15 GBCK

1K 35 0
                                    

Happy Reading

°°°°°

Vani memberikan ponselnya ke tangan Abra yang sedang duduk di atas motornya.
"Lo anterin gue ke tempat ini."

Abra meneliti alamat yang tertera di google maps di hp Vani.
"tempat apa ini?,"

"udah,nanti juga lo tau,oh ya..nanti pas lewat belokan yang banyak pohon nya Lo ngebut aja."

Abra mengernyit,lalu mengangguk mengerti.
"mau gue bantuin naik?,"

Vani terpaku,dan ingat kejadian tadi di halte.lalu dengan cepat menggeleng kan kepalanya.
"gak,gue bisa sendiri.."

Vani menaiki motor Abra dengan susah payah,menahan sakit pada kakinya dan berusaha agar tidak bersuara agar tidak di dengar Abra.

sampai akhirnya Vani menghela nafas lega,karena berhasil menaiki motor Abra dengan susah payah hingga keringat membanjiri keningnya.

"udah?,"
diam-diam Abra meringis khawatir saat melihat ekspresi Vani dari kaca spion begitu kekeuh tidak mau dirinya angkat sampai menahan sakit di kakinya ,Abra tahu Vani memang sekeras kepala itu.

"iya, berangkat."

Abra melajukan motornya, perjalanan menuju ke tempat tujuan yang di inginkan Vani cukup jauh dari cafe tempat mereka makan tadi.

saat mereka mendekati jalanan yang mulai sepi dengan pohon rindang,Abra bertanya .
"jalan ini kan yang Lo maksud .?"

Vani yang tersadar dari lamunannya menatap sekitar,lalu dengan segera berteriak panik.
"iya ini tempat nya !!, Lo cepet ngebut ngapain Lo diam aja !!,"

setelah mendengar nada panik Vani,Abra dengan cepat menggas motornya dan motor pun melesat berhasil melewati jalan yang di takuti Vani entah karena apa.

setelah sampai di tempat tujuan,Vani turun dari motor dengan helaan nafas lega.bahkan rasa sakit di kakinya hampir tidak Vani rasakan .

"oh ya,Lo tunggu di sini aja..gue masuk dulu."
Abra mengangguk mengerti dan Vani segera meninggal kan Abra di parkiran .

dari tempat nya Abra bisa melihat Vani mendekati kumpulan pria yang sedang mengerubungi sebuah mobil di bengkel yang cukup besar.

ingin mendekat,tapi jika Vani kembali pada mood marah nya bagaimana?, bukan nya Abra takut,mau bagaimana pun..untuk mendekati seorang gadis seperti Vani yang cukup keras kepala begitu sulit.

sekarang saja Abra merasa mungkin ini hari keberuntungan nya,karena bisa bicara banyak tanpa mendengar Vani yang membalas nya pakai emosi.

jadi,karena tempat nya dari parkiran dan bengkel yang di tuju Vani masih bisa di jangkau oleh penglihatan abra.abra hanya cukup mengawasi dengan duduk di atas motor.kalau pun ada apa-apa,Abra tinggal turun tangan .

Vani mendekati sebuah ruko bengkel yang cukup besar,sekilas merasa heran dengan kumpulan para pria yang mengerubungi sebuah mobil yang sepertinya membuat para pria itu tertarik .

setelah di belakang mereka,dengan ragu-ragu Vani bersuara.
"permisi..gue nyari Raka,"

para pria itu langsung berbalik setelah mendengar suara nya.dan salah satu dari mereka ternyata ada Raka.

Raka tersenyum senang melihat nya,lalu mendekat.
"akhirnya Lo datang juga.sini ada yang mau kenalan sama Lo.."

Raka menarik pergelangan tangan Vani agar mengikutinya mendekati para pria yang kini tengah menatapnya penasaran.
"nih bro,cewek yang punya nih mobil..nama nya Vani,Van...mereka orang-orang yang pengen kenal Lo setelah melihat mobil Lo."

Vani mengernyit heran,tapi membalas dengan anggukan saat salah satu dari mereka memperkenal kan diri dengan bergiliran .

"kenalin, gue Gerald," ucap pria dengan tato pada pelipis nya.

"gue Evan," kata pria dengan luka garis di alisnya,seperti bekas sayatan pisau?.

"gue Dirga, salam kenal." pria dengan tato di  sepanjang lengan kirinya.

"dan gue..Jordan,kita pernah bertemu sebelumnya di arena balap kalau Lo lupa." jelas pria dengan rambut panjang sebahu.

Vani yang mendengar nya hanya tersenyum paksa.
"jadi,alasan kalian pengen ketemu gue karena apa ?," tanya Vani akhirnya.

"oh.. sebenarnya gue tertarik sam modifan mesin yang ada di mobi lo.sekalian pengen kenal sama pemenang balap ter ceroboh yang baru gue tau pas malam minggu kemarin." jelas Jordan.

Vani meringis mendengar nya,ter ceroboh  katanya?.
"oh..oke,sorry kalo gue se ceroboh itu di mata kalian.tapi, dengan kalian yang tertarik buat  kenal sama gue..kayaknya sedikit aneh."

lalu suara tawa terdengar dari pria yang bernama Gerald,membuat Vani merasa di remehkan saat melihat nya.sementara pria lain nya terlihat mendengus geli setelah mendengar perkataan nya.
"Lo ngetawain gue ?" tidak senang Vani.

Gerald menghentikan tawanya.
"sorry Van,gue gak maksud..tapi dari perkataan terakhir lo barusan.seolah-olah Lo ngerasa insecure dan mengakui kalau Lo emang pemain ter ceroboh tapi cukup handal di arena."

"ck,kalian.. langsung ke intinya aja,sebelum gue bosen dengerin kalian ngomong muter-muter gak jelas tapi gak ada intinya." berani Vani dengan kesal,Vani tidak takut jika semisal salah satu dari mereka ada yang tersinggung.karena di belakang nya ada Abra yang Vani yakini akan membantu nya jika memang itu di perlukan.

"Gerald..liat Lo malah bikin Vani jadi kesel,Lo juga jordan.biar gue aja lah yang jelasin..kalian malah buat Vani kebingungan kan." sela Raka yang membuat Vani semakin kesal,kenapa gak dari tadi?.

"mereka sebenarnya pengen Lo gabung sama geng kita,oh ya..gue juga termasuk dalam geng mereka.gimana Van..Lo mau gabung gak?," jelas Raka.

"emang kalau gue gabung atau nggak apa bedanya?,kalian lagi ngerancanain sesuatu eh,?"
kesal Vani,ayolah vani itu cewek.meskipun dirinya cukup ahli,tapi Vani sendiri merasa heran kalau tiba-tiba ada yang ngajakin nya masuk ke sebuah geng.

"nggak Van,Lo tenang aja...sebenar nya,akhir bulan ini bakalan ada acara balapan resmi.dan setiap geng harus berpartisipasi ikut balap.masalah nya..peraturan balapan buat akhir bulan ini mengharuskan ada cewek nya juga.jadi nanti elo sama salah satu dari kita bakalan jadi partner buat balapan nanti." jelas Jordan panjang lebar.

Vani mengangguk mengerti, setelah mendengar nya juga Vani merasa tertarik.
"oke gue paham,tapi kenapa gue?,emang gak ada cewek lain.."

"ada,banyak cewek yang bisa balap kayak lo.tapi tidak ada cewek yang kita tahu bisa seberani Lo nerobos mobil lain di saat banyak jurang di di setiap pinggiran arena." jelas Jordan, lagi.

Vani mengangguk mengerti.
"entar lah..gue pikirin.kalau gue setuju nanti gue kasih tau Raka ."

"oh ya rak,mobil gue gimana?,masih lama?,"
tanya Vani .

"iya,Lo tenang aja...Minggu ini mobil Lo bakal beres dan gue anter langsung ke rumah Lo."

Vani mengangguk,lalu berpamitan.
"ya udah kalau gitu..gue balik dulu." Vani menatap mereka satu persatu,lalu berbalik pergi.

"udah?,"
tanya Abra setelah Vani berdiri di depannya.

Vani mengangguk.
"pulang." singkat nya,terlalu malas berbicara panjang lebar.

"oke,ayo naik."

"oh ya,nanti beli minum dulu ab.gue haus."

"iya .."

.....


°°°°°

GENDUT,Di Bucinin Cowok Keren (GBCK S1) -TAMAT!!-Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang