22. Aku Bukan Anak Papa

1.4K 57 23
                                    

Hallo!! akhirnya aku bisa update, kuy baca!! jangan lupa follow lapak ini ya sebelum baca!!



||Happy Reading||








Yulia sangat senang malam ini, karena Jingga mengajaknya jalan-jalan. Saat ini mereka sedang berada di sebuah restoran untuk makan malam bersama. "Kena angin apa lo hari ini? kok tumben ngajak gue jalan-jalan?" Tanya Yulia sebari meminum-minuman yang ia pesan tadi.

"Gue ngajak lo jalan, karna gue mau lo bantu gue biar bisa cepat jadian sama Herlin." Sahutnya sebari memakan sisa makanan yang sudah ia makan sejak tadi.

Yulia merutuki dirinya sendiri, harusnya ia tidak perlu menanyakan hal itu jika akhirnya jawaban Jingga akan menyakiti hatinya. "Lo mau kan, bantu gue?"

Tangan gadis itu terkepal, namun ia tetap tersenyum pada Jingga. "Terserah lo." Sahutnya, entah mengapa timbul rasa kesal pada Herlin di hatinya.

"Kenapa harus lo? Herlin? Apa yang Jingga suka dari diri lo?" Batin Yulia.

****

Setelah pulang dari sekolah Herlin tidak langsung kembali ke rumahnya melainkan ia pergi ke rumah Arga, karena masih bingung dan belum tau apa yang harus ia perbuat ketika ia pulang. Ia juga enggan bertemu dengan Varen untuk saat ini.

Herlin baru pulang setelah hari sudah mulai gelap dan bintang-bintang berkilauan di atas sana.

Herlin berjalan gontai memasuki gerbang rumahnya pandangan gadis itu terus menunduk menatap ke bawah, sampai ia tidak menyadari keberadaan Pak Broto di post satpam. "Non? kok baru pulang? tadi saya jemput ke sekolah, satpam di sana bilang Non Herlin udah pulang."

"Bapak kepo banget jadi orang." Gumam Herlin yang berlalu begitu saja dari hadapan Pak Broto.

Gadis itu masuk ke dalam rumah, baru saja ia memasuki rumah tatapan tajam dari Zergan membuatnya terdiam "Dari mana kamu? kenapa baru pulang?" Tanyanya dengan nada suara yang serius.

"Jawab, Herlin. Daddy udah maklumi kamu pulang di malam hari, tapi bukan berarti kamu bisa pulang malam setiap hari." Tegasnya penuh penekanan.

"Iya Herlin, kami itu khawatir sama kamu. Mommy gak mau kamu kenapa-napa." Sambung Bella menghampiri nya.

"Maaf."

Hanya itu yang bisa Herlin katakan pada Kakek dan Neneknya saat ini.

"Udah Papa bilang berapa kali sama kamu? Arga, cowok itu bawa pengaruh buruk buat kamu." Entah dari mana munculnya Varen, tiba-tiba saja Pria itu muncul dari arah tangga.

Melihat kedatangan Varen, kedua tangan gadis itu mengepal kuat. "Segitu sayangnya kalian sama aku?"

Mendengar ucapan Herlin barusan, tentu saja mereka bertiga terkejut. "Apa maksud kamu!?" Ini pertama kalinya Zergan berbicara dengan nada tinggi padanya.

Sungguh, hal ini membuat perasaannya hancur.

"Kalian semua pembohong! dari kalian bertiga, gak ada yang benar-benar sayang sama aku!" Sahut Herlin dengan air mata yang perlahan menetes dari pelupuk matanya.

Plak!

Satu tamparan keras melayang di pipi Herlin, tamparan yang membuat kepala Herlin tertoleh ke samping. Bukan, kali ini bukan Varen yang menamparnya melainkan Zegan, Pria yang sangat baik dam lembut padanya itu memperlihatkan sisi lain dari dirinya, yang belum pernah Herlin lihat.

HERLINA [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang