40 GBCK

524 17 0
                                    

Happy Reading

•••••



"ngapain Lo bawa gue kesini?". sinis Vani,kakinya dia tumpu di atas kaki lainnya.Seorang Vani yang mempunyai hobi balapan itu, kini terlihat jauh lebih anggun meski dengan tubuh tidak kurus nya.

Abra duduk di tembok pembatas atap.di depannya,Vani duduk di atas kursi usang yang tersedia disana.
"kenapa Lo marah sama gue? apa gue buat kesalahan sama Lo? ".

"tck!" . Vani berdecak dengan senyuman sinis menghiasi bibirnya.
"jangan so' polos!" sentak Vani.
Abra mengerutkan keningnya tidak mengerti.

"gue.."

"ck! buang-buang waktu,gue gak butuh penjelasan Lo.Mau di jodohin ke' atau enggak juga bukan urusan gue".  seru Vani dan berdiri dari duduknya.

Melihat Abra yang kaget atas ucapannya membuat Vani semakin menatapnya sinis.
"kenapa? Lo kaget gue tau? tenang aja, meski gue tau pun gak bakalan ngehalangin Lo sama cewek Lo itu".

"setelah ini,kita berakhir". Lalu Vani berbalik dan pergi.

"Tunggu!"

Vani menghentikan langkahnya,tetap membelakangi Abra tanpa ada niatan untuk berbalik.
"Lo salah paham".

Mendengar nya membuat Vani memutar matanya malas.

"Bukan gue yang dijodohin.."

eh?

Vani mengerjapkan matanya bingung,ingin berbalik tapi dirinya urungkan.Ingat,Vani masih dalam mood marah tadi.Akan terlihat memalukan jika Abra melihat wajah dung* nya sekarang.

Tiba-tiba Vani merasakan seseorang sudah berdiri di belakangnya.
"bukan gue yang di jodohin,tapi sepupu gue".

"jadi,kita masih pacaran kan? Lo gak marah lagi kan?".

Vani menggigit bibirnya gugup.
'reva sialan! ini semua gara-gara dia!'.

"Ehm! gue..gue gak marah!".
Sudah kepalang tanggung,Vani berusaha cuek dan mengusir rasa malunya.Tetap dengan nada seakan-akan dirinya masih marah,padahal tidak.

di belakang Vani,Abra tampak tersenyum geli juga senang secara bersamaan.
"gue baru tau,kalau Lo cemburu itu ternyata kayak gini..".

Vani terpaku. 'gue? cemburu?''.

"udah kan? gue mau ke kelas". Dengan perasaan campur aduk,Vani mengalihkan pembicaraan lalu pergi.

Tapi,tidak jadi saat tiba-tiba Abra sudah berdiri tepat di depannya.Dan jangan lupakan senyuman aneh yang Abra perlihatkan.
"apa?". oke, perasaan Vani tiba-tiba menjadi tidak enak.

Abra menaikkan sebelah alisnya dengan senyuman yang menampilkan gigi putihnya itu,terlihat sangat menawan dan tampan.Sampai-sampai Vani merasa,jika dirinya mungkin akan jadi segila Reva yang menyukai para cokap seperti Abra.
"gak usah malu.gue suka kok..liatnya".

deg!

oke, sekarang Vani tidak tau harus bereaksi seperti apa.selain kembali menjadi dirinya sendiri, seorang Vani yang keras kepala.
"siapa yang malu?! gue gak malu ya!! Awas Lo! gue mau ke kelas!".

"eit.."  Abra bergeser menghalangi Vani yang akan melewati nya.

'sial! jantung gue...'

Vani mengatupkan bibirnya dengan tegang.Jaraknya dan Abra begitu dekat,membuat Vani berkali-kali gugup setengah mati.Apalagi saat melihat senyuman tampan eh tengil Abra di depan nya.
"kenapa? Lo akui aja kalau Lo udah suka sama gue.Gue gak bakal ngejek, justru gue bakalan tambah suka sama Lo".

"Lo!!".

Vani menatap kaget Abra.
'cowok ini.. mulutnya kayak emak-emak rempong! gak ada filternya!!'

'se'enggak nya jangan blak-blakan juga..kan?'

"apa sayang..?".

Vani langsung melotot kaget.
"Lo! mulut Lo ya!! tutup mulut Lo!! "

Abra merapat kan bibirnya,meski dengan senyuman tertahan yang masih dilihat Vani.
"habis ini! jangan ngomong sama gue lagi!! dan inget! jangan ngikutin gue!"

lalu Vani pergi dengan perasaan campur aduk.Dia merasa marah tapi juga senang,kesal tapi juga merasa lucu,malu tapi juga suka.Vani benar-benar merasa aneh dengan dirinya sendiri.

"Sayang! Tunggu!"

"Diem Lo!!".

....

"jadi gue salah paham? gue kira..gue kira Abra yang bakalan di jodohin". Reva menundukkan kepalanya merasa bersalah.

Rama menghela nafas,lalu mengusap kepala Reva dengan lembut.
"gak papa,tapi lain kali..Lo harus nanya gue dulu kalau ada apa-apa".

Reva mengangkat kepalanya dan menatap Rama ragu.
"Tapi... gimana sama hubungan mereka? gue..gue malah bikin masalah".

Rama tersenyum dan menatap Reva dengan tenang.
"gak papa,nanti juga Abra jelasin ke Vani.nanti Lo minta maaf aja sama mereka".

Reva mengangguk mengerti.Tapi di lubuk hatinya juga merasa kagum saat melihat Rama yang terlihat dewasa.Bukan nya menyalahkan,tapi Rama dengan tenang menenangkan dirinya.

Reva baru tau,jika Rama punya sisi kedewasaan seperti benar-benar.seperti tipe idaman setiap perempuan bukan?.

"gimana?". tanya Rama tiba-tiba,membuat Reva mengerutkan keningnya bingung.

"apa?".

"gue cowok yang pengertian bukan? seharusnya udah cukup buat bikin setiap cewek luluh.gimana sama Lo? udah respek belum sama gue?".

Reva terpaku dengan mulut terbuka menatap Rama tak percaya.
"Lo,Lo ngomong kayak gitu karena terpaksa? cuma buat bikin gue respek sama Lo? mimpi aja Lo!!" .dengan kesal Reva bangkit dari duduknya dan akan pergi,tapi dengan cepat pula Rama menarik tangan nya hingga Reva duduk kembali.

"tenang dulu.gue gak terpaksa,gue emang secara refleks ngomong kayak gitu karena gak mau liat Lo sedih kayak tadi". jelas Rama,tapi Reva memalingkan wajahnya tak percaya.

"gak usah membual.cowok emang kayak gitu,banyak siasat nya.basi!".ketus Reva.

Rama menghela nafas pelan, tersenyum dan memegang sisi wajah Reva agar menatapnya.
"gue gak membual.gue emang benar-benar gak suka liat Lo sedih.gue nanya tadi karena pengen tau,apa Lo udah mulai tersentuh sama usaha gue? buat bikin Lo move on dari cowok-cowok di luaran sana".

"..."

"Reva..gue serius".

"gue tetep gak percaya!".

Rama mengusap lehernya merasa bingung.kemudian sebuah pemikiran melintasi isi kepala nya.
"kalau gitu..Lo boleh minta apapun yang Lo mau biar Lo percaya sama gue".

"Lo mau nyogok gue?!".

ah, sepertinya itu tidaklah berhasil.Rama meringis,memang terdengar seperti menyogok sih.Rama jadi bingung harus melakukan apa?
"terus..gimana biar Lo bisa percaya sama gue?".

"Lah..Lo nanya gue? Lo pikir sendiri lah,itu urusan Lo!".

Rama terpaku.
'*apa perjalanan gue buat deketin Lo masih panjang?'

'hhah...ternyata tidak semudah itu.apa gue masih kurang tampan? seperti nya iya,kalau gue sedikit lebih tampan lagi..mungkin Reva udah tergila-gila sama gue*'

"cewek emang sulit dipahami.." lirihnya tanpa sadar.

"Lo ngomong apa?".

Rama tersentak,lalu menggeleng kan kepalanya.
"gak,gue gak ngomong apa-apa.."

"oh iya,nanti pulang sekolah anterin gue ke mall ya? gue mau cobain menu restoran baru disana". ucap Reva tiba-tiba.

"Lo..udah gak marah?".

Reva menaikkan sebelah alisnya heran.
"marah? kapan gue marah?".

'ya..cewek emang sulit dipahami '.

Rama diam-diam tersenyum miris.
"nggak,gue asal ngomong aja".

...

...

GENDUT,Di Bucinin Cowok Keren (GBCK S1) -TAMAT!!-Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang