Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Tak berselang lama, terdengar suara mobil masuk ke area pekarangan rumah. Queen mengintip dari jendela kamarnya. Tampaknya ia kenal mobil siapa itu.
"Udah aku bilang nggak usah ke sini. Ngeyel banget ih," gerutu Queen.
Ia melepas mukenanya dan mengganti dengan jilbab. Queen menebak jika sebentar lagi akan ada orang yang memanggilnya. Namun, setelah menunggu lebih dari sepuluh menit, ternyata tebakannya salah. Tak ada yang memanggilnya, justru yang terdengar adalah suara renyah keponakannya.
"Dadah Om Nick Nick!"
Queen mengintip dari balik gorden jendela. Orang itu pergi, tanpa bertemu dengannya.
"Aneh banget sih. Ngapain ke sini? Katanya mau njenguk? Lah kok pergi gitu aja?" Queen bermonolog.
****************
"Zi! Queenzie!"
Panggilan sang ibu yang meninggi membuat Queen tersadar dari lamunannya.
"I-iya, Umma, kenapa?"
"Kamu ngapain sih dari tadi di situ ngelamun?" Ekspresi ibunya mengisyaratkan rasa penasaran bercampur kesal karena sedari tadi panggilannya tak disahuti oleh sang putri.
"Eng-enggak. Ngeliat itu, masjid. Kok kayaknya ada yang beda masjidnya?"
"Oh." Kelegaan terlihat di wajah ibu Queen.
"Itu, ada ornamen baru di antara tiang-tiangnya. Sama catnya juga diperbarui. Alhamdulillah ada yang sedekah luar biasa kemarin. Sama Abah langsung dieksekusi, biar langsung tertunaikan amanahnya. Mumpung masih ramadhan."
Queen mengangguk-angguk. "Umma tadi kenapa manggil aku? Mau dibantuin apa?"
"Enggak, kok. Umma cuma mau tanya. Apa bener kemarin kakakmu ribut sama Tiara?"
"Nggak ribut sih, Ma. Cuma ya gitu. Kak Qin kan emang sensian sama Kak Tiara. Nggak tahu kenapa. Dan Qia nangis karena dilarang main sama Kak Tiara lagi. Qia tantrum deh."
