32 GBCK

510 20 0
                                    

Happy Reading

°°°°°

Reva menatap kedatangan Vani heran, ekspresi kusut yang di tampilkan Vani tentu saja menuai tanya bagi siapapun yang melihatnya terutama Reva .
"kenapa Lo?".

Vani melirik nya sekilas.
"gak papa."

Reva mencebikkan bibirnya.
"gak papa..gak papa kok kusut gitu?,"

Vani dengan kesal mengeluarkan buku mata pelajaran hari ini dan menaruhnya kasar di atas meja.

pak!!

Membuat Reva yang melihatnya meringis sendiri.
"ini semua gara-gara Abra,gue kesel sama dia."

"Abra? apa lagi sekarang..?"

"gak tau,males cerita.udah diem jangan banyak tanya,gue lagi bad mood!"

Reva menutup bibirnya dan mengalihkan pandangannya, tiba-tiba ekspresi nya berubah sedih yang di tangkap Vani.
"kenapa Lo? eh iya,tumben Lo pagi-pagi gini udah dateng.mana Rama?".

tidak mendapat kan jawaban atas pertanyaan nya,tentu saja membuat Vani bertambah heran.Tiba-tiba satu pemikiran melintasi kepalanya.
"kalian berantem?".

Reva menunduk,lalu mengangkat kepalanya dengan ekspresi sedih dan mata yang berkaca-kaca.Membuat Vani yang melihatnya merasa iba.Vani lalu menggulung lengan seragamnya sendiri.
"Rama nyakitin Lo? wah bener-bener dia,perlu gue bogem gak nih?".

Reva menghela nafas melihatnya.
"gak perlu,biarin aja.."

"lah, bukannya dia udah nyakitin Lo?".heran Vani,apalagi ketika mendapatkan gelengan kepala dari Reva.Semakin membuat Vani bingung,apakah kini Reva sudah sebucin itu? hingga tidak membiarkan Vani membalas kan apa yang telah di perbuat Rama pada Reva.

"terus sekarang apa masalah nya? sampai Lo juga gak mau gue bantu bales tuh cowok?".

Reva mengangkat kepalanya menatap Vani ragu.
"sebenarnya..."

Vani menunggu dengan sabar ucapan Reva yang menggantung, sungguh terlihat begitu dramatis.Membuat Vani kesal saja.
"apa!?"

Reva berjengit kaget mendengar bentakan dari Vani.
"Vani!! Lo apa-apaan sih,kaget gue!".

Vani memutar matanya jengah.
"Lo! gue nunggu Lo ngomong kayak nunggu ayam bertelur,lama!".

"tinggal ngomong apa susah nya!" lanjut Vani kesal.

Reva meneguk ludahnya kasar, menatap Vani ragu.
"se sebenarnya.....Rama liat puluhan nomer kontak cowok di hp gue, Van.!"

Vani tertegun mendengar nya, menatap Reva kaget.
"Lo..serius?".
Reva mengangguk mengiyakan,dan saat itu juga..

"hfft...hftt,bwahahaha!!!! haha...".

Reva menatap datar Vani,oke..entah siapa yang salah.Salah Reva kah yang bercerita? atau karena para cokap di luaran sana yang bersalah? karena mereka lah yang membuat seorang Reva tidak bisa sadar diri jika menyangkut soal ketampanan dan kesempurnaan,membuat Reva selalu khilaf hingga berani menyimpan nomer hp para cokap itu.

"ha-ha-ha..!!!".

Bukannya murahan,Reva hanya sebagian dari segelintir cewek di dunia ini yang begitu mendambakan kaum adam dengan kesempurnaan nya.

"Vani!!".

"hahaha..!!!"

"sial,Vani gue bilang berhenti!. VANIII!!".

"haha.. hmfft!!" Vani menutup mulutnya dengan tangan,wajah nya terlihat memerah karena tawa nya yang terus menerus hingga membuat Reva jengkel.
"sekali lagi Lo ketawa! gue gak mau ngomong sama Lo!".

Reva bersidekap dada memalingkan wajahnya.
"hfft,hah..oke oke.udah nggak.. sorry sorry."

Vani menatap Reva yang masih enggan menatapnya,mau bagaimana lagi? Vani jadi merasa terhibur bukan nya merasa iba saat mendengar masalah nya Reva.
"hey,gue udah minta maaf ya.Reva...entar gue bantuin Lo deh biar bisa baikan sama Rama, gimana?".

Saat mendengar nya,Reva langsung menatap Vani.
"bener Lo ya,bantuin gue?".

"gue bantuin.."

Reva tersenyum mendengar nya.

"..tapi bo'ong". lanjut Vani memasang wajah polos.

Dan saat itu juga senyuman Reva langsung luntur,membuat Vani tersenyum geli melihatnya.
"bukan nya gue gak mau bantuin Lo Rev,tapi itu semua Lo sendiri penyebabnya.ngegila'in cowok cakep kok sampai segitunya? Lo sendiri yang harus selesai in lah.."

"bilang aja Lo males bantuin!.sok sok an bijak segala." cibir Reva.

"bener! gue emang males,dan..lebih baik juga Lo sendiri yang beresin masalah lo. Lo yang berbuat,Lo juga yang bertanggung jawab!"

"HUe! Enek gue denger Lo ngomong kayak gini.Lo aja masih ngegantungin masalah Abra !" sambil meragakan seakan ingin muntah.

Bukannya tersinggung, Vani malah tersenyum menatap Reva dengan santai.
"oh! jelas,jadi cewek ya harus kayak gue.Mahal! gak kayak Lo..Murah! liat cokap langsung klepek-klepek." balas Vani kejam.

"Sialan Lo ya! awas aja Lo,gue sumpahin Lo juga jadi bucin sama Abra." kesal Reva.

"nyenyenye.." .

.....

"Van.."

Vani berhenti,tanpa berbalik dan membiarkan Abra sendiri yang menghampiri nya.Siapa yang butuh,dia yang harus mendekat.
"Van..jangan hindarin gue".ucap Abra dengan muka memelas setelah berdiri di depan Vani.

"gue nggak hindarin Lo".  Antara bohong dan tidak,dari bel istirahat tadi Vani memang tidak menghindari Abra. Tapi lebih ke mengacuhkan nya,karena setiap Abra membuka suara Vani tidak merespon seakan-akan malas meladeni nya.

Abra menghela nafas pelan.
"iya,maafin gue ya.gue salah,sebagai gantinya Lo bisa minta apapun sama gue.Tapi jangan diemin gue kayak tadi".

"Lo laper gak? kali ini gue bakalan turutin apapun yang mau Lo makan,kalo mau kulineran lagi juga ayo!". lanjut Abra.

Vani menghela nafas kasar.
"ck,gini aja deh.Mending Lo temenin gue liat mobil gue yang lagi di bengkel."

Abra terdiam,teringat dengan mobil Vani yang rusak akibat balapan ekstrem yang di lakukan oleh si empunya mobil. Abra menghela nafas tak rela jika ternyata mobil itu telah selesai di perbaiki, kesempatan nya untuk antar jemput Vani akan semakin kecil.
"oh,jadi Lo gak mau? oke,gue bisa sendiri!"

Ucapan Vani mengejutkan Abra,dan saat Abra sadar Vani telah pergi melewati nya. Dengan cepat Abra pergi menyusul.
"eh Van,tunggu.gue gak bilang gak mau!"

"bohong! tadi Lo hela nafas,bilang aja Lo males".
Mereka berdebat tanpa berhenti berjalan di sepanjang koridor sekolah.

"nggak,Lo salah paham.gue tadi lagi kepikiran sama pr gue,iya pr gue yang tadi di kasih sama pak Toyo." Setelahnya Abra bisa bernafas lega saat Vani berhenti berjalan dan menatap nya .

"oh iya,gue juga dapet pr dari pak Toyo.Nanti gue nyontek ya?".

Abra tergagap mendengar nya, 'habislah..gak ada pelajaran pak Toyo hari ini,mana ada pr dari tuh guru'. diam-diam meneguk ludah nya kasar.

"kenapa Lo? gak mau ngasih contekan juga sama gue?"

"eh mau kok mau,iya gue mau.eh?"

Vani tersenyum mendengar nya.
"bagus lah, sekarang temenin gue ke bengkel.ayo!"

oke, sekarang Abra merasa seperti dirinya telah menjadi orang dung*. Menurut saja terus sama Vani, 'apa gue sebucin itu?'

"Abra! Ayo!".

"eh,iya.tunggu!".

....

...

°°°°°

GENDUT,Di Bucinin Cowok Keren (GBCK S1) -TAMAT!!-Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang