Winata's Family

3.1K 188 0
                                    

🏘️

🛏️🐯

"Bang Ochi.. banguun.." Suara Kwan yang berusaha membangunkan Abang kelima nya itu, yang masih berselimut rapat.

"Bang, please deh bangun.. Kwan nggak mau yaa sampai di omelin bang Cheol sama mas Han kalau Abang nggak ikut sarapan pagi ini.." rengek Kwan sambil berusaha menarik selimut nya.

"Bentar Kwan, gue ngantuk banget. Bilang apa gitu sama Abang sama mas, Gue males banget sumpah" jawab Ochi sekenanya.

"Nggak ya bang, Abang tau sendiri kan kalau di akhir pekan kita itu harus makan bareng, minimal sarapan bareng karena Abang sama mas libur." Cegah Kwan.

Sebenarnya di hari biasa pun, mereka tetap makan bersama-sama. Bedanya kalau akhir pekan tuh, Abang sama mas akan banyak bertanya soal kesibukan mereka semuanya, menunaikan kewajiban sebagai kakak-kakak yang menggantikan kedua orang tua nya.

Dengan sepenuh hati dan tenaga Kwan berusaha menarik selimut.

"Satu.. dua.. tiga!!... Aaahk" pekik nya.

Ia terjatuh sesaat setelah menarik selimut, belum selesai meratapi jatuh nya. Ia di buat terkejut melihat pakaian bang Ochi yang masih lengkap dengan sepatu di kakinya..

"Abang, semalam pulang jam berapa sih!!!" ucap Kwan dengan suara agak berteriak. Hingga membuat salah satu Sulung di keluarganya masuk..

"Kok pagi-pagi udah berisik ya? Ada apa ini?" Ucap mas shua, dengan lembut. Ia langsung masuk setelah mendengar sedikit keributan dan melihat pintu kamar adiknya sedikit terbuka.

"Mas, lihat deh bang Ochi.. masa tidur pakai sepatu sih, kayanya bang Ochi pulang pagi deh ini.."

"Chi.. kamu abis ngapain deh.." ucap mas shua masih dengan lembut, sambil duduk di samping kasur dan mengusap Surai adiknya itu. Dan Sesaat setelah itu, senyum nya memudar berubah menampakkan kerutan di kening nya dan berbicara dengan nada khawatir.

"Ya ampun chi, muka kamu kenapa? Ko bisa sih? Ayok cepetan bangun kita obatin.." Mas shua langsung menarik badan Ochi sampai ia terduduk.

"Kwan, bisa tolong ambil kan kotak P3K di bawah"

"Iy.. Iyaa.. mas, sebentar Kwan ambil dulu yaa.." Kwan pun bergegas pergi ke lantai bawah untuk mengambil itu, panik dengan keadaan abang nya.

~~~~~

🛏️🐯🩹

Menit-menit kemudian ruangan itu mulai dipenuhi oleh ketiga sulung keluarga itu. Yah, ketika Kwan sedang mengambil kotak P3K, ia bertemu dengan Abang dan mas. Dan mau tidak mau, ia berkata jujur tentang bang Ochi.

"Dek, Lo mau jadi apa sih kalau udah kaya gini?" Ucap si sulung pertama dengan heran.

"Apa sih bang? Ini tuh Ochi semalam nggak nyangka bakal ada kejadian kaya gin.. ahk..!" Sanggahannya yang belum selesai terhenti dan malah dibuat memekik oleh mas Han yang sedang mengobati lukanya.

"Mas Han, pelan-pelan deh.."ucap mas shua.

"Iya, maaf.. mas jadi kesel kalau liat kamu begini."

Bang Cheol mendengus dan menggelengkan kepalanya, dibuat heran juga dengan kelakuan adik pertamanya itu. "Coba lanjutin cerita nya chi.."

Ochi mengangguk, dan melanjutkan cerita nya..

"Jadi bang, semalam Ochi sebelum pulang mau cari makanan buat ganjel perut Ochi. Pergilah ke Toserba dekat tempat kerja ochi, tapi saat mau masuk ada orang mau berlaku jahat sama Ochi.."

Abang dan mas nya sudah mulai memasang wajah yang serius, belum lagi si Abang yang mulai berkacak pinggang dan hendak memotong lagi ceritanya.

"Sabar bang, bentar.. ini di selesaikan dulu ceritanya.. setelah itu terserah Abang mau ngomong apa yaa.." Ochi memberi pengumuman sebelum Abang nya mulai bernarasi menyela ceritanya.

Mereka semua mengangguk.

"Terus si orang itu berhasil merebut aset Ochi yang sangat berharga.. ya itu dompet. Yang mana kalau nggak ada itu Ochi udah nggak bisa pulang, karena percuma punya motor tapi nggak ada bensin dan nggak bisa beli karena uang nya di copet." Ucapnya sambil bergantian menatap wajah Abang, mas dan adiknya.

"Tapi, nggak jauh dari situ ada anak sekolah yang langsung ngejar copet itu, otomatis Ochi juga berusaha ngejar bareng dia. Dan dia berhasil berhentiin copet itu, dan tau bang apa yang terjadi selanjutnya... Yap, kita bertengkar sama tuh copet. Untung badan orang itu nggak gede-gede banget lah yaa.. kita berhasil sih ngambil dompet nya" jedanya sambil menunjukkan aset nya yang berharga itu, yaa Dompetnya..

"Tapi, inilah yang kita dapetin"lanjut nya sambil tersenyum pahit.

"Terus anak itu gimana?" Tanya mas Han

"Ya dia juga dapet pukulan kaya gini bang, tapi nggak terlalu parah sih.. gua Pasang badan lah, toh yang diambil barang gua. Dia luka juga, udah diajak buat diobatin dulu, tapi dia malah mau langsung pergi. Tapi sebelum itu gua udah beliin obat luka nya bang, sama plester. Terus dia pamit pergi, sambil bawa sepedanya"

"Yaudah bagus deh kalau gitu..."

"Ochi, sebagai manusia kita nggak tau akan ada kejahatan apa di depan kita. Karena itu kita di tuntut berhati-hati" ucap mas shua.

"Iya mas, Maaf ya Ochi belum bisa jaga diri Ochi."

"Yaudah, sekarang kamu bersih-bersih deh.. setelah itu turun makan. Kalau udah kaya gini, Abang tau kamu dibangunin Kwan nggak mau bangun bukan karena ngantuk kan? Tapi karena takut ketahuan dengan keadaannya kaya gini?" Ucap bang Cheol mengakhiri perkumpulan di kandang harimau ini, eh di kamar Ochi. (Soalnya di kamar bang Ochi banyak barang-barang bertema harimau)

Ochi mengangguk tengkuknya sambil tersenyum malu.. "iya Abang"

Saat semua hendak keluar, tiba-tiba bang Ochi teringat sesuatu.

"Oh iya, Kwan kalau nggak salah, anak itu pakai baju seragam sekolah kamu deh. Harapan bangsa kan?" Ucap Ochi pada Kwan yang dari tadi hanya menyimak ceritanya dengan seksama. Kwan mengangguk,

"Kayanya dia lebih muda deh dari kamu. Adek kelas mungkin ya? Nanti kalau ketemu dia sampaikan ucapan makasih gua yaa"

"Lah, Abang gimana sih Kwan aja nggak tau dia siapa.. bisa-bisa nya Abang ini.." heran Kwan.

"Bisa, kamu pasti kenal deh, soalnya muka dia kaya nggak asing gitu.. pernah ketemu dimana gitu.."ucap Ochi sambil sedikit berfikir.

Ketiga sulung itu menjadi sedikit terkejut, dengan pernyataan terakhir Ochi. Nggak mungkin kan itu ...

"Udah yuk, kita sarapan yang lain udah pada nunggu di bawah" potong mas shua kepada adik-adiknya. Lalu mereka beranjak keluar dan turun kebawah.

"Abang, mas ayo kita sarapaaan..!" Teriak Gyu dari ruang makan.

"Iya, Gyu bawel.. Terimakasih udah lanjutin tugas Abang sama mas Han ya"ucap mas shua sambil tersenyum. Ya, sebelum Abang Cheol sama mas Han ke kamar Ochi, mereka sedang memasak sarapan pagi untuk ke sebelasan adik-adik mereka.

Mas shua kembali memandang Abang dan mas kembaran nya, yang terdiam sejak Ochi mengatakan hal terakhir itu. Ia beranjak kesamping mereka berdua sambil mengelus punggung keduanya..

"Sekarang kita sarapan dulu ya... Nanti kita bahas lagi" senyum nya menenangkan...

Dan sesaat setelah itu, ruang makan hanya dipenuhi dengan dentingan piring dan terkadang suara ricuh tawa dari kedua belas anak dari keluarga itu.

The warmth | Lee Chan Dino Seventeen Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang