51. Apa Kamu Mau, Mati Di Usia Muda?

880 45 8
                                    

ℍ𝔸𝕃𝕃𝕆 𝕒𝕜𝕦 𝕦𝕡𝕕𝕒𝕥𝕖 𝕟𝕚𝕙! 𝕒𝕕𝕒 𝕪𝕒𝕟𝕘 𝕟𝕦𝕟𝕘𝕘𝕦𝕚𝕟 𝕘𝕒𝕜?

𝕁𝕒𝕟𝕘𝕒𝕟 𝕝𝕦𝕡𝕒 𝕍𝕠𝕥𝕖 𝕕𝕒𝕟 𝕜𝕠𝕞𝕖𝕟 𝕕𝕚 𝕤𝕖𝕥𝕚𝕒𝕡 𝕡𝕒𝕣𝕒𝕘𝕣𝕒𝕗 𝕓𝕚𝕒𝕣 𝕒𝕜𝕦 𝕞𝕒𝕜𝕚𝕟 𝕤𝕖𝕞𝕒𝕟𝕘𝕒𝕥 𝕓𝕦𝕒𝕥 𝕟𝕦𝕝𝕚𝕤 𝕕𝕒𝕟 𝕞𝕒𝕜𝕚𝕟 𝕣𝕒𝕛𝕚𝕟 𝕦𝕡𝕕𝕒𝕥𝕖 𝕡𝕒𝕣𝕥-𝕡𝕒𝕣𝕥 𝕓𝕒𝕣𝕦 🦭🤍

𝔽𝕠𝕝𝕝𝕠𝕨 𝕝𝕒𝕡𝕒𝕜 𝕚𝕟𝕚 𝕤𝕖𝕓𝕖𝕝𝕦𝕞 𝕞𝕖𝕞𝕓𝕒𝕔𝕒 😗💋

||Happy Reading||






Dengan perasaan dongkol Arga harus kembali menyaksikan kedekatan Jingga dan juga Herlin di depan mata kepalanya sendiri, jujur saja rasa iri dengki menyelimuti hatinya saat ini.

"Lo cemburu?"

Arga menoleh ke samping dan ia mendapati seorang gadis berdiri di sampingnya, gadis itu adalah Yulia "Lo juga, iya kan?" gadis itu mengangguk cepat.

"Tapi gue gak mau egois, hubungan gue sama Herlin baru aja membaik."

Arga terdiam, kembali melirik Herlin yang sedang asik mengobrol dengan Jingga. Jadi? Herlin sudah memaafkan kedua orang itu? sedangkan dirinya?

Mengapa Herlin sangat sulit memaafkannya?

Yulia yang faham akan berubahnya raut wajah Arga berkata "Lo juga jangan egois, Herlin masih kecewa sama lo. Jangan bikin dia tambah kecewa, jangan kekang dia di saat seperti ini. Hubungan kalian udah berakhir."

Ucapan Yulia barusan sangat menampar relung hatinya, dan berhasil membuat Arga tersadar "Gue gak mau hubungan gue sama Herlin berakhir." lirih laki-laki itu, Yulia faham betul dengan apa yang sedang di rasakan Arga.

Laki-laki itu ternyata benar-benar mencintai Herlin, terlihat jelas dari tatapan matanya yang begitu tulus saat melihat Herlin sedang tersenyum "Lo udah maafin gue kan? maafin gue karena cepu dan udah ngebongkar semuanya. Tapi Herlin juga berhak tau tentang semua itu."

"Lo gak perlu minta maaf, semua itu emang kesalahan gue."

****

Hari ini adalah hari Ayah nasional, dan kemarin semua siswa mendapatkan surat undangan untuk di berikan pada Ayahnya untuk hadir hari ini ke sekolah.

Varen juga hadir, namun bukan karena Herlin yang memberikannya surat undangan itu. Melainkan wali kelas Herlin lah yang menelfonnya pagi-pagi sekali, wali kelas Putrinya itu berkata menemukan surat undangan milik Herlin, tidak sengaja ia temukan di samping tong sampah.

Jadi apakah Herlin memang sengaja membuang surat itu?

Dengan perlahan Varen berjalan di koridor menuju ke aula tempat mereka berkumpul. Ia melihat banyak siswa-siswi dan juga banyak Pria yang berlalu lalang, mungkin mereka para orang tua murid.

Ia juga melihat beberapa siswi sedang mengobrol santai bersama para Ayah mereka, namun sejak tadi ia belum menemukan di mana Herlin.

Dan ternyata salah, ia sekarang sudah menemukan Herlin. Bahkan gadis itu sedang berjalan kearahnya, nemun Herlin hanya melewatinya begitu saja.

HERLINA [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang