13 GBCK

1K 29 0
                                    


Happy Reading


°°°°°

setelah mendengar cerita Vani,Reva hanya menatap nya ngeri.tidak bisa membayangkan bagaimana jadinya jika itu dirinya sendiri.
"lagian Lo kok berani amat sih..nolongin orang dari penjahat bersenjata itu berbahaya tau,untung nya Lo gak langsung di tembak..gue gak kebayang gimana jadinya kalau itu semua terjadi.." satu tetes air mata mengalir dari sudut mata Reva saat mengeluarkan pemikiran nya.

"udah..yang penting gue selamat,luka segini mah gak ada apa-apa nya buat gue." tenang Vani, sedikit merasa bersalah saat melihat reva menangis untuknya.

Reva mengusap sudut matanya yang berair.
"lagian..Lo sore-sore gitu habis dari mana?,harus nya Lo ngajak gue kalau mau pergi atau jalan,mungkin sedikit nya gue bisa bantu ."

"bantu apanya,yang ada Lo juga ikut luka !!,udahlah jangan bahas ini lagi..bentar lagi bel masuk,mending lo buangin nih sampah bekas gue."

Reva yang masih dalam suana hati yang sedih hanya menurut,membereskan sisa-sisa makan mereka dan membuang nya ke tong Sampang di depan kelas mereka.

Reva kembali dan duduk di samping Vani,sesekali Reva memperhatikan wajah Vani yang cukup memperihatinkan.melihatnya saja membuat rasa iba dalam diri Reva muncul.
"udah, jangan di lihatin terus..yang ada Lo nangis lagi."

Reva menatap luka Vani sekali lagi,lalu mengalihkan pandangannya.
"Lo ke sekolah naik apa?,mobil Lo kan rusak."

"taksi, kalau masalah kendaraan itu gampang,banyak kendaraan online jaman sekarang..Lo tenang aja."

"orang tua lo tau gak anaknya kayak gini?," tanya Reva.

"gak lah buat apa ?, urusan gue ya urusan gue..gak ada sangkut paut nya sama mereka."

Reva menatap nya miris.
"mau bagaimana pun juga Lo kan anaknya,tugas mereka bukan cuma ngasih nafkah doang,tapi perhatian dari mereka juga harus mereka curahkan sama Lo."

"udah biarin aja,gue udah biasa..hal kayak gitu sih kecil."

Reva menghela nafas kasar,miris dengan kehidupan Vani dengan orang tua yang begitu abai pada anaknya sendiri.

sejak Reva berteman dengan Vani dari SMP kelas 7,Reva sering melihat Vani murung setiap pembagian raport yang harus nya di hadiri orang tua dari siswa-siswi,tapi Vani mengambil sendiri pembagian raport nya.

Reva juga pernah tidak sengaja melihat Vani yang menelpon orang tua nya dengan ekspresi sedih menahan tangis,setelah itu Reva bertanya kenapa Vani sedih saat menelepon orang tua nya,harusnya Vani senang.dan Vani hanya menjawab

"gimana gue gak sedih?,dari dulu sampai sekarang pun gue udah remaja,mereka gak pernah ngasih perhatian, khawatir akan anaknya atau setidaknya bertanya keseharian yang di lalui gue,tapi gue sih gak heran..gue udah biasa di abaikan dan hanya di kasih nafkah doang sama mereka , meskipun begitu...gue juga pengen kayak anak-anak yang lain,gue iri tapi gue cuma bisa diam dan mencoba gak perduli.."

setelahnya Reva tidak pernah bertanya lagi,takut jika dirinya bertanya mungkin itu akan membuat Vani merasakan kesedihan lagi.

siswa-siswi mulai memasuki kelas,di susul suara bel masuk dan kedatangan guru yang akan mengajar untuk kelas mereka.

Reva maupun Vani menyiapkan buku pelajaran mereka,dan fokus pada penjelasan guru di depan  nya .

sepulang sekolah, Reva mengantar Niki dengan mobilnya .
"Lo gak nawarin gue mampir nih.."
cemberut Reva setelah mobilnya berhenti di depan gerbang rumah Vani atas permintaan Vani sendiri .

"gak,gue lagi pengen bobo cantik,capek.lo pulang aja,dah...gue masuk Lo pulang ". Reva menghela nafas melihat Vani yang dengan enteng masuk dan bahkan tidak membalas niatan baik Reva untuk mengantarnya pulang.
'minimal bilang makasih gitu..' gerutu Reva dalam hati sebelum melajukan mobilnya meninggalkan rumah Vani.

Vani berjalan melewati garasi, langkah pincang berhenti dan menatap ke arah garasi nya.helaan nafas berat keluar dari mulutnya mengingat mobil keren dari om nya rusak dan harus di perbaiki di bengkel karena menabrak pohon sebab dari insiden kemarin.

lalu Vani kembali melanjutkan langkahnya.
mengenai insiden kemarin sore,Raka lah yang menggendong nya membawanya ke rumah sakit untuk di obati.

Raka juga sempat berkata dengan nada kesal.
"harus nya waktu gue teriak nantang mereka,Lo itu kabur lari dari sana bukannya bantuin gue yang ujung-ujungnya Lo juga yang kena."

"ya kali gue biarin mobil keren gue di sana sendirian..gue juga bantu Lo karena terpaksa kali..gue gak mau ulah mereka yang mau bunuh Lo malah bikin mobil gue ternoda sama darah lo.mana mereka berdiri deket mobil gue lagi pas mau nyiksa Lo."

saat itu juga Raka menjatuhkan rahangnya,'sial...kalau tau kayak gitu,gak mungkin gue sampe ngerasa bersalah kayak gini.emang rada-rada nih cewek.'

"Lo ya dut,gue berpikir terlalu jauh ternyata.kalau tau kayak gini,gue gak bakalan susah-susah teriak ngalihin perhatian mereka." kesal Raka .

"nama gue Vani,Lo bisa berhenti gak sih panggil gue kayak gitu.inget..kalau bukan karena gue,mungkin sekarang Lo udah gak ada lagi di dunia ini.itu artinya Lo harus bersyukur karena gue udah selametin Lo."

"oh ya,Lo juga belum bilang makasih sama gue,oh..sopan banget ya Lo," lanjut Vani dramatis.

Raka memutar matanya,tapi ucapan Vani memang benar.jadi antara ikhlas dan tidak ikhlas,Raka mengatakan
"ok ok,Lo emang udah nyelametin gue..dan gue juga berhutang budi sama Lo, terimakasih...dan mobil Lo juga biar gue bawa ke bengkel buat di perbaiki sekaligus gue yang bayar, gimana?,"

Vani tersenyum puas mendengar nya.
"oke,kita impas."

Vani menghempaskan tubuhnya di atas ranjang,menatap langit-langit kamar dengan pikiran yang entah kemana.mengingat kejadian kemarin saat dirinya menjadi sosok pahlawan membuat Vani merasa geli sendiri.

waktu itu Vani bersembunyi di bawah mobilnya,dan saat yan akan berjongkok tiba-tiba Raka berteriak.yang ternyata Raka telah menyadari kehadirannya ada di bawah mobil,karena saat itu Raka terduduk di atas aspal.membuatnya dapat melihat siluet kehadiran seseorang di bawah mobilnya.

....

"kenapa Lo ab?,kita lagi main game tapi Lo mainnya kayak gak niat gitu..liat,Lo kalah terus dari tadi.perasaan dari kemarin gue kalah terus kalau main sama Lo.." ucap Rama,kini mereka sedang berada di rumah Bayu untuk bermain game setelah pulang sekolah.

"kalau ada masalah cerita ab, mungkin kita bisa bantu." ucap Bayu yang tidak ikut bermain game dan hanya membaca komik di atas ranjang nya sambil rebahan.

Abra menghela nafas,menatap mereka sekilas sebelum menyimpan konsol game nya dan mengambil jaket kulitnya.lalu berdiri

"gue pulang,kalian lanjut aja,"
setelah nya Abra pergi tanpa menjawab rasa penasaran mereka.

Rama yang melihatnya menghela nafas dan ikut menyimpan konsol game nya.lalu berdiri dan menata Bayu.
"gue juga pulang."

Bayu menatap kepergian Rama dengan heran.
tadi Abra, sekarang rama... entahlah Bayu tidak tau dan tidak ingin tau. lebih baik dirinya melanjutkan membaca komik nya.







°°°°°

Vote & Coment
Banyak type bertebaran..

GENDUT,Di Bucinin Cowok Keren (GBCK S1) -TAMAT!!-Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang