Baim, sejak melihat si kecil Namira, ia seolah terhipnotis.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Heh, anak gadis gue!"
Nazril menarik Baim menjauhi putri.
"Gemes banger anak lu, Pak Ketu."
"Bikin sendiri sono. Ca, laki lu tuh, pengen anak cewek."
Keysha memutar bola matanya malas. Ia kembali sibuk memijit kaki Syeina yang tadi terburu-buru menyusul mereka hingga sempat hampir terjatuh.
"Buruan halalin sana," tukas Syeina.
Tak lama Nika pun tergopoh-gopoh. Ia berlari ke dalam ruangan.
"Astagfirullah, Nika! Ngapain lari!"
"Ponakanku mana?" Nika begitu excited.
Ia sampai mendorong Baim menjauh agar bisa melihat bayi yang baru lahir pagi agak siang tadi.
"Ya Allah, Nika! Kamu ngapain lari sih!"
"Mau liat ponakanku!" tegas Nika.
Abrar yang sudah di sana berkacak pinggang. "Tadi Syeina sekarang kamu. Kalian sadar nggak sih kalian itu bawa dua nyawa? Ha? Diperut kalian itu ada bibit unggul suami kalian! Jangan seenaknya gitu main lari-lari!"
Nika lupa. Bazla yang tadi mengekor sang istri mendadak menatap Abrar.
"Maksud lu apa Brar?"
"Istri lu hamil. Semalem udah ngepap test pack di grup ibu-ibu komplek." Baim ember.
"Babe? Bener?"
Nika meringis. "Aku... aku... hehe... iya, tadi baru make sure ke Kak Abrar."
"Kenapa kamu nggak bilang?" bentak Bazla.
Ia merasa menjadi orang paling bodoh sedunia. Bagaimana bisa semua orang tahu sedang dirinya sendiri justru tidak diberitahu.
"Jangan marah... aku kan baru mau kasih surprise tapi udah keduluan mereka." Nika takut-takut.
Bazla mengembus napas. Ia menyesal berbicara dengan nada tinggi di hadapan sang istri. Ia kemudian mengelus puncak kepala istrinya.
"Apa karena ini ayah bilang mau pensiun? Ibun juga heboh nyiapin playground khusus di rumah?"
Nika meringis. Bazla benar-benar tak bisa marah pada wanitanya. Ia mengecup pipi kemerahan itu dan mengelus perut yang masih rata milik istrinya.
Baim dan yang lain pun mengucap selamat.
"Guys, mumpung kalian di sini. Aku sekalian mau ngasih tahu... doa kalian terkabul. Aku... aku sama Eca mau nikah dalam waktu dekat. Semoga kalian nggak lupa dengan janji kalian yang mau ngendorse pernikahanku."
Satu detik, dua detik, tiga detik, tak ada respon. Hingga di detik berikutnya para bapak-bapak menubruk Baim.