47. Mengalah, Bukanlah Hal Yang Mudah

838 53 3
                                    

HALLO guys!! aku update nihh🔥🔥🔥 siapa yang udah nungguin aku update?? absen dulu 👉👉

Jangan lupa Vote dan Komen di setiap paragraf agar aku makin semangat buat nulis😁🌷

||Happy Reading||



Yulia dengan semangat menghampiri Herlin yang baru saja masuk ke dalam kelas, ia tidak tahan lama-lama menjaga jarak dengan sahabatnya itu "Lin! gue duduk bareng sama lo lagi ya?" ujarnya sebari membawa tas dan menaruhnya di atas meja Herlin.

Yulia mengerutkan keningnya heran, Herlin semakin berbeda dengan hari-hari biasanya. Ya gadis itu menjadi semakin pendiam, "Ayolah bicara sama gue, gue gak tahan lama-lama diem-dieman sama lo." bujuknya menggoyang-goyangkan lengan sahabatnya.

Feby dan Ocha yang melihat kebodohan Yulia pun tertawa "Orang bisu kok di ajak ngomong." celetuk Ocha, lalu mereka kembali tertawa.

Yulia menatap tajam kedua gadis yang tertawa itu lalu berkata tegas "Dih! gak usah ketawa lo! emang ada yang lucu?!"

"Owalah, udah balik ke sahabatnya toh, kirain masih satu circle sama kita." ucap Feby pada Ocha, sebari membalas tatapan tajam dari Yulia.

"Gak sudi gue sama playing victim kayak lo pada!" gadis itu menunjuk Feby dan Ocha dengan jari telunjuknyatelunjuknya bergantian.

Yulia hendak kembali bersuara, namun niatnya ia urungkan kala menyadari Herlin berdiri dan hendak pergi meninggalkan kelas, "Herlin! lo mau kemana!?" pekik Yulia berlari kecil mengikuti langkah sahabatnya dari belakang.

Ia mengikuti Herlin dengan perasaan cemas, takutnya Herlin kembali berpapasan dengan Arga seperti hari-hari sebelumnya. Karena setiap Herlin dan Arga berpapasan ia bisa melihat dengan jelas bagaimana kesal dan emosinya Herlin.

Yulia sebenarnya ingin bertanya sebenarnya apa lagi yang terjadi pada mereka, namun ia belum mendapat kesempatan untuk bisa menanyakan hal itu. Karena Herlin selalu mengabaikannya.

Ia memberhentikan langkahnya kala melihat Herlin berjalan menuju kantin, dan ia bisa melihat dengan jelas Arga yang hendak menghampiri Herlin. "Sial, ngapain sih nyari gara-gara banget!" gumam Yulia kembali berjalan cepat lalu menarik tangan Arga keluar dari kantin.

"Lepasin bangsat!" laki-laki itu menarik tangannya dari cekalan Yulia, gadis gila itu menariknya dari kantin entah apa maksud dan tujuan Yulia. "Ngapain lo narik-narik gue?"

"Lo bisa gak si sekali aja jangan bikin mood Herlin jadi kacau, dia lagi marah sama lo. Plis jaga jarak dulu sama Herlin." pinta Yulia dengan tegas pada Arga, ia sangat berharap jika laki-laki itu mau menurut padanya, sekali saja.

"Gue tau, gue nyamperin dia cuman mau ngelurusin masalah biar gak makin panjang." jawab Arga tegas.

"Ngelurusin masalah biar gak jadi panjang? bukannya lo yang terus nambah masalah?"

Arga dan Yulia kompak menoleh ke arah sumber suara, betapa terkejutnya mereka kala melihat sosok Herlin yang berdiri di belakang mereka. "Herlin?"

"Herlin tolong dengerin aku, malam itu aku cuman gak mau kamu pergi. Aku gak mau kamu pulang sendirian tengah malem." Arga meraih tangan Herlin, namun gadis itu menepis tangannya "there are still other ways, right? But why did you choose to kiss me?" tanya Herlin, menatap laki-laki di hadapannya dengan tatapan penuh rasa kecewa.

"kiss?" gumam Yulia menatap Herlin dan Arga bergantian.

"Maaf. Maaf aku gak bisa–"

belum selesai Arga menyelesaikan ucapannya Herlin malah dengan cepat menyela ucapan Arga dan berkata "Gue kecewa banget sama lo." ucapnya lalu pergi meninggalkan Arga dan Yulia yang masih berada dia sana.

HERLINA [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang