🏡
Setelah melewati perjalanan yang cukup singkat mas shua sampai di panti sederhana itu. Dari depan memang hanya terlihat seperti rumah biasa, tetapi cukup luas dan ramai anak-anak untuk digambarkan bahwa ini hanyalah rumah biasa. Hingga beberapa waktu lalu, ia mendengar dari warga sekitar bahwa tempat itu adalah panti asuhan yang dirawat oleh seorang wanita paruh baya.
'Tok... tok... tok...'
Bunyi ketukan pintu oleh mas shua terdengar oleh anak-anak yang sedang menonton tv bersama di ruang keluarga."Biar Abang yang buka yaa.." ucap Chan kepada Adik-adiknya di panti. Bergegas Chan membuka pintu. Mas shua yang berada di balik pintu itu, sedikit terkejut dengan sosok pemuda yang membukakan pintu.
"Cari siapa ya mas?" Tanya nya ramah.
"Oh, ibunya ada dek?" Ucap mas shua sedikit gagap, karena masih sedikit terkejut.
"Ibu ada mas, silahkan masuk mas.." ucapnya sambil mempersilahkan mas shua untuk masuk. "Silahkan duduk mas, Saya panggilkan ibu dulu yaa" lanjutnya dengan senyum ramah di wajahnya, kemudian beranjak ke taman belakang memanggil ibu yang sedang menyirami tanaman. Mas shua hanya tersenyum, dan ia merasa ada hal tak asing yang Baru saja ia temui.
~~~
"Ibu, di depan ada tamu" ucap nya sedikit berlari
"Tamu? Siapa ya?" Tanya ibunya heran
"Nggak tau Bu, chan baru pertama kali lihat"
"Oh, ya sudah. Ibu kedepan sebentar lagi"
Chan melirik arloji nya,
"Ibu, Chan akan buatkan teh untuk tamu ibu, setelah itu chan pamit ya.. Chan mau ke perpustakaan, cari buku untuk tugas Chan di sekolah" pamit Chan"Ya, silahkan.. hati-hati di jalan ya nak, kapan pun kamu mau.. silahkan kamu pulang ke sini, di sini pun adalah rumahmu" senyum ibu terukir kembali.
Chan segera mendekap sang ibu,
"Di mana ada ibu, di sana hati Chan berlabuh" tuturnya"Ya sudah, kamu segera buatkan minum, dan semangat belajar kamu di sekolah"
"Siap ibu!" Lugas Chan, sambil beranjak ke dapur untuk menyiapkan minuman untuk sang tamu.
"Siapa yang datang ya" gumam ibu, di dalam hatinya.
~~~
Ibu masuk ke ruang tamu, dan mendapati seorang yang berpakaian sangat rapi sedang berkeliaran melihat-lihat foto yang terpajang di dinding. Setelah ibu menyadari siapa tamunya itu, ibu bergegas menghampiri.
"Ya ampun.. pak shua, mohon maaf buat bapak nunggu lama" sesal ibu, yang tidak segera datang ketika Chan memanggil tadi.
"Nggak apa-apa ibu,.. oh iya, panggil saya mas aja ibu, saya belum terlalu tua untuk di panggil bapak.." ucap mas shua sambil tersenyum cerah.
"Baik mas shua" balas ibu, dengan senyuman pula. "Ada keperluan apa ya mas?" Tanya ibu penasaran.
"Owh.. nggak ada apa-apa ibu, hanya saja kemarin setelah acara kita belum sempat berbicara empat mata" ucap mas shua menunjukkan bahwa ia ingin berbicara serius dengan ibu.
Belum sempat memulai pembicaraan, Chan datang dengan membawa dua cangkir teh. Dan menyuguhkan kepada ibu dan mas shua, setelah itu mas shua dibuat membisu dengan pemandangan yang ia lihat.
"Ibu, Chan langsung pergi ya.." ucap chan sedikit berbisik ke telinga ibunya. Ibu hanya mengangguk dan memberikan sinyal kepada Chan untuk segera keluar dari ruangan itu. Chan pun melangkah santun sampai tubuhnya hilang tak terlihat dari balik pintu.
KAMU SEDANG MEMBACA
The warmth | Lee Chan Dino Seventeen
Fanfiction"Terimakasih adek sudah bertahan" -Bang Cheol "Mas bangga sama adek" -Mas Han "Adek, kamu hebat" -Mas shua "Ayo kita buat kenangan indah bersama" -Bang Jun "Adek, Abang ada disini" -Bang Ochi "Jangan sakit, nanti Kaka khawatir" -Kak Nu "Adek, ayo k...