09. Apartemen?

1.2K 57 29
                                    

Hallo guys, Siapa nih yg nungguin aku update?

||Happy Reading||


"INI SEMUA PASTI GARA-GARA KAMU KAN!? DASAR PEMBAWA SIAL! KEBERADAAN KAMU MEMBUAT SIAL ORANG LAIN." Bentak Kinan menunjuk wajah Herlin dengan jari telunjuk nya.

Herlin hanya bisa diam dan menerima makian itu toh jika ia menjelaskan ulang wanita itu akan tetap menyalahkan nya.

Menurut Herlin ibunya Arga itu sangat aneh, wanita bernama Kinan itu suka seenaknya menyalahkan orang lain yang belum tentu bersalah.

Suara keributan itu membuat Arga terbangun, perlahan-lahan laki-laki itu membuka netra matanya.

Lalu berucap lirih "M-mami?" lirih nya susah payah.

Kinan yang mendengar suara Arga pun lantas menoleh dan menghampiri putranya yang terbaring lemas di brankar.

"Iya sayang? gimana kondisi kamu? ada yang sakit? biar Mami panggilkan dokter." Namun Arga menggeleng.

Herlin yang melihat Kinan berucap sangat lembut pada Arga hanya bisa menghelan nafas, wanita itu berubah dalam waktu yang sangat singkat.

Padahal baru beberapa detik yang lalu Kinan membentak-bentak nya.

"Kenapa ini bisa terjadi Arga? apa karna gadis itu?" tanya Kinan mengusap lembut surai hitam putranya.

Arga melirik Herlin yang hanya berdiri dengan wajah yang menunduk, gadis itu sangat pasrah. "B-bukan, Mi. Arga kecelakaan tunggal." sahut putranya, ia tidak ingin Herlin terkena masalah, walau ia tau Herlin memang tidak bersalah.

"Jangan bohong, pasti dia kan biang keroknya?" Wanita itu kembali bertanya memastikan.

"Kenapa dia pengen Arga nyalahin gue?" batin Herlin terheran-heran dengan ibunya Arga.

"Engga—" belum selesai putranya itu berucap Kinan langsung menyela "Sudah! memang gadis itu biang masalah. Kamu harus tanggung jawab Herlin, kamu sudah membuat putraku seperti ini."

Herlin sangat terkejut mendengar nya. Kinan seperti ingin memanfaatkan keadaan ini, dan terus mendesaknya seolah memang dia yang bersalah.

Bahkan dia mendengar jelas Arga mengatakan 'Engga' dan berarti ini bukan slahanya, dan memang bukan salah Herlin.

Manusia waras pasti tau itu.

"Mami." tekan Arga tidak suka dengan ucapan ibunya, jelas-jelas ini bukan salah gadis itu.

"Diam kamu Arga, pokoknya Herlin harus tanggung jawab."

Jika tau begini jujur saja, Herlin menyesal membantu Arga.

Gadis itu terus menghelan nafas berusaha sabar dan tidak memperpanjang kesalah fahaman ini. "Yaudah apa yang aku harus lakuin?" tanya Herlin pada Kinan.

Ia harap setelah ini kesalah fahaman ini selesai.

"Kamu harus urus Arga, sampai lumpuh sementaranya itu sembuh."

Bola mata Herlin membulat sempurna, ternyata Kinan memang memanfaatkan situasi ini.

"HERLIN?!!" Cllara sangat terkejut melihat kedatangan Herlin, jam sudah menunjukkan pukul 8 malam dan gadis itu baru pulang.

HERLINA [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang