52 GBCK

348 14 0
                                    

Happy Reading

•••••

"Van.."

Vani berbalik dan melihat Abra yang kini menatap nya dingin.
"Jelasin.Kenapa Lo bisa ada di sini,dan lebih milih kencan sama dia di bandingkan sama gue?"

...

Vani berdehem untuk menghilangkan rasa gugup plus 'sedikit' rasa takut melihat tatapan Abra yang terlihat mengintimidasi.
"Gue..gue beneran mau istirahat kok tadi,gue juga udah mau rebahan,udah pakai baju tidur juga.Tapi,tadi Reza tiba-tiba aja chat gue mau ngomong sesuatu.Gue pikir mungkin itu penting,jadi ya..."

"Van.."

"Beneran! gue gak bo'ong.Nih kalau gak percaya,Lo liat aja" sambil memberikan ponselnya pada Abra.

Abra mengambil nya dan memeriksa, setelahnya menghela nafas pelan dan kembali memberikan ponselnya pada Vani.
"Lain kali kalau mau ketemu cowok bilang sama gue"

"Lah..kenapa? lagian Lo juga kenal Reza dan dia juga temen gue.." Protes Vani heran,entah ada apa dengan Abra ini.

"Gak terkecuali.Inget,Lo sekarang udah punya gue dan gue pacar Lo.Jadi,tolong Lo jangan terlalu Deket sama temen cowok Lo yang lain.Lo tau gue gak suka Van" Oke,bukan maksud Abra ingin egois.Tapi,Abra tidak mau kecolongan semisal ada orang lain yang menempati sebagian hati Vani.Saat ini saja dirinya tidak tau bagaimana perasaan Vani terhadap nya.Abra masih sedang berjuang, berjuang untuk mendapatkan hati Vani sepenuhnya.

Vani menatap tak percaya Abra.
"kok Lo sekarang jadi ngekang gue sih? gue deket sama siapa aja itu hak gue! kenapa pula gue harus turutin ucapan Lo"

"Gue,pacar Lo.."

"Gak ada,pacar ya pacar.Bukan pacaran namanya kalau Lo ngekang gini.Gue juga tau batasan"

"Terus tadi yang Lo bicarain sama Reza apa? Lo juga berharap kita putus dan Lo bisa pacaran sama dia,gitu kan?" Geram Abra.Apalagi saat dirinya sendiri mendengar bagaimana mereka berbicara 'jika dirinya putus dengan Vani'.Oh tidak,Abra tidak akan memberikan peluang sedikit pun pada orang yang ingin mengganggu apa yang sudah menjadi milik nya.

Vani menghela nafas kasar,lalu tatapannya tertuju pada sofa dan setelahnya Vani berjalan dan duduk di sana.Abra yang masih berdiri mengikuti dan duduk di sebrang Vani.
"Soal omongan gue sama dia,itu semua cuma candaan.Gue cuma anggap semua yang di ucapin Reza itu candaan,Lo paham kan sekarang?"

"Tapi Lo tau kan..dia suka sama Lo?" Vani dan Abra saling bertatapan.

"Gue..gak tau.Gue sempet ngira iya dia suka gue,tapi gue gak terlalu ambil perduli.Lo tau kenapa?"
Abra terdiam menunggu kelanjutan dari ucapan Vani.

"Karena gue cuma anggap dia temen,gak lebih"

Sekarang giliran Abra yang menghela nafas kasar. 'Gue kira karena Lo suka gue,ternyata gue terlalu berfikir jauh'

'Jelas, perjuangan gue masih panjang*'

"Ab.."

Abra mengangguk mengerti.
"iya,gue ngerti.Sorry tadi gue sempet bentak Lo"

GENDUT,Di Bucinin Cowok Keren (GBCK S1) -TAMAT!!-Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang