5 GBCK

1.6K 62 0
                                    


Happy Reading...

°°°°°


Vani menatap ban mobilnya yang kempes,tangannya menyugar rambut nya yang panjang.helaan nafas keluar dari bibir ranum nya.
"huuhh ..ya ampun...kenapa gue se sial ini sih.."

Vani menatap sekelilingnya yang sepi,jam baru menunjukkan pukul 2 lewat 15,di perjalanan saat pulang sekolah tiba-tiba laju mobilnya melambat,saat keluar dan memeriksa Vani menemukan ban nya sudah kempes,bukan cuma satu tapi dua ban depan nya kempes.

tangannya mengutak-atik hp nya,mencoba menelpon seseorang yang terpikir di kepalanya.

"halo om..mobil pemberian om kemarin kempes nih,"

"kok bisa kempes?,"

"kayaknya om ngasih nya gak ikhlas deh,makannya tiba-tiba kempes,"
terdengar helaan nafas di seberang telponnya.

"huuh...ikhlas..om ikhlas, sekarang kamu di mana?,perlu om jemput ? sekalian kamu ke rumah om nginep sini. "

Vani yang mendengar nya melotot kan matanya kaget,sebelum menjawab dengan tergesa.
"gak usah om aku pulang sendiri aja naik taksi,aku cuma minta tolong mobil nya ke bengkelin sama orang om."

"oh,ya udah tar orang om kesitu,kamu kirim lokasi nya.kamu yakin gak kesini padahal Dea.."

Tut Tut Tut!

Vani menatap hp nya horor,untung segera dia matikan,lalu dengan cekatan tangan nya mengirim lokasinya pada om baik hatinya,tapi anak om nya tidak sebaik papa nya.

setelah selesai kirim share Lok,Vani menunggu taksi lewat,bisa saja Vani menggunakan ojol atau kendaraan online lainnya.tapi masalahnya Vani belum pernah pakai kendaraan online seperti itu,dirinya lebih sering naik ojek di pangkalan dekat rumahnya atau menunggu bus di halte.

"ck,sepi amat sih, giliran ada yang lewat aja pada gak nengok.coba kalo Cecan tubuh langsing gak gendut kayak gue,mungkin semua mobil yang lewat sini pada berbaris.." kesal Vani.

sambil menunggu,Vani masuk kedalam mobilnya dan memainkan menonton film komedi yang selalu menguras ludah nya sampai kering,karena terlalu banyak tertawa.

sedang asyik-asyiknya menonton,sebuah motor berhenti di samping mobilnya.
Vani menatap motor yang berhenti di sampingnya,merasa tidak asing.pintu mobilnya yang tidak dia tutup,si pengendara motor turun dan menghampirinya.
"ko berhenti,mobil Lo mogok?,"

Vani menatapnya bingung,kok suaranya kayak gak asing,'
"ban nya kempes,Lo siapa?" tanya Vani karena orang yang berdiri diantara pintu mobil dan dirinya belum melepas helm nya.

"ini gue," sambil melepas helm dan

"Lo,"
pantes saja Vani tidak asing, ternyata Abra.

"kenapa gak pulang pakai ojol atau taksi?"

Vani memalingkan wajahnya dengan wajah jutek.
"gak punya app nya,"

"ya udah yuk gue anterin,"

"gak,gue bisa sendiri,"

Abra mengernyitkan kan alisnya.
"kalo bisa sendiri,gak mungkin lo cuma diem di mobil mainin hp,"

"udah sih,Lo kalo mau pulang,pulang aja gak usah peduli in gue," sentak Vani menatap kesal Abra.

Abra menatap nya heran.
"ck,di sini sepi jarang ada yang lewat ,Lo mau di culik,"

"biarin aja,bukan urusan Lo," tak perduli Vani kembali melanjutkan menonton film di hpnya.

Abra berdecak kesal sebelum akhirnya...

"aaAAA...apa yang lo lakuin,lepas.." Vani berteriak panik saat tubuhnya tiba-tiba terangkat dan dalam sekejap dirinya sudah duduk di atas motor Abra.

jantung Vani rasanya seperti sedang berlarian,perutnya seperti ada yang menggelitik nya,antara malu dan heran bagaimana Abra semudah itu mengangkatnya dengan enteng?, padahal Vani itu GENDUT..!!

"udah diem,kalo Lo gak nurut sampai besok juga lo gak bakalan balik-balik,entar mobil nya orang gue yang urus." setelah menutup pintu mobil,Abra mengutak-atik hpnya berniat menghubungi orang nya.

"gak usah,tadi gue udah telpon om gue buat ambil mobil nya." Vani berucap sambil memalingkan wajahnya ke arah lain,sial pipi nya tiba-tiba terasa panas.

Abra menatap nya sebentar,mengambil helm nya dan memakaikan nya ke kepala Vani,Vani ingin protes tapi melihat ekspresi datar Abra membuatnya mengurungkan niatnya.

setelah selesai Abra menaiki motornya.

"pegangan," menarik tangan Vani agar memeluk pinggangnya,Vani ingin menarik tangannya tapi genggaman Abra di tangan nya menghentikan nya.

Abra menyalakan motornya dengan sebelah tangan memegang stang motor dan satunya lagi memegang kedua tangan Vani di perutnya agar tidak melepaskan nya.diam-diam Abra tersenyum.

"nyari kesempatan Lo,awas aja kalo macem-macem."

"cerewet,!".

dan setelahnya motor Abra membelah jalanan yang lenggang,diam-diam Abra memutar motornya ke arah jalanan yang lebih jauh dari alamat rumah Vani yang telah Vani ucapkan.

"kok dari tadi gak nyampe-nyampe sih.." Vani menatap ke sekitarnya yang sedikit asing,saat sadar ini jalan memutar yang berarti akan semakin jauh dan lama buat sampai kerumah nya Vani berseru.

"Lo sengaja ya !,kalo lo lewat sini kapan nyampe nya!!!" Vani tau,meski dia sering melewati jalan tikus menuju rumahnya,tapi sesekali Vani akan melewati jalan yang jauh dari rumahnya jika dia sedang gabut atau sedang mencari hiburan.

"gue gak tau,kan gue orang baru," alibi Abra.

membuat Vani tersadar jika Abra siswa baru di sekolahnya.

Vani menghela nafas,kepala berhelm nya dia sandarkan di punggung Abra,sudahlah dia lelah duduk di jok motor sejam lamanya,hanya agar sampai ke rumahnya.ya sejauh itu jalan yang di pilih Abra.

Abra menahan senyumnya meski tidak berhasil,dan sudut bibirnya semakin tertarik ke atas saat Vani bersandar di punggung.
di sisi lain Abra merasa kasihan,pasti Vani merasa pegal berlama-lama duduk di jok motor,dan untung nya cuaca nya tidak terlalu panas.

Vani turun dari motor dengan berpegangan pada bahu Abra.

wajah nya memperlihat kan ekspresi kesal yang tidak di tutup tutupi,lihat lah sekarang kakinya terasa lemas dan hampir jatuh jika Abra tidak cekatan menarik pinggangnya.

"ini semua gara-gara Lo," Vani berucap pelan namun penuh penekanan,posisinya yang masih di pelukan tangan Abra yang berada di pinggangnya membuat jarak wajahnya sangat dekat,hidung mereka bahkan berjarak satu jengkal.

"maaf.." sesal Abra tulus,dirinya memang sedikit kelewatan.

tangan Abra yang bebas melepaskan helm di kepala Vani.
Vani yang sudah merasa lebih baik dengan kakinya melepas tangan Abra yang melingkari pinggangnya.

"thanks,tapi lain kali jangan ajak gue lagi." setelah nya Vani meninggalkan Abra yang meringis sesal menatap punggung Vani yang menghilang setelah melewati gerbang rumahnya.

"haaah...gue emang segila itu,dan itu semua cuma agar bisa lama-lama sama Lo Van.."

lalu Abra memakai helmnya dan menyalakan motor,kemudian Abra melajukan motornya meninggal kan rumah Vani.



°°°°°

Kakak Suka? Silahkan Like Coment nya.

GENDUT,Di Bucinin Cowok Keren (GBCK S1) -TAMAT!!-Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang