Memori yang hilang

1.8K 181 2
                                    

🏘️

   Chan bangun di pagi hari dengan tanpa Abang di sampingnya. Ia duduk sambil menunggu sepenuhnya sadar. Dia sangat bersyukur bertemu dengan keluarganya, tetapi rasa canggung itu pasti ada. Walau sebenarnya ia pernah bertemu sebelumnya, hanya dengan Abang Cheol ia pertama kali bertemu. Dan bang Jun tentunya, ia belum pernah bertemu sebelumnya. Tapi Chan sering melihat bang Jun di mana-mana, karena gambarnya terpampang jelas di berbagai tempat.

   Setelah sepenuhnya sadar, Chan mencuci mukanya dan keluar untuk mencari Abang.

  "Sudah bangun?" Tanya mas Han yang sedang menata sarapan di meja makan, Chan mengangguk menghampirinya

  "Ada yang perlu di bantu mas?" Tanya Chan,

  "Nggak ini udah mau selesai ko, sini Chan duduk sini" jawab mas Han seraya menarik tangan Chan membuat badannya terduduk di kursi.

   "Nu tolong panggilkan yang lainnya, sarapannya sudah siap" titah mas Han ke kak nu yang sedang baca buku di ruang keluarga. Kak nu yang penurut segera beranjak dari tempatnya. Chan yang melihat itu menawarkan diri untuk memanggil saudaranya yang lain.

   "Mas, Chan boleh ikut kak nu kah?" Tanya Chan. Mas Han menoleh dan tertawa kecil, "boleh banget, kak nu nih adeknya mau ikut liat kamar abang-abang nya" mas Han berteriak kecil ke kak nu yang sudah menaiki tangga.

    "Sini Chan" panggil kak nu, maka Chan pun berlari menuju anak tangga menghampiri kak nu.

    "Jangan lari-larian di tangga" ucap mas shua kepada Chan. Chan menoleh dan hanya tertawa kecil melihat mas yang sudah wangi keluar dari kamarnya.

~~~

   Semua keluarga winata sedang menikmati sarapannya, hari ini bahkan penghuni rumah yang terlihat masih mengantuk pun sudah ada di meja makan. Mereka terkejut karena Chan yang membangun mereka, dan merasa kurang nyaman kalau menolak Chan yang baru datang ke rumah ini.

    "Hari ini ada yang udah ada rencana?" Tanya Abang di sela-sela waktu sarapan, Kwan yang mendengar pertanyaan itu langsung mengangkat tangan nya.

   "Kwan sama sol pengen ke perpustakaan bang"

   "Hao Mau nyelesaiin tugas melukis Hao bang" jawab Hao

   "Uji mau ke studio" lapor bang uji,

   "Ada yang lain?" Tanya Abang, yang dijawab gelengan oleh adik-adiknya

   "Oke.. berarti Nanti Gyu, jun, Ochi, kyeom tolong temani mas shua dan Chan ke tempatnya untuk angkut barang ya" bang Cheol membuka pembicaraan tentang pembagian tugas hari ini. Yang merasa di panggil menganggukan kepalanya.

    "Abang.." ucap Chan menyela ucapan si sulung. Karena Chan yang termuda di sana maka semua mata tertuju padanya saat ia mengucapkan kata itu, Walau ada mas dan Kaka tapi kalau Chan yang memanggil maka semua menoleh untuknya. Chan menjadi sedikit gugup karena tatapan mata semua orang.

    "Ng.. nggak usah banyak-banyak yang datang, barang Chan cuma sedikit ko" ucap Chan sedikit tergagap

    "Beneran?" Tanya Abang meyakinkan, Chan mengangguk keras.

    "Kalau begitu Ochi dan Kyeom aja yang temenin mas shua, sisanya ada yang bantuin Abang beresin kamar Abang yang di atas untuk Chan" lanjut bang Cheol

   Chan akan menempati kamar bang Cheol, karena dulu ketika Chan kecil ia sering tidur bergantian dengan Abang, Kaka dan mas nya kalau ayah belum pulang. Jadi Chan belum punya kamar sendiri.

   Mereka sarapan dengan tenang pagi ini, karena suasana hati yang bergembira dengan kembalinya adik bungsu mereka. Mereka sudah tidak sabar ingin mengajarkan hal-hal baru kepada si bungsu.

The warmth | Lee Chan Dino Seventeen Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang