2023
Jasmine POV
"Lepas!"
Suara itulah yang harusnya terdengar tetapi mulutku dibungkam oleh manusia biadab itu.
"Awas kamu Jasmine! Kamu sudah terlalu jauh main-main, meremehkanku dan sekarang aku bakal lenyapin kamu!"
Aku tahu siapa dia. Pengendara mobil ini. Evan. Ya, dia pasti sakit hati dengan ucapanku.
Salahkan aku jika tidak bisa manis pada orang yang tidak aku suka. Dia, sudah menyakiti sahabatku begitu dalam. Aku benci dengannya.
Ya Allah, tolong. Tolong hamba.
Aku hanya bisa memohon pertolongan pada Tuhanku.
لَا إِلَٰهَ إِلَّا أَنْتَ سُبْحَانَكَ إِنِّي كُنْتُ مِنَ الظَّالِمِينَ
Posisi tubuhku yang dipaksa tidur di bangku kedua membuatku tak bisa melihat ke jalan.
Tak lama aku mendengar sirine mobil polisi. Aku berusaha untuk duduk dengan bertumpu tanganku yang terikat.
Didetik berikut suara menggelegar terdengar. Guncangan itu terjadi, tubuhku berguling di dalam mobil.
Aku merasakan sakit luar biasa.
"Dek? Dek? Jasmine."
Aku merasa tubuhku terbang. Setelah terombang ambing itu aku merasa tubuhku begitu ringan.
Kubuka mataku. Aku pikir kondisiku akan sangat mengerikan.
"Dek?"
Suara itu terdengar jelas. Aku membuka mataku selebar-lebarnya.
"Abang?"
Senyuman khas dengan lesung pipi itu tercetak jelas.
"Hm." Jawabnya.
Reflek aku menubruknya. Aku sangat merindukan kekasihku itu. Mmm... claim ini hanya sebelah pihak sih tapi dia pernah mengatakan, setelah aku selesai kuliah, dia akan melamarku.
Aku tidak menyangka dia kembali. Dia pulang. Aku bisa memeluknya. Andai ini hanya mimpi, aku tidak mau terbangun lagi.
"Dek, kamu kenapa tadi hm?"
"Aku? Aku... aku kenapa ya? Aku nggak tahu."
"Kamu jatuh lagi?"
Aku mengernyitkan dahi. Kucoba mengingat-ingat tetapi sama sekali tak ingat.
"Bang... abang kenapa lama nggak pulang?"
Ia tersenyum. "Abang kan sudah di tempat baru. Abang bahagia di sini. Kamu juga kan bahagia di sana?"
"Enggak. Sejak abang nggak pulang, aku selalu kesepian. Aku nungguin abang pulang."
Dia terkekeh. "Bohong."
"Beneran Bang. Bener."
"Bohong. Kamu sudah bisa tersenyum lagi, kamu bahkan sudah bisa tertawa lagi. Dan abang senang kamu bisa melanjutkan hidupmu lagi."
"Abang, aku mau ikut tinggal sama abang. Aku nggak mau kesepian lagi. Aku mau ikut kemanapun abang pergi."
"Jasmineku... dengar... kamu dan abang punya jalan berbeda."
Aku menutup telingaku. "Nggak, aku nggak mau denger. Aku nggak mau denger. Aku pokoknya mau sama abang."
"Jasmine kecilku... dengar... kamu harus bahagia kalau kamu mau abang bahagia."
"Tapi Bang."
Bang Jeje menangkup wajahku. Maniknya yang legam nan dalam menusuk lorong sunyi dalam jiwaku.
KAMU SEDANG MEMBACA
Green but Redflag (short love story)
RomanceKisah-kisah cinta yang dikemas dalam sajian pendek... Boleh sih minta diperpanjang, by request... Happy reading...