64. Bunga Aster? Benarkah?

725 46 8
                                    

ℍ𝔸𝕃𝕃𝕆 𝔾𝕌𝕐𝕊!!! 𝕒𝕜𝕦 𝕦𝕡𝕕𝕒𝕥𝕖 𝕟𝕚𝕙𝕙𝕙 𝕜𝕒𝕝𝕚𝕒𝕟 𝕡𝕒𝕤𝕥𝕚 𝕦𝕕𝕒𝕙 𝕟𝕦𝕟𝕘𝕘𝕦𝕚𝕟 𝕝𝕒𝕞𝕒 𝕜𝕒𝕟?? 𝕞𝕒𝕒𝕗 𝕪𝕒𝕒𝕒, 𝕒𝕜𝕦 𝕓𝕒𝕣𝕦 𝕓𝕚𝕤𝕒 𝕦𝕡 𝕤𝕖𝕜𝕒𝕣𝕒𝕟𝕘 𝕙𝕖𝕙𝕖..

𝕁𝕒𝕟𝕘𝕒𝕟 𝕝𝕦𝕡𝕒 𝕍𝕠𝕥𝕖 𝕕𝕒𝕟 𝕂𝕠𝕞𝕖𝕟 𝕕𝕚 𝕤𝕖𝕥𝕚𝕒𝕡 𝕡𝕒𝕣𝕒𝕘𝕣𝕒𝕗 𝕓𝕚𝕒𝕣 𝕒𝕜𝕦 𝕞𝕒𝕜𝕚𝕟 𝕤𝕖𝕞𝕒𝕟𝕘𝕒𝕥 𝕟𝕦𝕝𝕚𝕤 𝕕𝕒𝕟 𝕞𝕒𝕜𝕚𝕟 𝕣𝕒𝕛𝕚𝕟 𝕦𝕡𝕕𝕒𝕥𝕖, (𝕜𝕒𝕝𝕒𝕦 𝕒𝕕𝕒 𝕥𝕪𝕡𝕠 𝕥𝕠𝕝𝕠𝕟𝕘 𝕥𝕒𝕟𝕕𝕒𝕚𝕟 𝕪𝕒 𝕨𝕜𝕨𝕜) 🙏😋

||Happy Reading||






Sudah lebih dari satu jam lamanya Varen dan Nyoman menunggu Herlin keluar dari gerbang namun tidak ada tanda-tanda gadis itu akan keluar.

Suasana sekolah juga sudah sangat sepi, gerbangpun sudah terkunci rapat. Lalu apa yang mereka tunggu di sini?

Varen berdecak keras "Kemana gadis itu?!" kesalnya.

Nyoman menoleh sekilas kearah bosnya lalu berkata "Mungkin sudah pulang Tuan, lewat gerbang yang berada di belakang sekolah."

"Ck, Sialan."

****

Hari sudah menjelang sore, Arga datang dengan mengendarai motor besarnya. Tidak mungkin ia datang dengan mengendarai mobil karena jalan yang ia lalui tidak bisa di lewati oleh kendaraan beroda empat.

"Sore Tan." sapa Arga kala Cllara membukakannya pintu. Laki-laki itu tersenyum hangat "Herlinnya ada?" tanya Arga.

"Ada kok, di dalem. Bentar ya biar Tante panggilin."

Arga mengangguk kemudian Cllara berbalik masuk ke dalam rumah untuk memanggil Herlin, sementara itu benda pipih yang Arga simpan di sakunya tiba-tiba berbunyi, ada sebuah notifikasi masuk dari seseorang.

_______________________

WhatsApp

Pak Tua
Kamu jangan bohong ya sama Saya!

Pak Tua
Saya otw

_____________________

Arga tersenyum kecil lalu memasukkan kembali benda pipih itu ke dalam saku celananya. "Eh? kamu udah lama ya di sini?" tanya Herlin, gadis itu berjalan menghampiri kekasihnya.


"Gak kok, aku baru aja dateng." sahut Arga dengan senyuman yang tidak luntur dari bibirnya, Herlin membalas senyuman Arga. Kekasihnya itu sangat tampan, senyum Arga membuat hatinya menghangat.

"Kita mau kemana emang?" tanya Herlin, karena Arga tidak mengatakan kemana mereka akan pergi sore ini.

Herlin juga merasa sedikit ragu untuk pergi meninggalkan Ibunya sendirian di sore hari seperti ini, Olla pasti masih sedang membantu Ibunya mencari kayu bakar di hutan di dekat sini.

Entah kenapa perasaannya menjadi tidak enak, seperti ada sesuatu yang mengganjal di hatinya.

Arga yang menyadari kegelisahan kekasihnya itu pun memegang kedua pundak Herlin "Tenang aja, gapapa. Mama kamu pasti baik-baik aja di sini, lagipula kita cuman pergi sebentar aja." ujar Arga seolah tahu apa isi fikiran Herlin.

HERLINA [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang