14 GBCK

973 37 0
                                    


Happy Reading

°°°°°


Vani menuruni tangga dengan perlahan,sesekali menghela nafas kasar ketika kakinya terasa berdenyut.
"ck.."

setelah menuruni tangga Vani berjalan ke arah dapurnya,melihat isi lemari es yang kosong.tidak ada stok makanan,Vani ingat dia dulu memecat pelayan nya sendiri karena itu akan mengingatkan nya pada kedua orangtuanya.

Vani tidak ingin merasa sedih dan kepikiran terus akan orang tuanya yang selalu abai.

menghela nafas..Vani kembali ke kamarnya mengambil tas kecil berisi dompet,lalu keluar dari rumah nya berjalan dengan pelan menuju gerbang.
"non Vani..non mau kemana ?"

Vani menatap satpam rumah nya yang bertanya,
"mau cari makan pak,Vani keluar dulu."
setelah nya Vani lewat begitu saja tidak menunggu balasan dari satpam nya.

Vani berjalan kaki menuju halte bus,biasa nya di situ banyak tukang ojek yang sedang mangkal pikirnya.

sebenarnya di bagasi Vani masih ada kendaraan lain,seperti satu motor matic nya dan mobil sedan biasa.tapi itu semua barang yang di belikan orang tuanya,Vani bukannya benci.vani hanya malas merasa kesepian jika memakai barang yang di belikan orang tuanya .

saat sampai di halte,Vani menghela nafas karena tukang ojek yang biasanya mangkal disana kini kosong.  'mungkin mereka lagi ngojek..'

"gue tunggu di sini aja kali,atau gue pesen taksi aja ya.."

Vani duduk di kursi halte,menunduk dan memijit kakinya pelan yang terasa pegal.
"ribet amat nih perban,gue lepas aja lah,orang biru doang juga sampe di perban segala."
Vani membuka perban nya perlahan dan ketika sedikit lagi akan terlepas,

"ngapain di lepas?,"

Vani mendongak,lalu kembali duduk tegak dengan perban yang sudah terlepas.vani memberikan perban bekas nya pada orang yang berdiri tepat di depannya.
"buangin,gue capek,"

Abra menurut, mengambil nya dan membuang nya ke tong sampah di dekat sana.
"Lo mau kemana ?, Lo gak bawa mobil ?,"

"ck, cerewet Lo !." kesal Vani.

Abra menghela nafas,lalu duduk di sebelah vani.sama-sama diam memperhatikan jalanan yang cukup lenggang.
"Lo bawa motor?," tanya Vani akhirnya.

Abra menoleh
"iya,bawa."

lalu Vani berdiri
"anterin gue.."

"kemana ?,"

"cari makan.." Vani berjalan mendekati motor Abra yang berada tepat di depan halte,tadi dia bertanya hanya untuk basa-basi saja.

Abra lalu menaiki motornya dan memakai helm,lalu mengulurkan tangan agar Vani bisa naik.tapi..
"sshh.."

"kaki Lo sakit?,bentar.." Abra turun dari motor nya,lalu memegang pinggang Vani dan mengangkatnya dengan enteng ke atas motor.vani tertegun,nafas nya tercekat ketika merasakan kedua tangan Abra memegang pinggang nya.

"udah,sekarang kita mau makan dimana?,"  tanya Abra setelah menyalakan motornya.

"cafe aja,gue lagi pengen makan pitzza."

Abra mengangguk
"oke, pegangan ya..."

Vani menghela nafas berat dan menggenggam ujung jaket di bagian pinggang abra.lalu Abra mengendarai motornya menuju ke tempat tujuan.

"Abra.."

"hm..kenapa?,"

"waktu Lo ngangkat gue...emang Lo gak ngerasa berat,?"

Abra tersenyum di balik helm nya.
"gak kok,gue udah biasa angkat barbel yang lebih berat dari Lo.."

setelah mendengar nya Vani langsung cemberut kesal.
'itu artinya gue berat.. sialan emang !.'

"Van..Lo emang gak berat,otot gue lebih kuat soal nya.kalau Lo gak percaya coba pegang lengan atas gue." ucap Abra sambil menahan senyumnya.

Vani dengan ragu menurut dan memegang lengan atas Abra dan..
"gimana?,gue udah cocok kan buat lo.gue juga bisa angkat Lo tiap hari kalau Lo mau."

Vani tersadar dan kembali menggenggam jaket di bagian pinggang Abra.
"mimpi aja Lo .!!"

bukannya kesal Abra justru tertawa kecil mendengar nya.

setelah sampai di cafe mereka turun dan dengan memegang pundak dan tangan Abra Vani turun sendiri,karena tidak mau kembali di angkat Abra.demi apapun Vani malu sendiri melihatnya.

"thanks,Lo bisa pulang..nanti pulang gue bisa naik taksi."
Vani tersenyum tipis dan berbalik,berjalan dengan pelan memasuki cafe.

saat duduk di salah satu meja cafe, seseorang juga duduk di depannya.
Vani menatapnya kaget.
"Lo ngapain?,"

"makan,gue juga laper."
lalu Abra memanggil karyawan cafe dan memesan makanan.

setelah selesai, karyawan itu pergi untuk menyiapkan pesanan mereka.

tiba-tiba hp Vani yang berada di tas kecil nya berdering,Vani mengambil dan mengangkat nya setelah tau siapa yang menelepon.
"halo rak,kenapa?",

"ini mobil Lo modifan ya ?,"

"kenapa emang?,"

"gak papa,gue gak nyangka aja cewek gendut kayak Lo suka modifin mobil.."

"sialan Lo,"

terdengar suara tawa di seberang telponnya.
"mobil gue gimana?,beres belom,?"

"belom lah,nanti Lo kesini ya...entar gue kasih alamat nya."

"buat apa?,gue mau tinggal beres nya aja."

"pokoknya Lo kesini aja,ada yang mau ketemu sama Lo.."

"sial,kaki gue lagi pincang." balas Vani,terlalu malas untuk bepergian hanya karena seseorang ingin bertemu dengan nya.vani melirik Abra yang menunduk terlihat fokus dengan makanan nya yang baru saja datang.

"ck, pokoknya Lo kesini aja,atau enggak gue gak bakalan benerin mobil Lo."

"heh itu semua gara-gara Lo ya!!, tanggung jawab yang bener."

"*makanya Lo kesini,nih gue kirim alamat nya,dah...awas kalau gak dateng."

Tut! Tut! Tut*!

vani mendengus kesal dan memeriksa chat masuk yang di kirim raka.

Abra menatap Vani yang terlihat kesal,ingin bertanya tapi takutnya Vani marah dan kesal lagi padanya.jadi Abra memilih diam dan melanjutkan makanannya,meskipun mata dan pendengaran nya selalu berfungsi mengawasi setiap gerak yang di lakukan Vani.

Vani menyimpan hp nya kembali ke tas dan mengambil pitzza pesanannya,menyantapnya dengan perasaan kesal.

lalu saat teringat sesuatu,Vani mendongak dan melihat Abra yang masih fokus pada makanan nya.

"Abra..."

dengan cepat Abra mendongak,yang membuat Vani terheran melihatnya.apakah Vani memanggilnya dengan keras?,Vani rasa tidak.

"ya?,"

"Lo habis ini sibuk gak,?"

Abra menggelengkan kepalanya tanpa berfikir panjang.
"nggak, kenapa?,"

Vani menarik nafas nya,malu sendiri mengatakan nya.tapi jika bukan Abra siapa lagi yang bisa Vani mintai tolong.
"Lo...bisa bela diri gak?,"

Abra menatap bingung, perasaan nya mengatakan ada sesuatu yang di sembunyikan Vani

"bisa,kenapa? ada yang mau jahatin Lo.?"

Vani menggaruk pipinya bingung.
"nggak juga,gue mau Lo anterin gue ke suatu tempat..."

Abra mengangguk saja,tidak lagi bertanya.toh kalau misal Vani bertanya perihal bela diri..mungkin Vani memang membutuhkan bantuannya seputar berkelahi?,tapi kenapa?.

dan Abra akan membantu plus melindungi nya jika memang Vani sedang dalam masalah.

.....

....




°°°°°

GENDUT,Di Bucinin Cowok Keren (GBCK S1) -TAMAT!!-Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang