Yang sempat kalut

780 108 5
                                    

🎥 flashback 🎥

"Yaudah nanti kalau udah, di minum obatnya, gue mau ke kamar dulu" ucap bang Ochi lalu meninggalkan Chan sendiri di meja makan.

Beberapa detik setelah bang Ochi pergi, Chan masih tersenyum senang mengingat bang Ochi yang sempat mengkhawatirkannya tadi.

Tapi perasaan itu tidak berlangsung lama hingga ia menyadari kalau saat ini ia sendirian di meja makan itu.

Ia mengitari pandangannya ke sekitarnya, setelah itu menunduk sedih. Chan berusaha menghabiskan makanannya, agar ia bisa kembali ke kamar.

Selesai makan Chan lalu segera minum obat, dan merapihkan bekas makannya. Ia pergi ke dapur untuk mencuci piring bekas makannya.

Setelah itu kembali memutar pandangannya ke ruangan yang sepi itu, rasanya ia pernah melihat pemandangan ini. Dan saat ia hendak menuangkan air ke gelasnya, kepalanya terasa sakit.

Apa yang dilakukannya saat ini seakan pernah terjadi sebelumnya, de Javu.

"Ahk,.. sakit" rintih nya sambil satu tangannya memegang kepala dan satunya memegang meja dapur untuk bertumpu.

'Ting.. tong..'

Suara bel berbunyi, tapi ia tak dapat segera pergi ke pintu depan. Chan saat ini sedang berusaha menahan rasa sakit yang hampir menguasainya.

'KRIING... KRIING..'

Setelah suara bel berbunyi, terdengar suara telepon rumah yang berdering. Tetapi sakit kepala Chan justru semakin parah saat mendengar suara itu.

Sendirian? Suara bel? Deringan telepon?

Suasana itu seakan mengingatkannya tentang sesuatu, tapi ingatannya yang terbatas saat ini membuat kepala chan memaksakan mengingat sesuatu.

"Woy, lu nggak deng-... woy, kenapa?" Pertanyaan bang Ochi terputus saat melihat Chan memegangi kepalanya.

Bang Ochi yang sejak tadi di kamar geram saat mendengar suara bel dan telepon yang tidak kunjung berhenti, padahal ia ingat bahwa si bungsu sedang ada di bawah.

"Sakit.. sakit banget.." lirih chan lagi, bang Ochi menjadi kalang kabut saat melihat chan begini. Ia panik.

"Udah diminum obatnya?" Chan mengangguk menjawab pertanyaan bang Ochi,

"Kita duduk dulu" bang Ochi segera memegangi Chan dan membawanya untuk duduk di sofa.

'Ting.. tong.."

Suara bel kembali berbunyi.

"Bentar, gue buka pintu dulu" ujar bang Ochi lalu pergi ke pintu masuk,

Ternyata orang yang sejak tadi memencet bel adalah bang jae. Tapi dia tak sendirian, ia bersama bang Joo dan bang Hui Untuk menepati janjinya bertemu dengan Chan hari ini.

"Eh, kamu di rumah chi. Abang kira nggak ada orang, tadi Abang juga hubungin telepon rumah tapi nggak ada yang angkat" ujar bang jae,

"Oh.. iya bang.. maaf"

"Ada apa chi? Kenapa muka kamu kaya gitu?"

The warmth | Lee Chan Dino Seventeen Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang