Terik matahari siang itu membakar kulit putih milik Nohan. Ya, entah berapa lama ia sudah berjalan kaki tanpa arah. Kini, Nohan beristirahat di serambi masjid.
Jamaah dzuhur sudah berlalu. Tinggal beberapa orang datang silih berganti untuk menunaikan salat.
Dahaga cukup menyiksa. Nohan pun lupa, ia belum makan sejak pagi. Sedikit rasa sesal terbersit kala ia ingat menolak penawaran sarapan dari ibu Gehna.
Nohan melepas kemejanya, menyisakan kaos v neck putih saking gerahnya. Saat pergi dari rumah sakit tadi, ia sempat mengambil baju ganti di dalam mobilnya. Hanya baju-baju yang beli sendiri yang ia bawa.
Nohan sempat menumpang mandi di masjid dan menyimpan baju berbekas darah yang tadi ia pakai dalam plastik.
Netra pria lajang itu menatap ke kanan kiri. Ia begitu haus dan berniat untuk meminum air dari kran masjid. Agar tidak ketahuan orang, ia sedikit berjaga-jaga.
Saat sedang mengintai keadaan, Nohan melihat ada seorang ibu-ibu tengah kesulitan menghidupkan motornya. Ia segera membantunya.
"Kenapa Bu? Akinya bermasalah?"
"Iya Mas, ini memang harus diselah. Tapi kaki saya sakit. Nggak kuat."
"Saya bantu ya Bu. Mohon ijin." Nohan meminta persetujuan si pemilik motor.
"Iya Mas, terima kasih ya."
Hanya dengan sekali genjot, Nohan bisa menyalakan motor milik si ibu.
"Wah, terima kasih banyak Mas. Maturnuwun sekali."
"Sami-sami Bu."
"Ini Mas."
Nohan jelas saja menolak tetapi ibu-ibu itu memaksa memberinya uang sepuluh ribuan.
Keterkejutan Nohan belum selesai saat tiga rombongan pemotor yang baru selesai salat di masjid menepuk bahunya.
"Ini Mas, tiga ya."
Nohan kembali melongo. "Maaf Mbak, ini nggak usah aja. Saya bukan pa-"
"Udah Mas, nggak usah malu. Mas ganteng banget tapi mau jadi tukang parkir, menurutku keren sih," ucap salah satu pengendara motor itu.
"Rejeki anak sholiha, mampir salat eh pulang-pulang bisa cuci mata." Yang lain terkikik.
"Mas, boleh minta foto nggak?" Gadis yang lain berucap malu-malu.
"Ha? Foto?"
"Boleh ya? Boleh ya?"
Nohan akhirnya mengangguk. "Silakan."
"Mas agak sini, duduk sini Mas. Masnya tinggi banget sih."
Nohan menurut saja.
"Ya Allah, ganteng banget sih Masnya. Mas namanya siapa? Ada akun IGnya? Tukeran sosmed dong. Tukeran nomer juga mau."Nohan tersenyum. "Maaf, saya tidak punya HP."
KAMU SEDANG MEMBACA
Green but Redflag (short love story)
Roman d'amourKisah-kisah cinta yang dikemas dalam sajian pendek... Boleh sih minta diperpanjang, by request... Happy reading...