatuhkan ponselnya karena ia pun terkejut dengan fakta itu. Mas shua menjadi sakit setelah mengetahui itu,
"Ibu, boleh kami tau kehidupan Chan selama di panti?" Tanya bang Ochi,
Setelah itu ibu menceritakan tentang pertemuan pertamanya dengan Chan, bagaimana Chan berteman dekat dengan Yeon dan fakta bahwa Chan pernah mengalami lupa ingatan, yang membuat ia tak dapat menceritakan bagaimana ia tersesat dan di temukan di depan panti oleh ibu.
Bang Ochi dan mas shua, tak habis-habisnya terkejut dengan kehidupan Chan yang mana ia telah merasakan kesulitan bahkan dari masa kecilnya,
"Sebelumnya ibu minta maaf.. membuat Chan sekali lagi dalam kesulitan, setelah chan mengalami amnesia.. ada sepasang suami istri yang mau mengadopsi Chan, perempuan itu terlihat sangat ramah.. tapi.." ibu menjeda kalimatnya karena tak tahan dengan kesedihan itu,
"Tapi.. suaminya sangat jahat, ia selalu memukuli istrinya sendiri.. bahkan sampai titik Chan menjadi samsak untuk papah tirinya dan berusaha melindungi wanita itu.. fakta yang lebih menyakitkan lagi tentang papah angkatnya, bahwa dia yang membuat Chan amnesia baru diketahui setelah mamahnya pergi... maaf.. ibu mohon maaf pernah mengizinkan Chan untuk tinggal di neraka itu.." ibu kembali tersedu-sedu,
KAMU SEDANG MEMBACA
The warmth | Lee Chan Dino Seventeen
Fanfiction"Terimakasih adek sudah bertahan" -Bang Cheol "Mas bangga sama adek" -Mas Han "Adek, kamu hebat" -Mas shua "Ayo kita buat kenangan indah bersama" -Bang Jun "Adek, Abang ada disini" -Bang Ochi "Jangan sakit, nanti Kaka khawatir" -Kak Nu "Adek, ayo k...