68 GBCK

107 5 0
                                    

"Van..."

"Lo pulang aja Ab..gue lagi pengen sendiri"

"Tapi.."

Vani yang berdiri di balkon kamarnya berbalik, menatap datar Abra.

"Abra, please...kali ini aja"

Abra mengalah,menghela nafas pelan dan mendekati Vani.

"Ya udah aku pulang...kalau ada apa-apa,kasih tau aku ya.."

Karena suasana nya terasa aneh.Tanpa sadar Abra merubah kosakata nya.Dan Vani pun tidak terlalu menanggapi.

Sebelum berbalik,Abra mengecup kening Vani sejenak.Lalu berbalik dan keluar dari apartemen Vani.

Vani menunduk dan kembali berbalik melihat hamparan kota dan jalan Raya yang di padati kendaraan beroda.

Cklek!!

Abra menutup pintu rapat.Menunduk,saat terasa enggan untuk meninggalkan Vani seorang diri.Tapi,Vani sedang membutuhkan waktu untuk sendiri saat ini.Setidaknya Abra akan memberi nya waktu beberapa saat,dan dia akan kembali lagi nanti.

Saat berbalik akan pergi.Abra tersentak mendapati dua orang berlainan jenis berdiri di depannya.

Rama dan...Reva.

"Loh? Abra? Lo juga disini?" Kaget Reva.

"Ternyata kalian suka berduaan ya?" Buka suara Rama.

"Kalian kenapa kemari?"

Rama dan Reva saling bertatapan sebelum kembali menatap Abra.

"Kita pengen liat apartemen barunya Vani.Kenapa? Emangnya Lo doang yang boleh masuk? Gue sahabatnya Vani,gue juga mau masuk lah.." Reva baru akan meraih pegangan pintu ketika Abra tiba-tiba menghalangi nya.

"Jangan sekarang..."

Rama maupun Reva menatapnya heran.

"Entar gue jelasin.Ayo cari tempat buat ngobrol "

...

Sebelumya>>>

'Suasana apa ini? Apakah mereka tidak berhubungan dengan baik?'

Sambil menyiapkan minum, Abra menajamkan pendengarannya saat kedua orang tua Vani mulai membuka suara.

"Sayang,maafin Ibu...Ibu sadar selalu abaikan kamu.Tapi kami,selalu menyayangi kamu meskipun kami selalu acuh" Ungkap Rose. Sementara Jordan mengangguk kecil menatap putri nya.

"Terus... kenapa kalian tidak pernah pulang?"

Rose dan Jordan saling melirik.Vani menunggu dengan sabar keterdiaman mereka yang tak kunjung membuka suara.

"Jadi? Kenapa kalian diam..Oh satu lagi,kalian menyayangi ku.Tapi kenapa kalian bercerai? Apa kalian tidak memikirkan perasaanku?"

Rose akan memulai suara,ketika Jordan menyentuh tangan nya sesaat dan menggantikannya untuk menjelaskan.

"Itu, sebelumnya...kami harap kamu tidak merasa kecewa karena memiliki orang tua tidak sempurna seperti kami"

Bukannya merasa terharu,Vani justru merasa geli.Senyuman remeh menghiasi sudut bibirnya.

"Bukan kah aku sudah terbiasa dengan ketidak hadiran kalian? Jadi,untuk apa mengharapkan kesempurnaan jika dari awal itu semua tidak pernah ada.Bukan kah begitu,Ibu...Ayah?"

"Sayang..."

Jordan menghentikan Rose yang akan bersuara dengan memegang bahunya.

"Ya,kami sadar..kami minta maaf karena tidak bisa menjadi orang tua yang kamu harapkan"

GENDUT,Di Bucinin Cowok Keren (GBCK S1) -TAMAT!!-Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang