11. Permintaan Maaf Prajurit

1.1K 51 22
                                    

Hallo!! Akhirnya aku bisa up lagi!!

||Happy Reading||

Herlin menuruni anak tangga rumahnya dengan santai, seperti biasa ia tidak melihat Varen. Ayahnya itu selalu pergi pagi-pagi sekali.

Namun betapa terkejutnya ia melihat Jingga yang sedang duduk mengobrol di ruang tengah bersama Zergan, laki-laki itu benar-benar kembali menjemputnya.

Zergan yang mendengar langkah kaki yang menuruni anak tangga pun menoleh "Herlin? ayo cepat ke mari!"

Mendengar panggilan itu membuat Herlin terkejut, ia mempercepat jalannya. "Ada apa, Daddy?" tanyanya lembut.

"Apa benar kata Jingga kalau kamu sering bolos?"

Mendengar pertanyaan kakeknya itu membuat mata Herlin mendelik, apa Jingga mencepukan perbuatannya selama ini pada Zergan.

Gadis itu menatap tajam Jingga yang tersenyum.

"Herlin. Jawab Daddy." Tegas Zergan membuat Herlin kembali mengalihkan pandangan padanya "Iya, Dad." mau bagaimana lagi, mau berbohong tapi Kakeknya itu pasti sudah tau.

Zergan menghelan nafas "Kenapa bolos?"

Herlin diam, ia enggan menjawab.

"Eh, Kek—"

"Panggil aku Daddy!"

"Ah ya, Dad. Jadi Jingga mau memberi saran sedikit, gimana kalau setiap hari Herlin biar sekolah bareng saya aja? saya janji bakal mastiin Herlin gak bolos-bolos lagi." Jingga tersenyum jahil pada Herlin yang mengepalkan kedua tangannya.

"Enggak! Herlin janji gak bakalan bolos lagi, Herlin gak mau berangkat bareng Jingga." tolaknya, Herlin kesal kenapa Jingga tidak berada di pihaknya kali ini?

Sial sekali, prajurit nya itu berkhianat.

"Kenapa gak mau?" Heran Zergan, bukankah kedua remaja ini suka menghabiakan waktu berdua?

"Princess, kenapa nolak?" Jingga juga ikut bertanya dengan menggunakan embel-embel Princess nya.

Herlin memutar bola matanya "Herlin berangkat bareng Yulia, ya! Herlin berangkat bareng Yulia." Bohong gadis itu sebari menyengir.

Jingga menatap tak suka ke arah Herlin "Bohong dia, Dad. Selain suka bolos, Herlin sepulang sekolah juga suka main ke rumah cow—"

"Iya, Daddy! Herlin berangkat bareng Jingga." selanya cepat, bisa gawat jika Zergan mendengar lanjutan dari ucapan Jingga.

Herlin berjalan ke arah Jingga lalu menarik laki-laki itu keluar "Herlin sama Jingga berangkat dulu, bye!!" Herlin melambaikan tangan pada kakeknya yang tersenyum.

Kini kedua remaja itu tengah berada di dalam mobil.

"Lo apa-apaan sih? cepu banget. Dasar Prajurit penghianat!" Ucap gadis itu ketus pada Jingga yang fokus menyetir mobil.

"Lo gak usah manggil gue Princess lagi, lo udah gue pecat dari istana." Kesalnya.

Jingga terkekeh kecil mendengar gerutuan Herlin "Yaudah, gue panggil Permaisuri aja gimana? udah romantis kan?"

HERLINA [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang