16. Apartemen

1.2K 55 25
                                    


Hallo guys! aku update nih!! kali ini aku tidak PHP yaaa🤣

Cus Baca! sebelum baca jangan lupa follow dulu lapak ini!!!

||Happy Reading||












Keesokan harinya..

Varen terbangun karna handphone nya terus berdering, ia beranjak melepas persatuannya dengan Cllara yang terkapar tak sadarkan diri di bawahnya.

Pria itu beranjak dari kasur lalu memungut pakaiannya yang berantakan di lantai, ia mengenakan kembali seluruh pakaiannya kemudian barulah ia mengangkat telfon dari Zergan.

"Ada apa, Pa?" tanya Varen dengan suara seraknya.

"Varen! sejak kemarin malam Herlin tidak pulang ke rumah, Papa udah coba nyari dia di sekitaran rumah bahkan Papa sudah menelfon teman-temannya juga. Tapi satu pun dari mereka gak ada yang tau di mana Herlin." ujar Zergan dari sebrang sana menjelaskan apa yang terjadi.

Varen berdecak kecil "Yaudah Papa tenang aja, biar Varen yang nyari Herlin." ujarnya.

"Cepatlah! Mama mu sangat khawatir dengan keadaan Herlin-"

Tut!

Tanpa mendengarkan ucapan Zergan selanjutnya, Varen langsung memutus panggilan itu sepihak.
Ia langsung menelfon Nyoman dan menyuruh Pria itu untuk menjemput Cllara ke hotel ini.

Sebelum pergi Varen juga menyempatkan diri untuk memakaikan Cllara pakaian, ia tidak mau jika Nyoman melihat tubuh telanjang Cllara.

"Merepotkan." Varen pun pergi dari hotel itu dengan mengendarai mobilnya, ia harus mencari Herlin. Entah kemana perginya gadis itu.

***

Tanpa mereka ketahui ternyata Herlin sedang berada di rumah Arga, gadis itu sedang menyuaipi Arga bubur "Lo emang gak sekolah?" Tanya Arga seusai menelan makanannya.

Herlin mengeleng lesu.

Laki-laki itu hanya berdehem pelan, setelah bercerita dengan berlinang air mata kemarin malam Herlin menjadi sedikit murung dan sulit di ajak berbicara.

Gadis itu hanya menyahutinya dengan gelengan, anggukan, dan deheman saja.

"Yaudah, sesuai janji gue kemarin. Gue mau kok nemenin lo ke Apartemen itu, jangan murung lagi."

"Lo jelek kalau kayak gitu." celetuk Arga membuat mata Herlin mendelik kesal.

"Di mata lo, gue emang selalu jelek kali."

Arga terkekeh mendengar ucapan Herlin barusan, akhirnya gadis itu mengeluarkan suaranya "Siapa bilang? kemarin-kemarin lo cantik tuh waktu senyum." goda Arga membuat gadis itu mencubit tangannya.

"Awshh!! kok di cubit sih?" Laki-laki itu mengusap tangannya yang di cubit oleh Herlin barusan.

"Lo rese sih!"

"Bilang aja salting!"

"Mana ada!"

"Turunin gengsi lo, gue tau lo terpesona kan karna kegantengan gue yang gak manusiawi ini??" Ujar Arga percaya diri mengguyur rambutnya ke belakang menggunakan salah satu tangannya.

HERLINA [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang