Hallo, siapa nih yang udah nungguin aku update?
Jangan lupa Vote dan Coment biar aku makin semangat nulisnya, dan satu lagi. Kalian wajib follow lapak ini sebelum baca!!||Happy Reading||
Jingga datang tepat pukul 4 sore di rumah Herlin, laki-laki itu sangat tempat waktu, Jingga adalah tipikal laki-laki yang selalu menempati janjinya.
Tok!
Tok!
Tok!
Jingga mengetuk pintu besar itu tiga kali, lalu ada seorang pelayan yang membukakannya pintu. "Eh, ada den Jingga. Ayo silahkan masuk!" ujar Bi Tesni-pelayan yang bekerja di rumah besar tersebut.
"Iya, Bi." ujar Jingga sopan.
Laki-laki itu duduk di sofa ruang tamu, biasanya ia akan langsung menghampiri Herlin namun kali ini berbeda. Zergan sudah sangat ketat menjaga rumahnya agar tak di masuki sembarang laki-laki yang mau mendekati cucu semata wayangnya.
"Jingga, tumben main lagi ke sini." Zergan tiba-tiba muncul dari dapur dan ikut duduk di sofa ruang tamu, Jingga hanya tersenyum kecil sebari berkata "Mau jemput Herlin, kek. Mau jalan-jalan bentar."
Zergan berdehem singkat, ia belum terbiasa di panggil dengan sebutan kakek. karena selama ini Herlin memanggilnya dengan sebutan daddy.
"Daddy, Herlin mau main bentar bareng Jingga."
Suara lembut yang begitu familiar itu mengalihkan pandangan kedua orang yang sedang duduk di sofa ruang tamu, mereka tertegun melihat seorang gadis yang sangat cantik dengan pakaian sederhana nya itu menuruni satu-persatu anak tangga.
Zergan melambaikan tangannya memberi isyarat agar Herlin berjalan lebih cepat ke arahnya. "Sayang, kamu mau kemana sama Jingga, hm?" Tanya Zergan.
Herlin duduk di sebelah kakeknya lalu berkata "Ke pantai, janji cuman sebentar."
"He'eh! mana ada jalan-jalan cuman sebentar. Kamu puas-puasin ya jalan-jalannya jangan dengerin daddy kamu itu, nikmati masa remaja kamu." ujar Bella menatap sinis suaminya.
Herlin juga perlu refresing, gadis itu sudah lama berdiam diri hanya di rumah saja. Herlin hanya keluar rumah untuk bersekolah, dan setelah pulang sekolah gadis itu akan berdiam di kamarnya.
Zergan memberi tatapan sinis pada Bella "Jangan dengerin mommy kamu, dia itu lagi ngawur."
Herlin tertawa mendengarnya "Udah ah, daddy sama mommy ada-ada aja. Herlin pergi dulu ya sama Jingga?"
Zergan dan Bella mengangguk mengizinkan, lalu Jingga dan Herlin pun pergi dengan mengendarai mobil yang di bawa oleh Jingga.
Cllara sedari tadi mengamati semuanya dari lantai atas, ingin sekali ia berada di posisi Bella dan Zergan. Herlin selalu meminta izin pada mereka beruda jika ingin melakukan sesuatu.
Bukankah ia mempunyai hak juga?
Harusnya Herlin juga meminta izin padanya, bukankah ia adalah orang yang melahirkan gadis itu?
Bolehkah Cllara egois untuk saat ini?
Tapi..
Di saat ia ingin kembali egois dan berjuang untuk merebut haknya, bayang-bayang Varen yang selalu menyiksanya selalu muncul dan menggagalkan niat buruknya itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
HERLINA [END]
Teen Fiction⚠️cerita ini hanya di publish di lapak @Rhea_margareth, jika kalian menemukan cerita dengan alur seperti ini di lapak orang lain berarti itu plagiat‼️ SEQUEL CERITA : Transmigrasi Bella Tentang bagaimana Varen membalas perbuatan Cllara, hingga memis...