66. Perlakuan Manis Jingga

909 50 3
                                    

ℍ𝔸𝕃𝕃𝕆 𝔾𝕌𝕐𝕊!! 𝔸𝕂𝕌 𝕌ℙ𝔻𝔸𝕋𝔼 ℕ𝕀ℍℍℍ!!! 𝕂𝕚𝕣𝕒-𝕜𝕚𝕣𝕒 𝕒𝕕𝕒 𝕪𝕒𝕟𝕘 𝕟𝕦𝕟𝕘𝕘𝕦𝕚𝕟 𝕘𝕒𝕜 𝕪𝕒??

(𝕥𝕠𝕝𝕠𝕟𝕘 𝕥𝕒𝕟𝕕𝕒𝕚𝕟 𝕜𝕒𝕝𝕒𝕦 𝕒𝕕𝕒 𝕥𝕪𝕡𝕠) 𝕛𝕒𝕟𝕘𝕒𝕟 𝕝𝕦𝕡𝕒 𝕍𝕠𝕥𝕖 𝕕𝕒𝕟 𝕂𝕠𝕞𝕖𝕟 𝕕𝕚 𝕤𝕖𝕥𝕚𝕒𝕡 𝕡𝕒𝕣𝕒𝕘𝕣𝕒𝕗 𝕓𝕚𝕒𝕣 𝕒𝕜𝕦 𝕞𝕒𝕜𝕚𝕟 𝕤𝕖𝕞𝕒𝕟𝕘𝕒𝕥 𝕟𝕦𝕝𝕚𝕤 𝕕𝕒𝕟 𝕞𝕒𝕜𝕚𝕟 𝕣𝕒𝕛𝕚𝕟 𝕦𝕡𝕕𝕒𝕥𝕖 😋❤‍🔥





||Happy Reading||








Bugh!

Bugh!

"Setidaknya dari awal lo ngomong sama gue kalau mau serius atau cuman ngemainin Herlin! kalau gue tau lo mau nyakitin dia terus-terusan, gue gak bakal biarin lo sampe deketin dia!" kesal Jingga yang baru saja melayangkan pukulan keras pada wajah Arga.

Jingga sudah mendengar semuanya, karena banyak siswa maupun siswi yang membicarakan masalah Arga dan juga Herlin. Ia yang tak tahan pun segera menarik Arga dan menghajarnya di rooftop sekolah yang sepi.

Banyak umpatan yang di lontarkan Jingga untuk Arga, namun laki-laki itu malah terkekeh sebari mengusap ujung bibirnya yang mengeluarkan darah akibat terkena pukulan dari Jingga "Bukannya lo sama aja? Sama-sama mau nyakitin dia kan?"

"Cih! gak pernah terbesit sedikitpun niat gue buat nyakitin dia." elak Jingga, karena memang benar itulah yang ia rasakan. Jingga sangat menyayangi Herlin, ia juga menginginkan Herlin agar bisa menjadi miliknya.

Arga tertawa semakin keras, ia melangkah mendekati Jingga dengan langkah pelan "Lawak lo, padahal lo sendiri mau merkosa dia kan? jangan sok pikun deh."

Kedua tangan Jingga mengepal kuat ia sangat geram dengan Arga yang terus tertawa, tangannya sangat gatal ingin kembali memukul laki-laki itu "Gue mau milikin dia, gue mau jaga dia sebaik mungkin. Susah, gue susah banget buat luluhin hati dia."

"Tapi, dengan mudahnya lo bisa dapetin hati dia. Gue, gue yang tumbuh sama Herlin dari kecil. Gue tau dia gimana, gue tau."

"Tapi apa? nyatanya gue kalah sama orang baru." ujar Jingga dengan nada serak, ada rasa sesak yang membuatnya seolah tak sanggup untuk kembali berkata.

Bahkan ia bisa merasakan netra matanya yang berembun, Jingga mati-matian menahan air matanya agar tidak tumpah di hadapan Arga "Coba fikir, seberapa susahnya gue buat dapetin hati dia, bahkan saking susahnya sampai-sampai gue kepikiran buat milikin dia dengan cara bejat."

"Eleh, emang dasarnya lo nya yang mesum." jawab Arga dengan nada ketus, ia tahu betul apa isi kepala laki-laki.

Mendengar ucapan Arga membuat Jingga emosi, namun ia tetap menahannya karena ia sadar di sini bukanlah tempat yang tepat untuk memberikan Arga pelajaran.

"Orang yang Herlin mau bukan lo, jadi tolong sadar diri. Dia cuman mau gue, dia milik gue." tegas Arga kemudian berjalan pergi, namun sebelum benar-benar keluar dari rooftop ia sengaja berjalan cepat dan menyenggol bahu Jingga hingga laki-laki itu kembali menatapnya tajam.

"Don't expect him to choose you." bisik Arga.

****

Cllara duduk termenung di tepian ranjang, fikirannya dipenuhi oleh Herlin. Ia fikir jika ia memutuskan untuk kembali dan tinggal di rumah ini Herlin juga akan ikut tinggal di sini bersamanya.

HERLINA [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang