48 GBCK

330 14 0
                                    

Happy Reading

  ••••••


"Masuk aja,gue mandi bentar,Lo tunggu di ruang tamu"

Abra menurut dan duduk di sofa,sambil menunggu Vani selesai dengan mandinya,Abra melihat sekitar apartemen Vani.

Bangkit dari dudukan nya dan berjalan menelusuri sekitar ruang tamu.Saat pertama kali Vani menyuruh nya menjemput di apartemen nya malam Minggu tadi sebenarnya Abra merasa bingung.Kenapa Vani pindah ke apartemen dan meninggalkan rumah besarnya.Ingin bertanya,tapi karena waktu itu Abra terlalu terpaku pada penampilan Vani saat mereka akan kencan,Jadi lah dirinya lupa.

Maka begitu Vani keluar dari kamar,Abra ingin bertanya.
"yang..Lo kenapa pin.."

Tapi, lagi-lagi pikiran nya teralihkan melihat Vani yang tampak berbeda.Vani memang memakai pakaian berupa kaos oblong berwarna peach dengan blazer warna coklat moca,di padu padankan dengan celana jeans coklat tua.

Tapi..Vani juga berdandan agak berbeda dari biasanya.Eyeliner hitam menghiasi kelopak matanya juga di bawah mata.Bibirnya yang merah terlihat fresh karena di olesi lipblam.Dan kulit wajahnya lebih bersinar karena di taburi bedak tipis.

Benar-benar mengalihkan dunia seorang Abra.Lidahnya terasa kelu,melihat keindahan dibalik tubuh berisi Vani.
Menurut Abra,Vani memang berisi,Abra akui itu.Tapi ada dua hal yang membuat dirinya jatuh cinta kepada Vani.Yaitu,tatapan tajam ketika marah..dan juga senyuman di bibirnya yang selalu menggetarkan hati seorang Abra.

"Ehm! Ngapain bengong? katanya habis ini mau ke apartemen Lo buat ganti baju?".

Lamunannya buyar saat Vani memecah keterpakuan nya.
"Eh,iya.Ayo".

Vani mengerutkan alisnya heran.
"Lo kenapa? dari tadi bengong aja liatin gue? Gue keliatan aneh ya?".

Abra mendekat dan menatap Vani intens.Tangan nya terulur menyentuh sudut mata Vani dan mengusap nya berulang kali.
"Gak,Lo..cantik.Gue sampai gak bisa berkata-kata liat nya".

Vani berdehem untuk menutupi kegugupannya.Melepas tangan Abra yang kini mengusap sudut bibirnya,lalu Vani berjalan melewati nya.
"Bagus deh kalau gue keliatan cantik.Itu artinya gue emang bisa dandan,biasanya gue jarang pake make up,karena terlalu males".

"Abra,ayo..ngapain Lo berdiri di situ".

Abra tersenyum dan mengikuti Vani yang berjalan keluar apartemen.
"Bukannya Lo dandan buat gue ya?". Goda Abra.

"Idih,ge'er amat Lo.Gue emang lagi pengen dandan aja".

"oh ya? Jujur aja yang..gue seneng kok kalau Lo inisiatif dandan apa lagi kalau gue yang jadi alasan Lo dandan.Tapi jangan sering-sering ya".

Vani berhenti keluar lift dan dan beberapa langkah dari lift Vani memberhentikan langkahnya.
"Kenapa?".

Abra menyeringai,lalu mendekatkan wajah nya pada telinganVani dan berbisik.
"Karena gue,pengen kecantikan Lo cukup buat gue doang.Gue gak suka berbagi". Abra lalu berjalan mendahului Vani,sekaligus memberikan ruang nafas untuk Vani yang Abra pastikan kini wajah nya sudah memerah karena malu.

Abra sempat berbalik dan melihat Vani yang masih terdiam di tempat.
"Yang..ayo! ngapain ngelamun disitu?!". Seru Abra dengan kedutan di bawah matanya.

GENDUT,Di Bucinin Cowok Keren (GBCK S1) -TAMAT!!-Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang