🎥 flashback 🎥
🏬
"Silahkan duduk" ucap prof na kepada Chan setelah keduanya memasuki ruangan pertama kali. Chan menuruti perintah prof na.
"Saya rasa, ini bukan kali pertama kita bertemu..." ucap prof na menatap lamat-lamat wajah Chan, Chan tersenyum tipis.
"Dan saya rasa, kamu tidak ingin keluarga kamu mengetahui hal itu" ucapnya lagi,
"Prof... bisa rahasiakan ini?" Tanya Chan, prof na tersenyum lalu mengangguk pelan.
"Baik.. Untuk sementara ini" jawabnya,
"Melihat mu, mengingatkan ku kembali kepada mamah mu" lanjutnya,"Mamah mu orang baik, ia berjuang untuk sembuh.. dan karena kamu.. kondisi dia semakin membaik" prof na, mengenang masa lalu.
Mamah sudah sejak lama mengenal prof na, dan prof na dengan sabar membantu mamah untuk sembuh. Mamah selalu datang dengan cerita-cerita yang membuat orang yang mendengarnya akan menitikkan air mata, tapi dengan kesabaran yang seluas samudra mamah menghadapi itu. Ahk, seharusnya saat itu Chan membujuk mamah untuk melepaskan lelaki itu.
Tapi, setelah kedatangan Chan di rumah mamah. Mamah jadi jarang untuk konsultasi dan bertemu dengan prof na. Prof na sempat bertanya-tanya tentang hal itu, hingga suatu hari mamah datang bersama Chan. Dan mamah memutuskan untuk berhenti, mamah berfikir saat itu ia telah menemukan dunia kecil lainnya.
Mereka menghabiskan waktu mereka untuk mengenang kebaikan-kebaikan mamah, baik Chan ataupun prof na semuanya memiliki cerita tentang ketulusan hati mamah. Chan bangga, sangat bangga dapat mengenal mamah.
"Chan, boleh saya tanya satu hal?" Chan mengangguk setuju, saat ini mood nya sudah membaik karena merasa dekat dengan prof na.
"Sehari setelah persidangan, kamu pergi kemana Chan?" Chan mematung,
"Keluarga mamah mencari kamu, tapi tak dapat di temukan.. mereka mengkhawatirkan mu, bagaimana pun kamu telah menjadi bagian dari mereka" prof na bertanya dengan raut wajah serius,
"Prof, tolong... Chan nggak mau berhubungan dengan mereka lagi.. cukup.. Chan sudah membuat mereka kehilangan mamah.. Chan tidak kuasa untuk bertemu mereka lagi.." ucap nya mulai berkaca-kaca,
"Oke, saya siap mendengarkan itu nanti.. kita masih punya banyak waktu, tidak perlu terburu-buru.." prof na menenangkan Chan, mengelus pelan lengannya.
"Prof.."
"Saya tau, ini pun masih rahasia kan?" Ucapnya memotong ucapan Chan, Chan mengangguk. Prof na tersenyum melihat itu.
Prof na ingin mengenal lebih dekat anak kecil ini, karena dari pandangannya ia bukan anak yang sedang menikmati masa mudanya saat ini. Terlalu banyak hal yang ia simpan sendiri di dalam dirinya.
🎥 flashback off 🎥
🏬
"Adek.." panggil mas shua, Chan menoleh. Panggilan itu membuyarkan lamunannya,
"Ayo kita turun" ajak mas shua lembut, kak Kwan sudah turun terlebih dulu karena rasa penasarannya. Chan mengangguk menatap mas shua. Mereka menyusuri lorong gedung itu dan masuk ke dalam ruangan yang sama seperti kali pertama mereka mendatangi tempat ini.
"Selamat pagi prof" ucap mas shua, ia berjalan sambil memegangi pundak Chan. Prof na mengerutkan keningnya,
"Selamat pagi" jawabnya masih dengan tatapan heran, tapi ia menyembunyikan pertanyaannya.
"Kita bisa langsung masuk Chan.. mari" ucapnya sambil beranjak dari tempat duduknya, Chan mengangguk.
"Chan, semangat.. setelah ini kita jalan-jalan" ucap kak Kwan menyemangati, mas shua mengelus pundak Chan lembut.
KAMU SEDANG MEMBACA
The warmth | Lee Chan Dino Seventeen
Fanfiction"Terimakasih adek sudah bertahan" -Bang Cheol "Mas bangga sama adek" -Mas Han "Adek, kamu hebat" -Mas shua "Ayo kita buat kenangan indah bersama" -Bang Jun "Adek, Abang ada disini" -Bang Ochi "Jangan sakit, nanti Kaka khawatir" -Kak Nu "Adek, ayo k...