Hell Heaven 9

280 25 4
                                    

Syeina berada di atas meja operasi, ditangani oleh suaminya sendiri. Sebenarnya, Abrar hampir-hampir tidak kuat melakukan itu tetapi tidak ada pilihan lain. Hanya dia obgyn yang standby di sana.

Sang sahabat, Bara, dokter anestesi menguatkannya.

Abrar benar-benar harus profesional. Ia mau tidak mau mengambil keputusan itu. Bayi mungilnya, harus dilahirkan dengan cara yang jauh dari planning awal.

Sejak pertama, Syeina sudah mempersiapkan diri untuk melahirkan secara normal bersama sang suami tetapi qadarullah semua harus berakhir seperti ini.

Di luar, sahabat dan keluarga mereka menunggu.

"Kalian di sini dulu ya. Kami mau nyelesaiin sesuatu." Nazril mengatakan pada sang istri jika ia dan tiga sahabatnya ada urusan penting.

Nacitta langsung paham. Mereka pasti mengusut pelaku penculikan Syeina.

"Ayah, hati-hati ya. Jangan gegabah."

Sebuah kecupan mendarat di kening  Nacitta sebelum Nazril melangkah pergi.

Bazla, Baim, dan Juna pun sama. Mewanti-wanti pasangan mereka untuk berjaga-jaga di sana.

"Gue tau rumah si brengsek itu. Nika yang kasih tau." Bazla memimpin rombongan. Mereka pergi dengan satu mobil.

Rumah berlantai dua yang ditinggali Niel, kini mereka satroni. Pemuda itu terlihat baru saja keluar dari sebuah mobil dan masuk ke dalam rumah.

"Heh brengsek, sini lu!"

Nazril sudah terlalu gemas. Niel yang baru berniat membuka pintu rumahnya menoleh.

"Lu apain Syeina ha? Otak lu di mana?! Dia lagi hamil dan lu sengaja mau ngambil dia dari Abrar! Lu laki apa bukan!"

Niel belum sempat bicara apapun dan dia sudah jadi bulan-bulanan Nazril.

Juna mendekat tetapi dihentikan Bazla. "Stop Jun, biar Nazril aja. Setidaknya ini satu lawan satu bukan pengeroyokan."

Bazla masih berpikir sehat meski tak benar juga apa yang dilakukan oleh Nazril.

"Hei! Kalian apa-apaan!"

Orang yang ada di mobil yang tadinya sudah bergerak maju saat mobil Bazla datang, kini berlari ke arah Niel.

"Stop! Kak Nazril cukup!"

Shana, anak-anak Blitz masih ingat siapa dia. Model cantik yang sempat diisukan menjadi pembully di sekolah mereka dulu.

"Lu mending minggir deh."

"Stop! Kalau mau mukul pukul aku! Jangan Niel!"

Shana menjadikan dirinya tameng Niel. Niel sudah tak berdaya. Ia sengaja tak membalas perbuatan Nazril.

"Shan, kamu selingkuh dari Evan sekarang? Sama curut ini?"

Shana menatap Nazril jengah.

"Ngapain malah bahas aku? Kalian itu kenapa ke sini keroyokan ugal-ugalan begitu!"

"Asal lu tau, Syeina diculik dan dia celaka. Dia sama calon bayinya hampir mati! Pasti Niel yang ngelakuin ini! Lu tahu kan gimana obsesnya Niel ke Syeina!"

"Hallooooooo! Bapak-bapak yang ganteng tapi pada berjiwa terong-terongan! Kalian itu kenapa sih nggak bisa move on? Ha? Niel emang pernah suka sama Syeina. Tapi Jangan nuduh sembarangan. Lagian seharian ini dia sama aku. Enak aja nyulik-nyulik orang. Nggak semua cowok sebejat Kahf mantannya istri kamu yang berani nekat macarin adikmu Nasya biar bisa deketin Nacitta lagi dan hampir merkosa Nacitta. Ya kan? Jangan samakan Niel dengan ba***gan itu!"

Green but Redflag (short love story)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang