45 GBCK

417 15 0
                                    


Happy Reading

•••••

Vani mengikuti Abra di belakang yang berjalan di lorong sekolah.Langkahnya kadang pelan kadang cepet,karena sibuk dengan pikirannya yang membuat dia sendiri rumit.

Abra yang sadar Vani tidak berjalan bersisian dengannya berhenti dan menatap ke belakang nya.
"Vani..Lo ngelamun?".

Vani tersentak, apalagi saat sadar hampir menabrak tiang tembok didepannya.Jika Abra tidak bersuara,mungkin sekarang jidatnya sudah benjol.

Lalu Vani menggaruk kepalanya menatap Abra kikuk.Kemudian berjalan mendekati Abra.
"Kenapa? ada masalah?". Perhatian Abra, tangannya terulur menyentuh kepala Vani dan sedikit menggaruknya.

Vani menggelengkan kepala atas pertanyaan Abra.
"Apa Lo belum keramas? Makanya Lo jadi gak fokus karena gatal".

Vani melotot dengan bibir mencebik kesal.
"Gue udah ya! Coba cium aja,rambut gue selalu bersih dan wangi.Emangnya Lo yang bau minyak rambut!". ketus nya.

Abra tersenyum kecil dan mengambil sedikit rambut Vani,untuk di dekatkan nya pada hidung dan mencium aroma strawberry yang menenangkan.
"hmm,Lo emang wangi.Gue suka".

"huh,jelas lah..kalau soal perawatan,gue nomer satu".Sambil mengibaskan rambut panjangnya hingga rambut yang berada ditangan Abra terlepas.

"iya deh..yang selalu wangi". Dengan gemas Abra mengacak rambut Vani.

"Abra iih..Lo nyebelin".Sambil membenarkan tatanan rambutnya yang kusut karena ulah Abra.

"iya iya,maaf..".

"Lo maaf maaf tapi rusakin rambut gue lagi? Lo sengaja ya?!".

Abra terkekeh dan merangkul bahu Vani untuk dipeluknya karena gemas.Vani yang kesal,cemberut dengan mata yang menyiratkan kekesalan membuat Abra tidak bisa mendiamkan tangannya yang selalu ingin menyentuh Vani.
"iya iyaa maaf..ayo kita ke kelas,gue anterin".

Vani melepaskan tangan Abra dari bahunya, dan berjalan meninggalkan Abra yang kini mendengus geli dengan kekehan kecil karena  merasa terhibur.

Vani yang dulu selalu memarahinya dan selalu negatif thinking padanya dulu itu, kini sudah menjadi kekasihnya.Waktu seakan berlalu dengan cepat,membuat Abra tidak sadar..sudah separah apakah rasa dihatinya untuk Vani.

Meski sikap keras kepala dan emosional Vani selalu menjadi santapan sehari-hari untuknya.Tapi Abra tidak bosan,justru dirinya merasa terhibur dan hubungan mereka menjadi sedikit lebih berwarna warni.Tidak hanya warna merah pertanda cinta,tapi juga ada warna kuning,hijau,abu-abu dan di langit yang biru,eh?

...

Tuk! Tuk!Tuk!

Vani mengetuk meja belajar di kamarnya dengan resah.Sesekali menggigit ibu jarinya dengan kernyitan di kening nya.
"Aduuh..gue bisa gila ini!!.Gue bener -bener nyingkirin cuan ,cuma demi seorang cowok?!".

Matanya melirik layar ponsel di atas meja yang menyala dan menampilkan pesan yang sudah dikirim nya beberapa menit yang lalu pada Riki.

Vani
Gue gak jadi ikut, sorry...Lo belum daftarin gue kan?

Riki
Belum,tapi kenapa Lo nggak ikut? gue yakin Lo juga tertarik kan sama pertandingan ini?

Vani
iya,tadinya.Tapi sekarang gue gak bisa.Gue ada urusan.

Riki
oh,yaudah..gak masalah.Gue juga belum daftarin Lo kok.Tapi,kalau Lo berubah pikiran..Lo bisa hubungi gue lagi.Tenang aja, pertandingan ini ada dibawah kendali kakek temen gue.

GENDUT,Di Bucinin Cowok Keren (GBCK S1) -TAMAT!!-Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang