Heyy!! maaf ya aku baru bisa up sekarang😞🙏
Ayoo kasih aku semangat, dan komen di setiap paragraf!!
||Happy Reading||
Tangan Thira mengepal kuat setelah mendengar suara dari keempat laki-laki itu, ia masih jelas mengingat bagaimana suara sang pelaku.
Dan benar saja, salah satu dari keempat orang itulah pelakunya. "Jadi siapa pelakunya?" tanya Buk Ayu.
Drrt.. drrt..
Suara handphone yang berdering itu mengalihkan fokus mereka, handphone yang berdering itu adalah handphone milik Thira "Em, permisi sebentar. Mau ngangkat telfon." ujar Thira berjalan sedikit menjauh dari mereka semua.
"Hallo?"
"Jangan katakan yang sebenarnya, atau kedua orang tua kamu yang akan terkena akibatnya." suara berat dari seberang sana terdengar begitu tegas penuh ancaman.
"Jangan memperumit semuanya dengan kasus kecil seperti itu. Pergi, temui Saya di apartement, nih sekarang Saya sherlock."
Thira sangat marah mendengar Pria itu menyepelekan kasusnya, tapi ia tidak berani bertingkah jika orang tuanya lah yang menjadi taruhan "Apa maksud lo hah! kasus kecil?!"
"Jangan berlebihan, cepat temui Saya. Saya beri kamu waktu tiga puluh menit dari sekarang."
Tut!
Setelah panggilan itu di tutup sepihak, Thira berlari keluar dari ruang guru meninggalkan mereka semua yang memanggil-manggil diringa. Ia tidak mempedulikan semua itu, ia harus segera pergi menemui Pria misterius yang menelfon nya barusan. Thira tidak akan membiarkan orang tuanya kenapa-napa.
****
Herlin berjalan hendak kembali ke dalam ruang kelas, walau bel istirahat sudah berbunyi. Ia tadi sempat mengejar Thira namun segera di tahan oleh Satpam yang berjaga di gerbang.
Herlin berjalan di koridor sendirian, tatapan para siswa dan siswi yang berada di sana sedikit membuatnya risih dan kurang nyaman. Maka ia memutuskan untuk mempercepat langkah kakinya.
"Princess, Lo gak ke kantin?"
Suara yang begitu familiar itu membuat Herlin menoleh, dan benar saja di sebelahnya sudah ada Jingga yang tersenyum manis padanya "Hei? kok ngelamun sih?"
"Eh, enggak. Gak ngelamun." sahut Herlin cepat.
"Ooh. Em, udah lama ya kita gak main bareng? gimana kalau malam ini kita makan malem bareng? sambil jalan-jalan juga." tanyanya sebari merangkul pundak gadis itu, sedangkan Herlin, gadis itu telihat santai saat di rangkul oleh Jingga.
"Gak di bolehin keluar malam lagi."
"Tenang, soal izin-mengizin gue jagonya. Gak usah di pikirin soal itu mah!" Jingga tersenyum kala Herlin mengangguk kan kepalanya.
Tanpa mereka ketahui, ternyata sedari tadi Arga memperhatikan mereka dari jarak yang lumayan jauh, laki-laki itu menatap lekat tangan Jingga yang merangkul Herlin, ia tidak menyukai hal itu.
Arga tidak ingin kalah, atau mengalah jika soal hati, cinta, dan perasaan. Apa yang ia anggap miliknya hanya miliknya. "Berani sekali dia menyentuh miliku."
KAMU SEDANG MEMBACA
HERLINA [END]
Teen Fiction⚠️cerita ini hanya di publish di lapak @Rhea_margareth, jika kalian menemukan cerita dengan alur seperti ini di lapak orang lain berarti itu plagiat‼️ SEQUEL CERITA : Transmigrasi Bella Tentang bagaimana Varen membalas perbuatan Cllara, hingga memis...