Hii guys, ini adalah sequel cerita Transmigrasi Bella. Biar kalian gak bingung sebaiknya baca dulu Transmigrasi Bella! kalian bisa cek di profil aku!
||Happy Reading||
Setelah berbulan-bulan di telanjangi dan tak di perbolehkan mengenakan pakaian oleh Varen. Akhirnya laki-laki itu memberi Cllara sebuah pakaian untuk di pakainya.
Cllara memakai baju kaos putih kebesaran yang di berikan Varen padanya, panjang baju itu sampai di lututnya. Ia hanya menggunakan baju itu tanpa mengenakan dalaman apapun.
"Nih! Makan. Gue mau keluar." Ujar Varen membawa makanan ke dalam kamar untuk Cllara, Cllara memaksakan senyumnya mengambil piring itu dan memakan makanan itu dengan lahap.
Ia yakin itu adalah makanan sisa yang di makan oleh Varen tadi pagi. Tapi Cllara bersyukur laki-laki itu masih memberinya makan.
Varen pergi begitu saja setelah memberi Cllara makan, ia mempunya urusan penting.
Saat Cllara memakan makanan itu perutnya terasa aneh, dan ia begitu mual saat ini. Apa makanan ini sudah basi? Atau dia..
Cllara menepis fikiran negatifnya lalu berlari ke kamar mandi, dan memuntahkan cairan bening dari mulutnya di wastafel.
Ia terus menerus memuntahkan cairan bening itu, sehingga membuat kepalanya sedikit pusing.
Setelah selesai memuntahkan semua cairan itu, Cllara keluar dari kamar mandi dan duduk di ranjang. Ia melirik handphone Varen yang selalu di tinggalkan oleh laki-laki itu di kamarnya.
Ia tak berani mengambilnya lagi setelah kejadian beberapa bulan lalu saat Bella menelfon. Namun kini ia memberanikan diri, toh ia tak akan mencoba kabur. Ia sudah sangat lelah, semua usahanya selalu gagal.
Ia mengirimi Dikta sebuah pesan, dan kembali meletakkan handphone itu di nakas.
Dikta segera datang ke apartemen Varen dengan membawa barang yang di pesan melalui chat, Dikta fikir Varen yang mengiriminya pesan itu. Dikta dengan mudah masuk ke dalam apartemen itu karena ia tau kata sandi yang di gunakan oleh Varen.
Seperti pesan yang di kirim padanya itu, Dikta langsung masuk ke dalam kamar Varen. Ia terkejut melihat kondisi Cllara yang acak-acakan seperti tak terurus.
"Hhm, di mana Varen?" Tanya Dikta langsung to the point.
"V-varen lagi keluar, aku yang ngirim pesan itu ke kamu." Ucap Cllara gugup, ia terlalu malu untuk bertemu dengan orang lain selain Varen. Walaupun ia mengenakan pakaian namun Cllara masih merasa dirinya telanjang alias tak memakai pakaian apapun. Saking lamanya ia di telanjangi dan tak di beri memakai pakaian oleh Varen.
"Ooh, yaudah nih!" Dikta melempar benda yang di pesan Cllara kepada wanita itu, setelah itu Dikta langsung pergi dari apartemen Varen dengan eksspresi yang sulit di artikan oleh Cllara.
Varen baru saja sampai di rumah, ia langsung masuk ke dalam kamar saat mendengar suara tangisan seseorang. Ia yakin itu pasti Cllara yang sedang menangis, wanita itu menjadi benar-benar gila, mungkin.
Karena akhir-akhir ini dia sering menangis tidak jelas, tapi Varen sangat senang melihat wanita itu menangis.
"Bisa diem gak? Gue capek banget. Mau istirahat." Pinta Varen sedikit ketus sebari mendudukkan dirinya di pinggir ranjang.
Cllara yang tadinya meringkuk di pojokan berdiri menghampiri Varen, lalu berkata..
"V-varen, .. aku hamil."
***
Cllara bangun perlahan-lahan dari tidurnya badannya terasa sangat sakit dan pegal-pegal. Mata wanita itu menatap ke sekitar menelisik sudut ruangan, ia mencari keberadaan Varen.
KAMU SEDANG MEMBACA
HERLINA [END]
Teen Fiction⚠️cerita ini hanya di publish di lapak @Rhea_margareth, jika kalian menemukan cerita dengan alur seperti ini di lapak orang lain berarti itu plagiat‼️ SEQUEL CERITA : Transmigrasi Bella Tentang bagaimana Varen membalas perbuatan Cllara, hingga memis...