Luka baru

1.8K 181 3
                                    

🏘️

"Tadi ketemu di jalan bang" ucap bang Jun membuka pembicaraan setelah Chan dibawa ke atas oleh bang Gyu, bang Ochi dan Kak nu,

"Jun habis jemput Ochi, pas lagi lampu merah Ochi ngeliat ada anak pakai baju sekolah, mirip adek.. Jalan nya sedikit tertatih gitu, akhirnya Ochi turun buat mastiin aja.. eh, nggak tahunya emang bener" tutur bang Jun,

"Kira-kira ada petunjuk adek dari mana dan ngapain nggak?" Tanya mas shua

"Pas di mobil kita tanyain nggak jawab sih bang, cuma senyum terus nunduk terus" jawab Jun, "tapi di dekat sana nggak ada tempat yang wajar buat di datengin.. kecuali makam?" Bang Jun tidak yakin dengan pikirannya, semua masih berkumpul dan belum mendapatkan petunjuk..

"Tadi di sekolah ada kejadian yang lain kah, selain Chan yang nggak makan siang sama kalian?" Tanya bang uji,

"Pas baru sampai sekolah Chan masih semangat aja bang, dia sempat kesandung tapi nggak sampai jatuh, karena Kwan dan sol peganging dia.." jelas Kwan,

"Katanya nggak usah di bawa ke UKS, kita tawarin buat anter ke kelas dia nolak dan buru-buru pergi" sol membantu Kwan bercerita,

Tak lama setelah itu, bang Gyu bergabung dengan mereka.

"Udah selesai Gyu?" Tanya mas Han

"Udah mas, tapi anaknya nggak mau makan tuh, katanya kenyang" jawab Gyu

"Makan apa? Katanya siang juga nggak makan?" Ucap Hao seraya beranjak ke meja makan untuk siapin makanan buat Chan, Cheol menggeleng tak mengerti bagaimana bisa sifat yang buruk itu tepat menurun ke si bungsu?

Bang Cheol juga sangat keras kepala, benar-benar tertutup dengan adek-adeknya apalagi tentang kerjaan dan kesehatan. Makanya tak jarang mas-mas akan mode galak kalau Abang udah keterlaluan, kerja dalam keadaan yang kurang sehat.

"Adek-adek sekarang makan malam dulu aja.. Hao, nanti biar Abang aja yang bawain makanan buat Chan" Abang memberi perintah, semua menurut dan beranjak ke meja makan,

"Nggak ya Abang juga harus makan dulu!" Titah mas shua, Abang pun mengangguk, "iya.. iyaa.." ia terkekeh kecil

Tak berapa lama memulai makan malam, kak nu yang sudah siap berangkat shift malam turun,

"Adek lagi ngapain nu?" Tanya mas Han,

"Tadi nu suruh istirahat dulu bang, nanti tolong ada yang nganterin makan ya" ucap kak nu, "nu berangkat dulu yaa" pamit ka nu,

"Iya, hati-hati kak nu" ucap Kyeom yang sudah bisa bersuara, karena dari tadi sebenarnya ia menahan lapar. Kak nu tersenyum jail ke bang Kyeom,

Baru beberapa langkah, kak nu memutar badannya lagi sambil menyentikkan jarinya,

"Oh iya bang hp nya Chan rusak, kemungkinan harus ganti baru. Karena itu tadi kita nggak bisa hubungin dia" ucap kak nu lalu bergegas pergi karena dia sudah hampir terlambat, meninggalkan sebuah pertanyaan besar bagi semua orang di meja makan.

~~~
🛏️🦦

Sesaat setelah kak nu pergi, Chan tenggelam dalam pikirannya.. tak sadar dalam sekejap Chan tertidur, dalam tidurnya ia malah kembali di buat kacau dengan kejadian hari itu..

🎥 flashback 🎥

'Bruk.. prak..'

Chan jatuh tersungkur, kaki yang tadi belum sepenuhnya baik-baik saja kembali terasa sakit. Kali ini bukan hanya kaki nya yang sakit,tapi lututnya di buat terluka karena menabrak ujung kursi di depannya yang juga jatuh menimpanya. Ponselnya di saku terlempar dan di timpa oleh kaki kursi yang di duduki satu siswi lainnya.

Orang yang mendorongnya hanya tersenyum jahat,

"Bukan nya gue udah memperingati Lo ya?" Tanya nya siswi lainnya mendekati Chan yang terjatuh itu. Chan yang masih meringis karena luka yang di dapatnya pun hanya bisa mengangguk kecil.

"Kok bisa gue lihat Lo bareng sama Kak Kwan dan kak sol lagi? Berangkat bareng lagi.. bukannya Lo biasa pakai sepeda butut Lo?" Ucapnya meledek

"Chan nggak sengaja kete... ahk.." Chan yang berusaha memberi alasan terpotong ketika kakinya di injak oleh orang yang mendorongnya tadi.

"Nggak usah banyak bac*t.. gue ingetin sekali lagi, jangan deket-deket sama kak Kwan sama kak sol" ucapnya sambil meninggalkan Chan, di kelasnya chan bukan tidak ada orang. Tapi mereka tidak peduli dengan Chan.

Chan memang bukan anak yang memiliki teman dekat di sekitarnya, mereka semua enggan dengan Chan karena Chan tidak pernah mau bergabung bersama mereka. Di tambah lagi Chan adalah anak berprestasi, semua guru perhatian dengan nya. Bukan hanya karena prestasi sebenarnya, tapi karena para guru mengetahui kondisi Chan.

Chan berusaha bangun dan berjalan tertatih mengambil ponsel yang sudah rusak itu. Ia langsung duduk dan menelungkupkan kepala dia atas meja.

Dia sudah terbiasa mendapatkan pandangan tidak suka dari orang sekitarnya, tetapi belakang ini ada orang yang mulai bermain fisik kepadanya.

Semua berawal saat teman-temannya tau kalau kak Kwan mencari Chan ke kelasnya, kemudian hari-hari dimana Chan menjadi lebih dekat dengan kak Kwan dan sol.

Orang yang berbuat buruk kepadanya adalah siswi yang sangat menyukai kak Kwan, dia selalu berusaha mendekati kak Kwan. Tapi, suatu saat Kwan membentak nya karena siswi itu adalah salah satu dari orang yang membuat Chan jatuh saat bang jae mengantar mereka bertiga ke sekolah.

Ia semakin dibuat geram ketika melihat Chan yang selalu bersama kak Kwan dan kak sol ketika istirahat. Chan pernah diperingati oleh hal itu, makanya Chan sempat menghindar dari Kak Kwan dan kak sol.

Tapi, Chan terlena tentang kabar yang membuat nya bahagia. Yakni Chan bertemu keluarganya. Ia lupa bahwa ada masalah yang berkaitan antara dia dan kakak-kakak itu. Maka dia bertekad untuk menjaga jarak dengan mereka ketika di sekolah.

Di waktu pulang sekolah, saat dia hendak menunggu kakak-kakaknya pulang. Karena mereka bilang janji akan pulang bersama. Tetapi, Ia mendengar kalau kelas kedua kakaknya akan ada kelas tambahan. Dia segera pergi dari area sekolah.

Berjalan tertatih tanpa ada tujuan, hatinya hanya tertuju pada satu tempat. Mamah. Chan dengan kaki yang belum di obati itu berjalan sampai ke tempat mamah.

"Mamah... Chan datang.." ucapnya sambil membersihkan area pemakaman,
Tak lupa juga ia menyapa Yeon

"Mamah.. Chan sudah ketemu dengan Abang.. semuanya menyambut Chan dengan senang.." lirihnya sambil menahan air matanya, "tapi mah,.. ini bukan akhir dari penderitaan Chan.. ada hal lain yang membuat Chan khawatir.."

"Cha.. Chan takut.. sangat takut" tangis nya tak terbendung, dia mengadu kepada peri penolong yang telah meninggalkannya

🎥 flashback off 🎥

"Dek.. bangun dek.." ucap bang Cheol yang panik melihat adeknya yang tiba-tiba menangis dalam tidurnya.

Setelah makan malam, bang Cheol benar dengan perkataannya tentang membawa makan untuk Chan. Karena Chan tertidur ketika bang Cheol datang, maka bang Cheol meninggalkannya sebentar untuk berganti pakaian. Tetapi ketika masuk lagi ke kamar Chan, dia mendapati Chan yang menangis padahal sedang tertidur. Ia langsung berusaha membangunkan adeknya itu,

Chan membuka matanya dan langsung duduk karena ketakutan. Yap, Chan dan kebiasaannya yang hanya malam sepi yang mengetahuinya datang lagi. Perasaan itu datang ketika Chan dalam keadaan kacau,

"Dek,.. kenapa? Abang disini.. nggak usah takut? Ada apa?.." tanya Abang sambil mengelus rambut, pipi dan punggung si bungsu ini..

"Ab.. Aban.. Abang.." ucapnya terbata, lalu ia segera memeluk erat punggung abang, Abang tidak segan untuk membalas pelukan itu

Abang membiarkan Chan puas melampiaskan perasaannya dengan tangisan, di sela-sela tangis Chan ia berulang kali mendengar lirihan chan..

"Takut.. Chan takut.."

The warmth | Lee Chan Dino Seventeen Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang