Happy Reading
••••••
V
ani mendengus melihat interaksi Reva dan Rama yang terlihat menikmati waktu bermain mereka di time zone.
Sekarang mereka berada time zone karena Reva yang mengajak dan mengusulkan.Reva bahkan menelpon Rama untuk ikut.Dan sekarang Vani hanya berdiam diri melihat interaksi Pasangan kekasih dengan sepupu kecilnya,Dea.
"Minum" Vani menerima saat Abra mengulurkan minuman dingin padanya.
"Gak ikut gabung?"
Vani menatap Abra aneh,seakan menyerukan ketidak setujuan nya. 'Lo serius?'"sekalian belajar yang...kalau nanti kita punya an.. Aaarrgh!!! Sakit yang!" Abra berjinjit saat kakinya yang terbalut sendal gunung di injak dengan sadis nya oleh Vani.
"Rasain! Lagian mimpi lo ketinggian"
"Kak Abra! Sini kakk!!"
Abra ingin membalas ucapan Vani,tapi urung saat sebuah seruan menghentikan nya.Abra mendekat dan tersenyum kecil saat ikut bergabung main di kolam bola warna warni yang juga terdapat perosotan disana.Dea terlihat berdiri di atas perosotan tinggi sekitar 2 meter dengan senyuman lebarnya.
"Ayo De,kak Reva tangkap!!" Seru Reva.Di belakangnya Rama menatap lembut interaksi Reva dan Dea.
'Gue emang gak salah milih pasangan ' pikir nya.Namun Dea menggelengkan kepalanya menolak.
"Gak mau! Dea mau Kak Abra yang tangkap!"Vani memutar matanya jengah melihatnya.
"Masih bocil udah caper aja Lo!""Daripada di sini mending gue pergi" Vani berbalik meninggalkan daerah time zone dan berjalan menuju cafe terdekat.Antisipasi jika mereka mencari nya,Vani mengirimkan Reva dan Abra pesan.Rama? Tidak perlu,toh ada Reva.
Bruk!
Vani tersentak dan hampir terjatuh jika sebuah tangan tidak menarik tangannya hingga jarak mereka menjadi dekat.Sesaat Vani terpaku melihat seseorang dihadapan nya.Namun kehadiran Abra yang langsung menarik nya menjauh,membuat tatapan mata mereka terputus.
Dengan terseok-seok masih dengan ekspresi kagetnya Vani mengikuti langkah lebar Abra yang menyeretnya ke sebuah toilet."Lo ngilang karena ketemuan sama cowok tadi?" Cecar Abra.Rahangnya terlihat mengeras dan wajahnya terlihat memerah menahan ketidak suka'an saat melihat Vani begitu dekat dengan cowok lain.Bahkan mungkin mereka terlihat akan berpelukan dengan tangan yang saling berpegangan dan mata yang saling bertatapan.
Memikirkan nya saja cukup membuat Abra tersulut emosi.
"Sial!" Brak!!Vani berjengit kaget di antara Kungkungan Abra dan pintu toilet di belakangnya.Meneguk ludah ngeri menyaksikan Abra yang terlihat menahan emosi dan melampiaskan nya dengan memukul pintu toilet.
"Jawab Vani...jangan diem aja!"Vani meneguk ludahnya sebelum mengeluarkan suara.
"Nggak ..tadi,dia nolongin gue karena gue hampir jatuh""Kalau gitu..buat apa Lo malah liatin dia? Lo terpesona?" Abra berucap dalam namun tidak meninggikan suaranya.Berusaha mengendalikan diri agar tidak kelepasan dan malah membuat Vani ketakutan.
Bahkan disaat emosinya muncul karena cemburu pun Abra masih memikirkan pandangan Vani pada nya.
"Gue nggak...""Jangan bohongin gue,gue liat sendiri!"
Vani tersentak,lalu menunduk dalam.Tak berselang lama kepalanya kembali terangkat saat Abra mengangkat dagunya dengan jari."Liat gue,jujur...Lo tertarik sama dia kan?"
"Gue nggak!"
"Van..."
KAMU SEDANG MEMBACA
GENDUT,Di Bucinin Cowok Keren (GBCK S1) -TAMAT!!-
Ficção AdolescenteHidup tenang seorang Vani Oktavia harus di singkirkan setelah kedatangan seorang Abraham Isyraf,siswa baru di sekolah SMA PELITA yang kerap mengikutinya hanya karena satu kali pandangan,Vani siswi SMA yang terbilang cukup gendut dengan kepribadian a...