🏘️
Setelah Abang tau hal-hal yang membuat Chan sedih, Abang berfikir untuk menyelesaikan masalah itu. Diawali dengan memperkenalkan bunda. Semua orang sudah berkumpul di ruang keluarga kecuali para sulung yang sudah sibuk kembali di ruang kerjanya. Semua di ruang keluarga sibuk dengan aktivitasnya, ada yang nonton film, main game, baca buku dan ada juga yang masih menikmati camilan malam. Tak lama Abang keluar dari ruang kerjanya membawa album foto,
"Waah, Abang.. mau lihat" teriak bang Kyeom, semua mata langsung tertuju pada Abang. Abang langsung mengangguk dan duduk di tengah antara mereka semua. Chan yang tak mengerti itu hanya mengerutkan keningnya,
"Adek sini, kita lihat bareng-bareng" ucap bang Cheol sambil menepuk tempat kosong di sampingnya, Chan pun segera beranjak ke samping Abang.
Lembar demi lembar di lewati, semua orang seperti membuka memori mereka kembali. Melihat gambar dua pilar mereka yang telah meninggalkan mereka, pelukan-pelukan yang sangat terlihat hangat di foto itu. Diselingi cerita-cerita kenangan foto-foto itu. Chan yang melihat nya hanya tersenyum,
Hingga sampai pada satu foto yang menarik perhatian Chan,
"Mamah.." lirihnya sambil menunjuk salah satu dari dua orang di gambar itu. Semua mata melebar ketika melihat hal itu. Pasalnya alih-alih menunjuk gambar bunda, Chan malah menunjuk sahabat bunda. Bang Cheol mengenalnya,
"Mamah?" Tanya bang Cheol meyakinkan sambil menunjuk ke arah gambar yang sama, Chan mengangguk semangat.
"Mamah Peri penolong Chan" ucap Chan, kali ini dia yang bercerita,
"Mamah orang yang baik, orang yang selalu melemparkan senyum kepada siapapun yang mamah temui, orang yang sudah memberikan hal yang paling berharga buat Chan" Chan mengarahkan telapak tangannya ke dadanya, selanjutnya Abang juga meletakkan telapak tangannya ke dada Chan.
"Chan udah nggak sakit lagi, karena mamah" dia tersenyum cerah, tapi dengan mata yang sudah siap menjatuhkan air matanya. Abang langsung memeluknya erat, setelah itu seluruh orang yang ada di sana membuat pelukan hangat.
Semua berfikir mereka ingin memberikan kehangatan itu kepada Chan, dan seakan berharap kehangatan itu tidak akan pernah pudar. Seperti foto-foto yang masih menampakkan kehangatannya walau ada yang telah hilang.
~~~~~
🏘️🛏️🍒
"Maksud Abang, mamah yang di maksud Chan itu sahabat Bunda?" Tanya mas Han, Abang mengangguk.
"Kebetulan banget ya" ujar mas shua,
"Itu takdir dek" ucap Abang, "bunda dan sahabatnya ini Deket banget, jadi ketika bunda tidak bisa menjalankan tugasnya.. takdir menggiring Chan untuk bertemu dengan dia, sebagai pengganti bunda.. sorot mata Chan tulus pas cerita tentang mamahnya" Abang tersenyum,
"Gue jadi sedikit bersyukur, setidaknya Chan bertemu orang yang tepat dalam masa pertumbuhannya" ucap mas Shua,
"Tapi, Chan belum sepenuhnya cerita tentang masa lalunya.. apa coba kita tanya bang jae ya?" Mas Han kembali bersuara,
"Boleh" mas shua setuju, Abang mengangguk.
"Tapi sebelum itu ada hal lain" ujar Abang, mas Han dan mas shua menatap Abang. Lalu Abang menceritakan apa yang ia dengar dari kwan. Terlihat mas Han sudah sedikit emosi, mas shua langsung mengelus punggung mas Han.
"Ini nggak bisa di biarin bang, kita aja belum tau seberapa banyak luka Chan yang membuat dia terlihat seperti orang yang punya trauma di beberapa waktu. Sekarang ada hal buruk lagi?" Mas Han meluap,
KAMU SEDANG MEMBACA
The warmth | Lee Chan Dino Seventeen
Fiksi Penggemar"Terimakasih adek sudah bertahan" -Bang Cheol "Mas bangga sama adek" -Mas Han "Adek, kamu hebat" -Mas shua "Ayo kita buat kenangan indah bersama" -Bang Jun "Adek, Abang ada disini" -Bang Ochi "Jangan sakit, nanti Kaka khawatir" -Kak Nu "Adek, ayo k...