Cerita ini hanya fiksi semata,
Dilarang menyebar luaskan cerita
Dimedia sosial manapun
Dan juga dilarang membawa
Cerita ke real life.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
."Adel" panggil chika kepada adel yang kini tengah menyetir.
"Apa" jawab adel dingin
"Tidur di rumah ya" pinta chika
"Kamu lagi ada yang di mau gak ? Mumpung masih di jalan biar gak ngerepotin orang rumah nanti. Kasian mereka" ucap adel. Ia benar benar tak menggubris permintaan chika
"Aku mau kamu tidur di rumah aja" ucap chika
"Aku beli martabak dulu buat mamah. Kamu diem disini jangan ikut angin malem kurang bagus" ucap adel menghentikan mobilnya di dekat penjual martabak.
Chika pasrah, ia sedari tadi memperhatikan adel yang tengah mengobrol dengan tukang martabak. Sesekali ia bisa melihat adel tertawa lepas, entah apa yang sedang ia obrolkan.
"Pipu kamu kalo ketawa cakep banget nak. Matanya suka ilang kalo ketawa jadi lucu gitu." guman chika dan ia sudah merasakan sebuah gerakan di perutnya.
"Kamu kangen pipu kamu ya ? Maafin mamah ya bikin pipu kamu marah gini. Doain supaya mamah bisa jelasin semuanya ke pipu secepatnya, biar kita bisa bareng bareng lagi ya nak" ucap chika mengelus perutnya.
"Kenapa ?" tanya adel yang baru saja masuk ke dalam mobil dan melihat chika mengusap perutnya.
"Dia tadi nendang dikit" jawab chika
"Oh"
Respon adel membuat chika sedikit bersedih, Adel nya tak lagi antusias ketika ia memberitahu perkembangan anak mereka. Adel nya tak lagi salting dan juga tak lagi tersenyum jika ia membicarakan anak mereka. Harus kah ia masih berharap sekarang ? Adel nya sudah sangat membenci dirinya kali ini.
"Kamu mau ngerasain gerakan dia gak ?" tanya chika antusias berharap dengan hal itu adel nya dapat luluh.
"Engga. Aku lagi nyetir kak" jawab adel menolak tawaran chika dan membuat senyum dan rasa antusias chika luntur seketika.
"Pake satu tangan aja" ucap chika masih berusaha
"Bahaya nyetir pake tangan satu" jawab adel
"Yaudah" ucap chika pasrah. Dirinya sudah tak bisa lagi membujuk adel.
"Kamu udah bilang kan ke dia kalo aku anterin kamu pulang hari ini ?" tanya adel tanpa menoleh kepada chika
"Stop ngomongin dia dia dan dia del" ucap chika
"Kenapa emang salah ?" tanya adel
"Salah, aku udah blok nomer dia. Aku udah gak akan lagi berhubungan sama dia" ucap chika yakin
"Yang kamu lakuin sekarang udah telat kak. Aku udah terlanjur sakit hati juga dan hilang kepercayaan" ucap adel
"Seenggak nya aku udah mau berubah dan memperbaiki semua nya del" ucap chika
"Apa yang kamu perbaiki kak ?" tanya adel
"Aku jamin, kalo aku gak pernah ngomong dan kamu gak ketauan sama aku, aku bisa jamin kamu gak pernah ngelakuin hal itu kak. Gak akan ada di benak kamu buat memperbaiki dan berubah dan agak ada di benak kamu kalo kamu inget aku" ucap adel
"Kamu memperbaiki dan berubah karna aku udah tau dan karna kamu udah ketauan" ucap adel lagi
"Yaudah sekarang kamu mau nya gimana del ? Aku udah minta maaf sama kamu. Aku udah jauhin dia dan gak berhubungan lagi sama dia" ucap chika
"Kamu cukup diem dan tunggu keputusan aku aja kak. Diem dan terima" ucap adel
"Aku harap kita masih bisa memperbaiki semuanya. Aku gak mau dia yang kena del" ucap chika mengusap perutnya
"Dia kena juga itu karna ulah kamu kak. Kalo kamu gak macem macem di luar sana dia gak akan kena dan aku juga gak akan se sakit hati ini sama kamu" ucap adel
"Udah nyampe kak" ucap adel
"Kamu cepet masuk" titah adel
Chika menggeleng kan kepalanya cepat. Ia tak mau meninggalkan adel seperti ini, ia khawatir.
"Cepet kak, udah malem. Dan maaf tolong kasih ini ke mamah dan buat kamu juga ini" ucap adel memberikan 2 kantong kresek martabak
"Kasih aja sendiri" ucap chika
"Buru turun. Aku mau istirahat" ucap adel kini sudah di keluar dari mobilnya.
Chika yang mendengar ucapan adel seketika ia memiliki harapan agar adel malam ini menemaninya tidur.
Keduanya kini masuk ke dalam rumah yang lumayan besar itu. Chika membuntuti adel dari belakang.
"Mah" sapa adel sopan
"Adel. Mamah kangen banget sama kamu nak. Kamu sehat kan ?" tanya mamah chika kini memeluk adel
"Aku sehat mah. Mamah sehat ? Maaf ya" ucap adel
"Engga. Mamah yang minta maaf atas nama chika ya del" ucapnya
"Engga mah gpp. Tapi maaf ya adel gak akan lama lama. Adel mau pergi lagi pengen buru buri istirahat soalnya" ucap adel
"Aku kira kamu udah mau tidur disini" ucap chika yang sedari tadi berada di belakang adel.
"Rumah ini juga kan bisa jadi tempat istirahat kamu del" ucap mamah chika
"Moka sendiran mah disana. Kasian kalo ditinggal" ucap adel yang beralasan.
"Oh iya sih" ucap mamah chika. Ia ingin menahan adel untuk putrinya namun ia juga pahan dengan adel yang masih belum bisa kembali ke rumah ini.
"Maaf ya mah. Oh iya ini ada martabak buat mamah. Kalo gitu adel pergi dulu ya mah" ucap adel kini pamit tanpa memperdulikan chika yang sedari tadi terus protes kepadanya.
"Maaf kak, tapi setiap liat kamu, aku masih sakit hati" guman adel yang kini sudah pergi dari sekitaran rumah chika
"Cebong, maafin pipu juga. Bukannya pipu gak mau ngerasain kamu tapi pipu kesel sama mamah kamu" ucap adel
"Pipu harap kamu selalu sehat dan gak ngerepotin mamah kamu" ucap adel
Kini adel tengah di perjalanan pulang. Sejak kepulangannua dari rumah chika tadi banyak sekali hal hal yang membuat ia terasa mengganjal dan tak enak hati.
Ia, kepikiran dengan perkataannya pada chika dan ia juga kepikiran dengan perasaan chika yang mungkin sedih atas sikapnya.
Update di hari huhuhuhu
Maaf ya baru balik kerja ini seharin.

KAMU SEDANG MEMBACA
TAK TERDUGA
Fanfiction2 member yang di ship kan dengan orang lain ternyata memiliki hubungan yang tidak terpikirkan sebelumnya. CERITA INI HANYA FIKSI SEMATA DAN DILARANG MENYEBARKAN CERITA KE MEDIA SOSIAL MANAPUN. TERIMAKASIH 🙏