95.

481 47 13
                                    

Seperti nya sesuatu hal yang paling selalu di nantikan oleh Sam, Anantha dan juga yang lain nya akan segera hadir di dunia ini. Pasal nya sejak semalam Anantha sudah mulai merasakan kontraksi pada perut nya, walau pun kontraksi nya masih sering hilang timbul tetapi itu cukup membuat Anantha merasakan nyeri yang luar biasa.

Sam yang mengetahui kalau sang suami sudah akan segera melahir kan putri cantik nya pun, sudah mulai di sibukkan dengan kegiatan mengusap pinggang hingga ke perut Anantha. Bahkan sejak semalam Sam belum memejam kan mata nya, karena ia merasa rasa kantuk nya hilang entah kemana saat ia mendengar ringisan kecil yang keluar dari bibir suami nya tersebut.

Walaupun tak ada keluhan dari Anantha tetap saja Sam cemas di buat nya karena melihat rasa kontraksi yang saat ini sedang di rasakan oleh suami manis nya. Dengan posisi masih berbaring di ranjang dan memeluk guling milik nya, Anantha saat ini hanya melihat kesibukan suami nya yang sedang merapikan barang yang akan mereka bawa ke rumah sakit dari atas ranjang nya.

"Moy, ini gak ada yang ketinggalan kan sayang?" Tanya Sam yang saat ini sudah mengumpulkan barang yang akan di bawa nya di dekat sisi ranjang. "Gak ada, soal nya udah aku siapin semua dan udah aku masuk kan ke dalam tas" sahut nya dengan suara yang lemah.

Sam pun kembali menghampiri Anantha yang saat ini sedang memejam kan mata nya dengan sambil menggigit bibir bawah nya. "Sayang jangan di gigit gitu bibir nya nanti luka" ucap Sam yang kini sudah berada di atas ranjang sambil membantu mengusap pinggang Anantha.

Anantha tidak menjawab perkataan Sam karena saat ini ia sedang mencoba mengatur nafas nya untuk mengurangi rasa sakit nya. "Sakit banget ya?" Tanya Sam sambil mengusap keringat yang sudah mulai membasahi kening Anantha.

"Iya" sahut nya dengan singkat.

"Bisa gak rasa sakit nya pindah ke aku aja moy, aku gak tega banget liat kamu kaya gini" ucap nya dengan sendu. "Jangan nangis ihh nanti aku ikutan nangis" ucap Anantha pada Sam.

"Aku gak tega lihat kamu kesakitan kaya gini sayang"

"Iya tapi jangan sampai nangis"

"Iya aku gak akan nangis moy kita ke rumah sakit sekarang ya, biar kamu tidak lama merasakan sakit nya dan baby bisa segera di lahir kan mau ya moy" Anantha kembali mengangguk untuk menjawab perkataan milik Sam.

"Mau duduk atau boboan gini aja, soal nya aku mau bawa barang barang kamu dan baby ke dalam mobil. Mami dan papi juga udah nunggu kamu di bawah" ucap Sam pada Anantha

"Mau duduk aja deh, bosan boboan mulu" sahut Anantha yang membuat Sam beranjak dari tempat nya dan menyusun bantal di kepala ranjang untuk Anantha bersandar. "Nyaman gak duduk nya?" Tanya Sam saat ia sudah membantu Anantha untuk duduk bersandar di ranjang nya.

"Nyaman" sahut nya singkat.

"Ya sudah aku bawa tas nya ke mobil dulu ya, nanti aku kesini lagi untuk bantu kamu ke mobil atau kamu mau ke mobil sekarang?" Anantha pun menggeleng.

"Bawa tas nya saja dulu, nanti baru aku" ucap nya pada suami nya. "Jangan nakal ya baby, papa Sam ingin menyimpan perlengkapan kamu dan juga papi moya di mobil setelah itu papa akan kembali lagi untuk membantu papi ke mobil dan kita akan ke rumah sakit" ucap nya pada sang anak yang sebentar lagi akan bertemu dengan nya.

"Aku tinggal sebentar ya moy" pamit nya pada Anantha.

.

.

.

Cyra yang baru saja keluar dari kamar nya pun langsung melangkah kan kaki nya untuk menuju kamar sang papi, Cyra yang tahu kalau sang papi saat ini sedang merasa kan kontraksi pun sedikit merasa takut di hati nya.

ANANTHATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang