Happy Reading
°°°°°
"ini,tambah lagi.sayur nya tambah lagi juga gak?".
Vani menelan makanan nya dengan kasar,menatap kelakuan Abra yang luar binasa di matanya. Apalagi ketika Vani menatap ke arah piring nya yang sudah penuh dengan berbagai macam lauk pauk,dari tumis kangkung,tumis kerang,ayam goreng hingga ikan balado telah memenuhi piring nya.
"Lo...Lo mau bikin gue mati kekenyangan ya?".
Abra yang hendak mengambil bakwan untuk Vani berhenti,lalu menatap Vani dengan cengiran kaku di wajahnya.
"ini juga,gue kan pernah bilang gak suka seafood.kenapa Lo taruh kerang di piring gue? Lo mau bikin gue muntah karena ke bau an hah?". Cecar Vani menggeleng kan kepalanya tak percaya.
Abra meringis dan menatap Vani dengan gugup,takut jika Vani tiba-tiba marah kembali eh? padahal sebelumnya dirinya sendiri yang tadi berfikir lebih menyukai Vani yang seperti ini.Tapi giliran telah kembali ke sifat aslinya Vani yang suka marah-marah,Abra sendiri yang ketar-ketir.
"itu..gue liat nasi Lo cuma se'centong,jadi gue tambahin lauk nya.kerang ini juga gak bau,Lo coba aja tadi juga udah gue cobain dulu sebelum gue kasih ke Lo."Vani menghela nafas kasar, mengalihkan pandangannya pada piring miliknya dan melirik Abra sekilas.
Sebenarnya Vani sedang tidak bernafsu untuk makan banyak seperti biasanya dia makan.Meski mulutnya terasa berair melihat makanan rumahan di salah satu warteg yang tidak jauh dari pantai ini.
"coba dulu kerang nya,gue yakin Lo juga pasti suka.di jamin gak bau juga".Vani dengan ragu menyendok nasi beserta tumis kerang,untuk jaga-jaga jika ternyata bau Vani menambahkan tumis kangkung.Saat makanan itu masuk ke dalam mulutnya dan dia kunyah dengan perlahan,Vani sempat terdiam.
Tiba-tiba Vani menatap Abra dengan senyuman yang menghiasi mulutnya yang penuh dengan makanan.
"Lo bener,ini gak bau.Malah rasanya enak."Abra ikut tersenyum senang melihat wajah Vani yang berseri.
"tuh kan,gue bilang apa tadi.. Sekarang coba Lo makan kerang nya doang.""Lo yakin?". Ragu Vani.
Abra tersenyum geli melihat wajah Vani yang terlihat lucu di mata nya.
"100% yakin.Coba dikit aja."Vani lalu mencoba nya dan beberapa saat kemudian tatapan tak percaya Vani tujukan pada Abra .
"gimana? enak kan?".Vani mengangguk lucu membalas ucapan Abra.
"kalau tumis udang itu gimana? gue mau coba juga.." tunjuk Vani pada lemari kaca di depannya yang berisi berbagai macam menu masakan.Namun saat melihat gelengan kepala dari Abra membuat ke antusiasan Vani tadi menjadi meredup dan cemberut.
"bukannya gue larang,tapi kalau tumis udang.. itu bau.Gue tadi udah coba,kalau Lo mau nyicip biar gue ambilin..gimana?".Vani menatap Abra ragu,tapi rasa penasaran yang mendominasi membuat nya mengangguk kan kepala.Lalu Abra mengambil kan nya.
"coba satu dulu aja,kalau menurut Lo enak gue ambilin lagi".Vani mengambil udang yang di taruh Abra di piring nya, mendekatkan perlahan pada mulutnya.Tapi,belum sampai masuk ke dalam mulut..Vani sudah mencium bau tidak sedap pada udang yang dirinya pegang.
"Hoekk..! bau banget,kayak bau bangke!". sambil melempar udang di tangan nya sembarang.
"tuh kan! gue bilang apa tadi".
"EHM! EHMM!!".
Vani,Abra dan bahkan pembeli disana menoleh menatap ke arah suara deheman keras yang mereka dengar.
Saat melihat nya,Abra maupun Vani langsung meneguk ludah kasar.Bagaimana tidak? sekarang..di hadapan mereka yang terhalang lemari kaca terlihat si pemilik warteg yang menatap tajam ke arah Abra dan Vani.
"kalau.tidak.suka...jangan.makan.di.si..ni!".
....
"Gila,parah.serem banget tuh pemilik warung". ngeri Vani sambil bergidik setelah lima menit yang lalu dirinya dan Abra bergegas membayar makanan mereka dan pergi dari warteg.
"Ya...salah kita juga,mungkin dia ke singgung liat Lo mau muntah pas makan makanan nya dia."
"gimana gue gak mau muntah? tuh udang baunya luar binasa! heran gue,udang bau kayak gitu aja masih ada yang beli.." kesal Vani dan duduk di atas bebatuan berukuran cukup besar yang berada di pesisir pantai.
Abra tersenyum kecil menanggapinya,mengusap rambut Vani menenangkan.
"itu karena Lo terlalu sensitif sama bau anyir,kalau mereka yang nggak .. berarti hidung dan Indra perasa mereka tidak terlalu sensitif kayak lo Vani...""ya,gue tau.tapi tetep aja bikin gue kesel.Acara makan gue jadi ke ganggu,mana tadi baru makan seperempat nya lagi".
Abra menggelengkan kepala pelan.
"ya udah, sekarang Lo mau makan lagi? kita bisa cari warteg lain..". usul Abra.Vani menengadah,menatap langit biru cerah yang terbentang di atas langit.Terlihat indah,tapi juga menyilaukan mata.
"emm..gak lah,entar aja.Gue udah gak nafsu."Abra mengangguk mengiyakan,dan ikut menatap ke atas dengan mata yang dia sipit kan karena silau.
"Oh iya,Abra..kita keliling yuk pakai motor".
Abra menoleh dan mengangguk.
"keliling kemana?"."kemana aja, terserah Lo!".
"oke,terserah gue nih ya...awas! kalau Lo tiba-tiba protes."
"kalau gitu,Lo keliling di tempat yang pemandangan nya bagus.Biar gue suka dan gak banyak komentar".
"Oke,sayang..siaaap."
....
Reva menghela nafas kasar melihat bangku di sebelah nya kosong.Pelajaran pertama telah di mula,tapi Vani tidak kunjung datang.Reva bahkan sudah menelepon nya ,tapi tidak diangkat.Pesan yang dia kirim pun tidak kunjung mendapat balasan.
"Vani kemana? nanti gue istirahat sama siapa? masa sendiri..." lirih Reva dengan lesu.Reva menopang dagu dan menatap ke depan mendengar kan penjelasan guru yang tengah menerangkan materi hari ini, meskipun dengan fikiran Kemana-mana.
"Mana gue juga belum baikan lagi sama Rama. Ck! ribet banget sih kalau punya cowok kayak gini..""Gue kan cuma koleksi nomer mereka doang,gak gue pacarin juga mereka. Rama sialan,gara-gara Lo gue jadi banyak fikiran kayak gini.Ish!"
Dan sepanjang jam pelajaran hari itu,Reva terus mendumel kesal dengan suara pelan.Hingga istirahat telah tiba pun Reva langsung menelungkup kan wajahnya pada lipatan tangan di atas meja.
"Males bangeett...apa lagi kalau nanti di kantin gue bakalan pas-pasan liat Rama. Ck! pokoknya hari ini gue gak ke kantin! titik."Reva lalu menyandarkan punggungnya pada kursi,menatap sekeliling kelas yang sepi.Menunduk dan menghela nafas kasar, apalagi ketika bayangan Rama yang kemarin memarahi nya membuat perasaan Reva menjadi terasa berat.
'"Lo! Buat apa Lo nyimpen nomor cowok kayak gini!? Lo masih gak cukup punya gue doang?! hah? jawab Reva! jangan diem aja..Jawab!!".
Reva menahan nafasnya, mengingat bentakan Rama padanya kemarin.Menghembuskan nafas nya kasar dan mengusap sudut matanya yang mulai berair.
"ck! gara-gara Rama gue jadi cengeng kayak gini.Apa perlu gue udahin aja? gue jadi males jalin hubungan sama dia.""hiks,Rama sialan..gimana gue mau jelasin? Lo aja langsung bentak gue.Ya gue takut duluan lah,gimana mau jelasin?!".
"lebih baik gue putusin dia aja. Males banget ngadepin cowok pemarah kayak dia."
"Harusnya Lo berusaha jelasin, bukan nya mewek dan berfikir biar putus dari gue!".
Deg!
....
....
°°°°°
KAMU SEDANG MEMBACA
GENDUT,Di Bucinin Cowok Keren (GBCK S1) -TAMAT!!-
Teen FictionHidup tenang seorang Vani Oktavia harus di singkirkan setelah kedatangan seorang Abraham Isyraf,siswa baru di sekolah SMA PELITA yang kerap mengikutinya hanya karena satu kali pandangan,Vani siswi SMA yang terbilang cukup gendut dengan kepribadian a...