🏘️
Mas shua, bang cheol dan Chan sudah sampai di rumah. Chan dengan pandangan yang tertunduk masuk dengan tangan yang di genggam erat oleh Abang.
"Chaann!!" Kak Kwan menyambut Chan dengan semangat, Chan pun menoleh ke arahnya.
"Ayo, mas Han udah beli banyak makanan buat kita" kak Kwan meraih tangan Chan dari genggaman bang cheol. Dan Chan yang tidak tau apa yang terjadi hanya pasrah mengikuti satu kakak nya itu.
Bang cheol mengerutkan keningnya, lalu ia mengalihkan pandangannya ke arah mas Han yang sudah menunggu kedatangan ketiganya. Setelah bertatap mata, mas Han tersenyum berseri sambil mengacungkan ibu jarinya.
Bang cheol yang semakin heran lalu melihat ke arah mas shua di sampingnya yang juga mengacungkan ibu jarinya. Bang cheol yang menyadari itu lalu tertawa kecil dan menggelengkan kepalanya.
"Dasar kalian ini" ucap Abang yang menggusak kepala mas shua pelan, lalu menyusul Chan dan Kwan.
Yap, ini adalah kerjaan kedua adiknya itu. Mas shua mengabarkan kepada mas Han kalau Chan dalam suasana hati yang kurang baik. Walhasil, mas Han berusaha menghiburnya dengan adik-adik yang lain juga.
~~~~~
🍽️
"Makan yang banyak dek" ujar bang uji sambil meletakkan satu potong pizza di piring Chan, yang diberikan pun tersenyum.
"Terimakasih Abang" ucap Chan dengan suara yang masih sedikit parau.
Canda, tawa memenuhi meja makan, Sekarang semuanya berkumpul bersama.
Chan memperhatikan suasana itu, ia sekali lagi sangat bersyukur dengan keadaannya saat ini. Ia tak tau apa yang sedang ia lakukan kalau ia tidak ada di sini, bisa jadi dia masih ada di kamar kecilnya dulu. Merenungi nasib malangnya melewati malam yang panjang.. Sendirian.
Chan tersenyum kecil mengingat hal itu. Ia kembali menahan air mata yang hendak keluar.
Chan bangkit dari duduknya,
"Mau kemana dek?" Tanya bang kyeom, Chan tidak menjawab tapi ia mengangkat gelas di tangannya, memberikan isyarat ia akan mengambil minum dari dapur, bang kyeom lalu mengangguk mengerti.
Tanpa Chan sadari, sejak tadi kak hao sudah memperhatikannya. Kak hao menyusul chan yang melangkah ke arah dapur.
Saat chan sedang menunggu air penuh di gelasnya tiba-tiba ada tangan yang merengkuh tubuhnya dari belakang.
"Maaf.."
"Kemarin kakak bentak adek.. kakak nggak maksud buat adek Takut" kak hao mengeratkan pelukannya, tangan Chan meraih tangan kak hao.
"Nggak.. kakak nggak perlu minta maaf sama Chan" suara Chan terdengar pelan. Kak hao yang menyadari itu lalu membalikan tubuh Chan untuk mengahadap ke arahnya.
"Cukup.. jangan nangis lagi, adek udah nangis seharian ini" kak hao buru-buru mengelap air mata di pipi Chan.
"Hao, adeknya di apain lagi dek?" Tanya bang Gyu sedikit meledek, membuat semua perhatian mengarah kepada si bungsu.
"Nggak ya bang.. hao nggak ngapa-ngapain" kak hao sedikit panik,
"Dek.. kakak nggak ngapa-ngapain kamu kan? Iya kan?" Kak hao menuntut jawaban dari Chan,
Bukan pembelaan yang di dapat dari si bungsu, malah tangisan pecah yang di utarakan Chan membuat semua Abang, mas dan kakaknya terkejut juga.
Kak hao membawa Chan ke meja makan dan mendekat ke bang cheol setelah bang cheol tadi memberi instruksi untuk mendekat.
KAMU SEDANG MEMBACA
The warmth | Lee Chan Dino Seventeen
Fanfiction"Terimakasih adek sudah bertahan" -Bang Cheol "Mas bangga sama adek" -Mas Han "Adek, kamu hebat" -Mas shua "Ayo kita buat kenangan indah bersama" -Bang Jun "Adek, Abang ada disini" -Bang Ochi "Jangan sakit, nanti Kaka khawatir" -Kak Nu "Adek, ayo k...