Adik Kita Semua

888 118 8
                                    

🏘️🍽️

"Ada apa bang?" Tanya mas Han kepada Abang yang hanya duduk terdiam,

"Nggak ada apa-apa dek" ucap Abang, memaksakan senyum di wajahnya.

"Nggak, pasti ada sesuatu deh" ujar mas shua,

"Tentang adek ya?" Lanjut mas shua yang membuat bang Ochi dan bang uji berhenti sejenak dari sarapannya,

"Oh iya, bener banget. Semalam aja si adek katanya mau di kamar Abang, tapi kenapa sekarang nggak mau?" Ucap mas Han mengingat kejadian semalam.

"Nggak dek.. nggak apa-apa.. udah Abang mau liat kerjaan dulu, nanti tolong liatin adeknya ya" lalu Abang berlalu meninggalkan keempat adiknya yang masih di meja makan,

"Abang aneh" ujar mas shua,

"Hush, nggak boleh ngomong sembarangan. Abang mungkin lagi banyak pikiran" sanggah mas Han, lalu mas shua cemberut.

"Sekarang tinggal nih berdua, kenapa pakai acara nggak ikut makan bareng tadi pagi. Mas lihat-lihat kayanya cuma drama aja nih" mas Han lalu menatap bang Ochi dan bang uji bergantian sambil menaruh kedua tangannya di dada,

Bang Ochi yang tidak pandai dan enggan menyembunyikan perasaannya tiba-tiba menceritakan tentang apa yang ia rasakan saat ini, tentang Rasa kesalnya, marahnya dan tidak sukanya dia kepada Chan saat ini.

Dan tanpa di sangka, ternyata bang uji memiliki perasaan yang sama dengan bang Ochi.

"Sekarang mas tanya, kenapa bisa adek-adeknya mas ini bisa berfikir seperti itu" kali ini mas shua yang bertanya,

"Nggak tau mas, Ochi juga bingung"

"Kalau uji, kenapa?"

"Mungkin.. karena rasa khawatir kita seperti nggak di hargai mas.. padahal kita udah sebegitu mengkhawatirkan dia. Tapi nyatanya, bahkan sekedar mengingat nama aja dia nggak kenal. Dan sepertinya rasa khawatir kita... seakan sia-sia" bang uji lalu menundukkan kepalanya,

Mas shua lalu menghampiri bang uji dan menepuk-nepuk pundak dan kepalanya,

"Nggak ada yang sia-sia di hidup ini dek, kita ambil sisi positifnya"

"Iya, hal baiknya adek jadi nggak perlu inget hal-hal buruk saat penculikan itu" lanjut mas Han,

"Kita sama-sama jaga adek ya, ji.. chi.."

Lalu keduanya mengangguk pelan pertanda bahwa mereka mengerti, walau tak sepenuhnya bisa segera mengikhlaskan perasaan itu. Tapi setidaknya mas Han dan mas shua sudah mendengarkan mereka dan menasehati mereka agar tidak terlalu keras kepada Chan.

"Mas mohon, jangan benci Chan.. dia nggak sepenuhnya salah.." ujar mas shua.

~~~~~

🏘️🛏️🍊

"Chan, ini" ucap kak sol yang baru datang sambil menyodorkan boneka kecil.

Chan mengambilnya tapi dengan wajah bingung,

"Buat nemenin kamu" ucap kak Kwan, Chan lalu tersenyum.

"Terimakasih kak" ujar Chan, lalu kembali membaca bukunya.

Setelah itu, mereka melanjutkan aktivitas mereka masing-masing di kamar itu dengan membaca buku.

Tiba-tiba Chan merasa haus, ia lalu bangun dan mendapati kak Kwan yang sudah terlelap ketika sedang membaca buku.

"Ada apa Chan?" Tanya kak sol yang melihat Chan tiba-tiba duduk terbangun,

"Eh.. hmm.. kak.. Chan haus"

The warmth | Lee Chan Dino Seventeen Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang